Bab 9

2.7K 339 44
                                    

TANGAN Stella gemetar tidak terkendali. Keringat dingin mengucur deras di dahinya. Di depannya, Bintang, Rangga, dan Jojo menatapnya dengan tajam.

Stella sama sekali tidak bisa bergerak sekarang. Satu-satunya jalan agar ia bisa kabur dari tiga makhluk di depannya hanyalah dengan cara berjalan mundur yang itu artinya ia akan terjatuh dari ketinggian sepuluh meter di atas permukaan tanah. Jika Stella melompat dari tempatnya, sudah pasti ia bakal celaka. Mati sih nggak, tapi minimal akan ada bagian tubuh yang bakalan patah. Dan jelas saja ia tidak mau itu terjadi.

"Ma-mau apa lo bertiga?" Stella tergeragap.

Bintang tersenyum sinis. "Kayaknya, ngancem lo pakai foto ngerokok nggak terlalu mempan, deh!" Bintang merogoh HP-nya dan mengutak-atiknya sebentar. Begitu mendapati apa yang ia cari, wajahnya langsung meringis. Ia memperlihatkan HP-nya ke arah Rangga dan Jojo.

Begitu Rangga dan Jojo melihat layar HP Bintang, keduanya langsung bersiul keras.

"Gila, Man! Nggak nyangka gue kalo nih cewek ...." Rangga tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. Ia menatap Stella sambil menggeleng takjub.

Bintang tersenyum. "Ini sih belum seberapa." Bintang kembali menekan-nekan layar HP-nya dengan Rangga dan Jojo yang melihat di kiri-kanan.

Rangga dan Jojo tidak henti-hentinya mengeleng-gelengkan kepala saat melihat apa yang ditunjukkan Bintang di HP-nya.

"Seksi abis!" gumam Jojo, sembari bergantian menatap Stella dan layar HP Bintang.

Stella yang berada di hadapan mereka, sudah merasakan firasat buruk. Ia yakin, apa yang ditujukan Bintang lewat HP-nya, sudah pasti menyangkut dirinya dan pastinya itu sesuatu yang buruk.

"Ngeliatin apa lo bertiga?" Stella berusaha membuat suaranya terdengar lantang, sayangnya yang keluar justru suara waswas.

Bintang kembali tersenyum. "Mau tau? Nih!" Bintang memperlihatkan layar HP-nya ke arah Stella.

Stella terperangah. Ia benar-benar tidak percaya melihat apa yang ditunjukkan Bintang. Foto hot-nya yang benar-benar memalukan terpampang jelas di hadapannya. Foto yang bahkan bisa dibilang sebagai aib!

"Da-darimana lo dapat foto itu?" tanya Stella, tidak percaya.

"Darimana?" ulang Bintang. "Berarti banyak dong yang nyimpan foto-foto lo? Ckckck ... ternyata lo itu nakal juga, ya?"

Wajah Stella langsung merah padam.

"Ga," Bintang menoleh Rangga, "kalo seandainya lo punya foto ini, lo bakal taro foto ini di mana, terus lo gunain buat apa?"

"Hm ...," Rangga terlihat berfikir-fikir. "Kalo gue sih, mungkin tuh foto bakal gue taruh di meja belajar. Biar nanti kalau gue lagi ngantuk pas belajar, gue bisa melek lagi kalau liat tuh foto."

"Huahahaha ...." Bintang tertawa keras. "Kalo elo, Jo?"

"Kalo gue, bakalan taro tuh foto di depan tempat tidur. Biar kalau gue tidur, gue bisa mimpiin dia, hahahaha ...." Jojo beserta Bintang dan Rangga kembali tertawa.

"Elo sendiri?" tanya Rangga dan Jojo ke arah Bintang.

"Kalo gue nih, ya---gue bakal taro tuh foto di depan pintu kamar gue," sahut Bintang.

"Buat?" Rangga dan Jojo mengernyit.

"Buat ngusir setan, biar nggak masuk kamar gue. Huahahaha ...." ketiganya langsung tertawa keras.

"Atau ... Atau ...," Bintang kembali bicara, "tuh foto gue jual ke pejabat-pejabat. Kali aja gue dapat uang banyak."

"Whahahaha ... parah lo!" gumam Rangga.

Bulan untuk Bintang (Daylight) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang