Bab 11

2.4K 224 276
                                    

Mba marie & icha kan udh kekelonan sama ari tuh, nah, ini buat malmingan yg belom peyuk2 ari ya.

Ditunggu voment nya. Terutama yg janji vote kl ari publish.

------------------------------------------

Ari

Dia selalu muncul di setiap mimpi indah dan mimpi burukku.

***

"Ari..."

Ary...

"Ari..."

Ary...

Aku terbangun terduduk terperanjat terengah. Di mana aku?

Mataku nanar menatap sosok di depanku.

Sophia...?

Aku ingin memeluknya, tapi kesadaranku datang menghantam.

"Mi..."

Mami memilih menginap untuk menemaniku dan menuntut cerita lengkapku. Tangannya tak pernah lelah membelaiku. Menenangkanku.

Aku tak lagi sakit sendiri.

Tapi mengulang cerita itu, membawa kembali kisahnya ke alam bawah sadarku, hadir sebagai mimpi buruk.

"Ari..."

Aku masih terengah.

Papi berdiri di ambang pintu, Rey duduk di tepi ranjang. Fabian mencengkeram bahu wanitanya.

Aku bersama keluargaku.

Aku aman.

"Minum dulu, Mas." Rey mengulurkan segelas air lalu Mami membantuku minum.

Aku masih mengatur napas ketika ponselku berkedip. Pasti dari UK. Di sana masih pukul tujuh malam. Kusambar saja.

"Nugraha."

"Rie."

Marcell

"Kita kecurian lagi. Kampret!"

Kumatikan ponselku dan kulempar sembarang.

Aku ingin tidak peduli, ingin sekali. Tapi Sophia menyerahkan perusahaannya padaku. Bagaimana mungkin aku tidak peduli jika itu maunya. Aku ingin acuh, tapi aku terlalu mencintainya.

"I do love her so much." Sampai sekarang, cintaku masih utuh untuknya. Tanpa sadar aku mengerang.

"Mami tau, Sayang."

"Kalau dia tidak sakit, mungkin dia akan bernasib seperti orangtuanya."

Mami terus menenangkanku.

"Udah, Rie, bentar lagi kan gue ke Paris. Nanti gue ke UK deh. Bantuin ngurus BlackCo."

"You have to."

Aku bisa merasakan keterkejutannya.

"Kenapa?"

"You're my beneficiary."

"Haahhh???"

"Who else?"

Yah, siapa lagi yang akan menjadi ahli warisku. Hanya tinggal satu Nugraha yang lain. Fabian. Yang sekarang sedang menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Tapi ekspresi kacaunya sedikit menurunkan emosiku. Aku lebih tenang sekarang.

Maaf.

Tapi wajah bodohmu terlihat sangat lucu, Fab.

"Bantu adikmu, Ian."

Kupu-Kupu Jangan Pergi [18+ End]Where stories live. Discover now