Arzaylea mendengus kesal. "And by the way, just so you know, I know where you're at right now."

"No, you don't."

"Jakarta, eh?" cibir Arzaylea. "Reunited with that Dentist?"

Luke menganga. "H-how c-could you know?"

"It's okay, Lukey. I won't tell anyone."

"Answer me, Arz. How could you know?"

"She's such a good writer too," kata Arzaylea, tidak menghiraukan pertanyaan Luke.

"What are you tryna say?"

Arzaylea tertawa kecil. "Check your timeline up, Luke."

Arzaylea memutus sambungan telepon itu, meninggalkan Luke yang kebingungan. Tak bisa ia pungkiri, hatinya terusik rasa penasaran. Lalu, ia membuka Twitternya lagi.

@kissmeluke  LEAKED! Velvet's Poem —to Luke Hemmings?

Hampir semua akun yang me-mention-nya menyertakan foto itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hampir semua akun yang me-mention-nya menyertakan foto itu. Tapi ia masih belum mau menyimpulkan bahwa tulisan itu benar-benar milik Velvet.

Jika pun iya, untuk apa? Dirinya jelas-jelas sudah berada di sini sekarang.

Luke menghela napas, sadar bahwa mungkin hubungannya dengan Velvet tidak akan berjalan semulus yang ia kira.

"Sushi time!" seru Velvet saat mendorong pintu kamarnya, membawa serta kantung Sushi Tei.

"Hi."

"Hi?" Velvet duduk di samping Luke, membuka pesanannya tadi.

"You wrote this?" tanya Luke sambil mengarahkan layar ponselnya pada Velvet.

Velvet tersentak. Foto yang ia post beberapa hari lalu itu, kini, telah tersebar luas. Ia bahkan hanya mem-post di second account-nya yang di-protect.

Siapa anjir yang cepu, batin Velvet.

Perempuan itu berdeham. "I did. That was when they first figured me out and you were still on tour. I didn't know how to express my feeling so I wrote it down instead."

"You must've been aware that their eyes are all on you now. Watch what you're doing," kata Luke dingin.

"Listen," ujar Velvet sambil meletakkan Dragon Roll-nya di kasur. "I posted it in my private account. How could it be leaked?"

"Just don't ever do that again, okay, Vellie?"

"But, Luke, I'm a writer."

"For God's sake, just don't!"

Mendengar suara pria di hadapannya itu meninggi, Velvet merasa terintimidasi. Ia beringsut mundur, lalu menunduk.

Stupid Luke, batin Luke saat melihat raut wajah takut Velvet. Ia lalu meraih tangan perempuan itu, mengelusnya lembut.

"I'm sorry," katanya. "It's for your own good, Vellie. Please understand that."

Velvet masih menunduk, sibuk mengaduk-aduk shoyu dengan sumpitnya. Luke menghela napas, lalu ia merampas sumpit itu pelan, menjepit salah satu sushi, mencelupkannya ke shoyu, dan menyuapinya pada Velvet.

"And I'm here now. Don't have to worry about anything," kata Luke lagi. "I'm all yours."

Velvet tersenyum samar. "This still feels like a dream to me."

"What?"

"Being with you. Being yours."

Terdengar suara derap langkah kaki, namun baik Velvet maupun Luke tidak ada yang menyadarinya karena sibuk makan sambil sesekali tertawa. Barulah ketika suara melengking seorang wanita menggema, keduanya panik bukan main.

"Vellie? Ada siapa di dalem?"

Lalu gagang pintu itu membuka.

jengjeng

mulmed anju megap2 gue liatnya

Middle Row ♪ Hemmings | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang