[9] Ares - Starting

3.9K 433 108
                                    

Selama dua jam terakhir, aku hanya bisa duduk bosan menahan kantuk sambil bersandar di punggung kursi sementara perbincangan-perbincangan mengenai topik yang sama terdengar di sekelilingku. Ayolah, sekarang sudah lewat jam tidur panti asuhan dan mereka semua belum puas mengobrol tentang turnamen penentuan Anak-Anak Fasis sejak tadi pagi.

Kemarin malam, sebelum perburuan iblis Penghisap dilaksanakan, televisi sihir kembali diaktifkan agar kami bisa menyaksikan potongan-potongan tayangan ulang turnamen di Athena. Dan demi janggut kambing Sir Earnest, sepasang sayap berupa kobaran api biru itu benar-benar menyita perhatian! Calter benar, setengah gargoyle berkekuatan magis yang kemampuannya menandingi senior-senior di Empire Athena memang sungguh ada, dan dia akan tiba di New Orleans bersama kelima temannya dari Empire Berlin sekitar ... aku tidak tahu berapa lama lagi. Pasalnya setiap kali aku bertanya, Sir Earnest hanya akan menjawab 'sebentar lagi' atau 'bersabarlah' atau 'mungkin ada masalah' sampai aku mampu menebak kalimat mana di antara tiga itu yang akan ia jadikan jawaban di pertanyaanku berikutnya.

Aku sudah mencoba tidur dari awal kedatanganku kemari, namun sepertinya aku hanya bisa pulas di meja ruang makan, bukan di Ruang Perencana.

"Sudah tengah malam." Sir Earnest menghela napas setelah melihat arlojinya. "Maaf, jika aku tahu mereka akan setelat ini, aku pasti menyuruh kalian tidur dulu."

"Tidak apa-apa, Sir." Axel menguap. "Asal kau meliburkan Mrs. Angie hari ini agar ia tidak bisa memaksa kami untuk bangun pagi."

Sir Earnest baru akan menjawab ketika pintu tiba-tiba berderit terbuka. Belasan kepala sontak mengangkat secara bersamaan dari posisi tidurnya, semua obrolan terhenti seketika. Kami memandang penuh harap ke arah pintu.

Aku sudah kecewa ketika Charity-lah sosok yang muncul dari balik pintu, namun kemunculannya diwarnai senyuman lebar. "Mereka sudah datang," katanya sumringah. Ia kemudian menyingkir dari jalan dan menarik pintu agar terbuka lebih lebar.

Anak-Anak Fasis yang ditunggu itu pun akhirnya memasuki ruangan. Empat laki-laki dan dua perempuan—enam orang yang pernah eksis di televisi sihir. Mereka mengenakan seragam perburuan, yang omong-omong modelnya sama seperti milik setengah gargoyle Empire New Orleans (dasar sihir tidak kreatif!), namun dengan jaket kulit berwarna dasar biru tua alih-alih hitam.

Sir Earnest bangkit berdiri, entah karena antusias atau sekedar formalitas. "Willkommen," ucapnya. Aku tidak paham bahasa Jerman, namun aku yakin yang satu itu berarti selamat datang.

Charity mempersilakan mereka untuk duduk di enam kursi yang telah disiapkan agar letaknya berdampingan. Yah, kami memang tak pernah kehabisan tempat kosong di meja Ruang Perencana. Kematian para setengah gargoyle di setiap malam mengiringi bertambahnya kursi-kursi kosong itu.

Sir Earnest mengucapkan sesuatu yang tak kumengerti lagi sebelum ia kembali duduk di kursinya. Mungkin memperkenalkan diri—karena aku mendengar namanya disebut-sebut.

"Tidak apa-apa, kami bisa bahasa Inggris," kata salah satu dari empat lelaki di antara Anak-Anak Fasis tersebut. "Namaku Garrick Steen. Senang bertemu dengan Anda, Mr. Earnest."

"Saya William Fortles," ujar pemuda lain yang letak duduknya paling ujung; dekat Fierce.

Gadis berambut merah di sebelah Garrick melambai kecil. "Zane. Zane Westheart."

"Ilessa Teal." Gadis lain menimpali sambil tersenyum manis, yang kupikir menjadi alasan utama mengapa Axel mendadak terdengar seperti tersedak ludahnya sendiri.

"Aku Haynes Lynch," kata pemuda yang kedua terakhir mengenalkan diri. Kemudian ia menyenggol lengan lelaki di sampingnya.

Tidak salah lagi, itu dia si setengah gargoyle bersayap api! Ia bersandar, melipat tangan di depan dada, dan berkata dengan nada suara paling mengintimidasi yang pernah kudengar, "Zev. Panggil saja begitu."

Empire: The Fallen AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang