Bab 7

1.8K 168 90
                                    

Happy b'day, Ari.
Ini hadiah ulang tahun ari ya. Semoga yayang2nya Ari suka.

Warning. Mengandung unsur dewasa 20+
Yang KTP nya masih 2 thn, apalagi belom punya KTP, dilarang keras baca.
Kalo masih nekat, sa kutuk jadi kodok burik.

Ari

Tanpa sadar, aku sudah berada di dalam taksi dan sudah menyebutkan alamat rumahnya. Duduk menatap jalan yang berlari di luar, aku merasa ini sudah benar. Aku akan kembali padanya.

***

Tidak ada yang berubah. Masih rumah yang sama. Hangat dan menyenangkan. Mobilnya terparkir. Dia ada di dalam. Kubuka pintu depan dengan kunci yang sejak awal sudah bersanding dengan kunci flatku.

Sepi.

Aku melangkah perlahan menuju kamarku. Kubuka pintunya. Masih rapi. Lukisan potraitku masih ada. Kubuka lemariku, bajuku masih tersusun rapi. Harumnya membuatku ingin mengganti pakaianku yang sudah kotor. Aku memutuskan mandi.

Setelah segar, aku keluar untuk menjumpainya.

Bergetar kubuka pintu kamarnya. Ranjangnya kosong.

Di mana dia?

Kuarahkan pandanganku ke sekeliling kamar. Dan tatapanku terpaku pada sosok yang terbalut selimut di loveseat di samping jendela.

Dia.

Tertidur.

Kenapa ada selang infus di tangannya?

Aku melangkah perlahan, tidak ingin menggangunya. Aku hanya mengenali dari rambutnya yang tergerai di bantal, menjuntai ke sisi loveseat. Tidur miring, dia memunggungiku. Aku tidak bisa melihat wajahnya.

Tiba-tiba kudengar pintu menceklik, membawa masuk seorang gadis dengan pakaian perawat memegang kotak stainless kecil. Kami saling memandang sesaat dan sama-sama terkejut.

"Siapa Anda?" Aku bersiaga

"Siapa Anda?" Dia bersiaga.

Kami bertanya bersamaan.

Tiba-tiba matanya terperanjat, mulutnya terbuka. "Anda lelaki di lukisan itu." Dia menunjuk kamarku.

Aku mengangguk. Dan wajahnya terlihat lega.

"Maaf, saya kira Anda pencuri."

"Siapa Anda?"

"Aku Evelyn, aku baru dua bulan ini merawat Miss Blackwood." Dia menurunkan sedikit lututnya, menghormatiku.

"Merawat Sophia?"

Baru dua bulan merawat Sophia?

Ada apa ini?

Aku masih terperangah ketika dia memeriksa selang infus yang menempel di lengan kekasihku.

Kekasihku?

Masihkah dia kekasihku?

Aku telah semusim meninggalkannya.

Aku merasa sebuah gerbong kereta menabrakku.

Aku berdiri di sampingnya, memperhatikan sang perawat bekerja. Ketika dia merapikan rambut yang menutupi wajah kekasihku, aku tersentak. Dia pias sekali.

Aku duduk terperosok berlutut di sampingnya.

"Anda ingin membangunkannya?" Evelyn bertanya sopan.

"Dia sedang tidur."

"Ini waktunya untuk minum obat. Dan dia sudah tidur seperti ini lebih dari tiga jam. Seharusnya dia tidur di ranjang. Tapi dia lebih senang tidur di sofa ini. Dia selalu memandang ke luar. Seperti sedang menunggu seseorang datang."

Kupu-Kupu Jangan Pergi [18+ End]Where stories live. Discover now