[1] Ares - Beginning? Not Really

21.1K 1.1K 251
                                    

Karena suasana yang begitu tenang nan sepi di koridor panti asuhan, aku tergoda untuk menyetel lagu Now Watch Me Whip dan berjoget. Namun sayangnya ini bukan waktu yang tepat, jadi aku meneruskan berjalan sendiri menyusuri koridor sambil sesekali melihat ke belakang, memastikan tidak ada yang mengikuti atau yang lebih buruk melihat penampakan Freddy Krueger.

Langkahku terhenti di dekat patung gargoyle berukuran kecil yang terletak di atas meja televisi. Wajah mengkerut patung itu menatapku seolah berkata, Kau jelek, yang sebenarnya tidak benar. Aku menoleh sekali lagi, sebelum akhirnya memutar tubuh si gargoyle ke kanan dengan hati-hati.

Tepat di sebelah kakiku, lantai bergejolak dan membelah sendiri. Aku tersenyum miring melihat munculnya lubang berukuran sedang yang akan menjadi aksesku untuk masuk ke bawah tanah. Tanpa basa-basi, aku melompat ke dalam lubang selagi pintu magis di lantai kembali menutup secara otomatis.

Dasar lubang tersebut tidaklah dalam, mungkin hanya berjarak sekitar tiga atau empat meter dari atas. Pokoknya tidak cukup untuk membuatku cedera atau jatuh dengan posisi memalukan. Lagipula aku sudah melompat ke dalam lubang yang sama selama jutaan kali. Sudah menjadi rutinitas tiap malam.

Saat aku berdiri, deretan obor-obor menyala sendiri di kedua sisi dinding, menerangi jalan di kegelapan menuju sebuah ruangan di ujung lorong. Aku berjalan santai mengikuti jalur tersebut, mengabaikan belasan pintu-pintu yang berdiri kokoh pada dinding lorong. Tidak sampai semenit, aku sudah tiba di akhir jalan. Pintu dua sisi berwarna merah terpampang di hadapanku, menunggu untuk dibuka.

Tanganku mendorong pintu tersebut tanpa ragu, kemudian aku masuk ke dalam ruangannya yang tentu saja tidak asing. "Halo, maaf terlambat," ucapku seraya menutup pintu.

"Kebiasaan, Redwood," komentar sebuah suara yang tidak lain ialah milik Sir Earnest, pria berjanggut kambing pemilik panti asuhan yang bekerja sampingan sebagai pemimpin organisasi rahasia.

Ruangan ini mirip dengan perpustakaan, namun dengan tambahan meja oval raksasa di tengah ruangan yang mampu menampung puluhan orang untuk berdiskusi bersama. Tepat di ujung meja, duduklah Sir Earnest di atas kursi terbesarnya.

Aku duduk di kursi kosong yang berada di antara seorang lelaki berkacamata dan perempuan berambut pirang—nyaris putih. Melihat keduanya, aku tercengir, "Apa cuma aku yang telat?"

"Seperti biasa," jawab perempuan itu tenang tanpa minat.

"Eh ya, kau pasti ketiduran lagi, ya?" Lelaki berkacamata menyahut, lebih ramah.

"Insomniaku kambuh." Aku menghela napas. "Uh, jadi Sir, maaf aku tidak tahu perburuan apa yang kita lakukan hari ini, jadi—"

Sir Earnest berdeham kencang, memotong perkataanku. "Duabelas pejalan kaki di Saint Peter Street tewas kehabisan tenaga usai energi mereka disedot habis oleh para iblis Penghisap yang tersebar di sana. Misi malam ini adalah bersihkan Saint Peter Street."

"Oh." Aku mengerjap. "Baiklah."

Sebenarnya, aku tentu tahu para iblis Penghisap tidak hanya sedang berkeliaran di Saint Peter Street, beberapa jalan lain pasti juga sedang dihuni mereka. Akan tetapi Sir Earnest jelas tidak akan memberi dua misi dalam semalam, jumlah anak-anak 'tak biasa' seperti semua yang berada di dalam ruangan ini bahkan tidak mencapai limapuluh orang. Mendatangi dua atau lebih kawasan iblis Penghisap dalam satu waktu bukanlah tindakan bijaksana.

"Kalian sudah tahu rencananya." Seorang gadis belia di samping Sir Earnest mengetuk meja dengan palu. Palu betulan. "Ayo mulai sekarang!"

Kami semua bangkit dari duduk, keluar dari Ruang Perencana menuju ruangan lain yang menjadi tempat penyimpanan senjata melawan iblis.

Empire: The Fallen AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang