Angelica memijat pelipisnya dan mengedarkan pandangannya menyusuri semua sudut ruangan. Kamar yang begitu luas dengan dekorasi yang elegan dan tirai putih yang menjuntai hingga kelantai tertiup angin membuat suasana kamar terasa sejuk.

"S-saya ada dimana?" Tanya Angelica pelan dan nyaris tak terdengar.

Wanita cantik paruh baya itu tersenyum dan mengusap puncak kepala Angelica.

"Kamu ada dirumah tante, kami menemukanmu pingsan dijalan" Jawabnya.

Angelica terdiam dan kembali mengingat sesaat sebelum ia tidak sadarkan diri.

"Sungguh menyedihkan" Bisik Angelica dalam hati dan tanpa sadar kedua sudut bibirnya tertarik keatas, membentuk seulas senyum tipis, senyum yang begitu dingin dan miris. "Terima kasih tante"

"Sama-sama sayang. Sekarang sebaiknya kamu makan, karena perut kamu itu perlu di isi" sahutnya kemudian mengambil makanan yang sudah tersedia diatas nakas dan tanpa sungkan tangannya begitu terampil menyuapi Angelica.

Angelica yang tidak enak hati akhirnya menerima suapan itu tanpa protes.

"kalau boleh tante tau namamu siapa?" Tanyanya lembut lalu menatap dalam Angelica.

Angelica menghela nafas berat lalu tersenyum.

"Angelica... Nama saya Angelica. Tapi tante bisa panggil saya Lica"

Jawaban Angelica membuat wanita paruh baya itu tersenyum.

"Baiklah Lica, kalau begitu mulai sekarang kamu akan tinggal bersama tante, dan perkenalkan nama tante Rena"

Air mata Angelica langsung luruh membanjiri pipinya, bagaimana mungkin ada orang yang sebaik ini? Bahkan Rena baru saja bertemu dengannya.

"Tan... Hikss"

"Sssttt... Jangan menangis sayang" Rena membawa Angelica ke dalam pelukannya dan tangis Angelica pun pecah dalam dekapan hangat Rena.

☆☆☆

Sudah empat hari Angelica tinggal di rumah Rena, dan Rena benar-benar menganggap Angelica seperti putrinya sendiri, begitupun dengan Angelica yang merasa sangat nyaman tinggal bersama Rena.

Sedangkan disisi lain, Orlando hari ini baru di ijinkan pulang, Lian bahkan tidak pernah pulang sejak Orlando dirawat di rumah sakit. Sementara Nancy hanya bisa menghela nafas berat karena Orlando sendiri yang meminta untuk membiarkan Lian merawatnya.

Tapi walau begitu Nancy tidak tinggal diam dan lepas tangan soal Angelica. Nancy mengerahkan semua orang-orangnya untuk mencari keberadaan Angelica. Terlebih Nancy sangat terpukul saat tau Angelica diusir dengan tidak hormat dari apartemen yang selama ini menyimpan banyak cerita untuknya.

"Sebenarnya aku tidak mau pulang, tapi aku rasa Mamamu ingin bicara berdua saja denganmu" Ucap Lian saat mereka bertiga sampai di rumah Nancy.

Selama masa pemulihan, Nancy mengharuskan Orlando tinggal bersamanya, jadilah Orlando dibawa pulang ke rumah dengan begitu Lian juga tidak akan seenak jidatnya mendatangi Orlando, apalagi sampai menginap.

Orlando tersenyum tipis dan Lian pun mengantarkannya kekamar.

"Baiklah aku pulang" Pamit Lian.

Namun belum sempat Lian melangkahkan kakinya Orlando justru mencekal tangannya dan menarik tangannya lalu memeluknya.

"Terima kasih" Bisik Orlando tepat ditelinga Lian.

Gadis itu tersenyum dan kemudian melumat bibir Orlando sekilas. "Aku senang merawatmu, jadi jangan berterimakasih" Ucap Lian lalu kembali memeluk Orlando.

AngelicaWhere stories live. Discover now