Model?

17.1K 1.1K 32
                                    

cuma kamu, yang bisa membuat hati ini bergetar, dan pikiran ini tak fokus, dan itu karena kamu, hanya kamu, gadis cantikku.

.

Cinta itu buta, kalau kakak melihat, kakak nggak akan suka denganku. Karena aku hanyalah gadis gendut, dengan wajah pas-pasan.

.

"Fan, gue duluan ya mau dandan dulu biar cakep nanti pas acara seleksi." Jelita lalu keluar dari mobil Zayyan, sebelumnya dia sudah berterima kasih kepada Zayyan karena telah memberi tumpangan untuk dirinya dan Rafanda.

"Boleh bicara sebentar?" Tanya Zayyan saat Rafanda ingin turun dari mobil Zayyan.

"Bicara apa? Jangan lama-lama, kalau lama aku kasih tarif." Rafanda kembali duduk manis di kursi penumpang.

"Kamu mau ikut acara seleksi model?" Tanya Zayyan sedikit canggung, takut rafanda tersindir.

"Emangnya bisa? Aku nyadar kali kak kalo aku ini gendut, jadi nggak mungkin kan aku mau ikutan! Aku ke sini itu cuma mau nemenin si Onta." Zayyan menarik nafas, ternyata Rafanda tidak marah karena pertanyaan tadi.

"Onta? Siapa?" Zayyan menampakkan wajah bingungnya.

"Jelita, temen aku yang tadi, aku biasa manggil dia dengan sebutan onta."

"Oh, yaudah ayo kita ke dalam." Zayyan turun dari mobil nya dan segera berlari mengelilingi mobilnya membukakan pintu untuk Rafanda.

"Ya allah, dasar Onta Lola, emangnya gue pembantu nya apa suruh bawa peralatannya." Rafanda menggerutu sambil membawa alat make up jelita.

"Sini, biar saya bantu." zayyan menawarkan bantuan.

"Nggak usah Kak, lebih baik Kakak jalan di depan jangan di samping Aku." Zayyan menuruti perintah Rafanda, Dia jalan terlebih dahulu masuk ke dalam mall.

Dan di dalam mall tersebut sudah sangat penuh, di penuhi para manusia yang ingin menjadi model dan juga penonton, membuat Rafanda mengelus dada nya, menahan emosi agar tidak marah-marah, karena tidak bisa menerobos kerumunan manusia.

"Arrghh, udah tau badan gue gede, sekarang nih orang pada nggak mau minggir." Rafanda berusaha menerobos para penonton namun tetap tidak berhasil.

"Ikut saya!" Zayyan menggandeng tangan Rafanda dan mengajak rafanda melewati para penonton yang langsung menyingkir ketika melihat Zayyan, hanya dengan mengucapkan kata 'permisi', dan banyak pula yang meneriaki nama Zayyan dengan histeris.

"Kenapa pada neriakin Kak Zay ya? Emangnya dia siapa? Setau ku dia itu cuma laki-laki kurang kerjaan yang sial karena ketemu aku." Suara batin rafanda.

Dan tidak terasa Rafanda sudah sampai di depan panggung dan Zayyan menyuruhnya untuk duduk di sana.

"Kamu duduk di sini saja, kamu bisa lihat teman kamu dengan jelas."

"Tapi kak, ini kan tempat khusus orang penting"

"Kamu juga orang penting kok,"

"Kamu juga orang penting, orang penting di dalam hatiku." lanjut Zayyan di dalam hatinya.

Dan Rafanda hanya diam hingga acara itu berakhir.

*
Acara sudah selesai dan sekarang para calon model sedang istirahat dan menunggu hasilnya, dan Jelita pun menghampiri Rafanda, sahabatnya yang sudah rela meninggalkan tidur siangnya hanya demi dirinya.

"Fan, lo kenapa sih? Kok dari tadi diem aja. Lo liat tuh di depan lo ada makanan kesukaan lo." Jelita bingung melihat sahabatnya, biasanya Rafanda pasti akan menghabiskan apapun yang ada di depannya, dan itu habis dalam hitungan menit.

"Gak mood, gue ngerasa di bohongin."

"Di bohongin? Sama siapa? Sama gue ya? Maafin gue Fan kalo gue punya salah." Jelita memeluk Rafanda.

"Lo apaan sih Nta, bukan elo kok yang udah bohongin gue, tapi tuh yang jadi juri" Rafanda berusaha lepas dari pelukan Jelita.

"Kak Zayyan maksud lo?"

"Iya"

"Emangnya dia bohong apa sama lo?"

"Dia nggak bilang ke gue kalo dia itu ternyata model."

"Cie lo pasti suka sama Kak Zayyan ya? Lagian lo itu Fan aneh banget, bukannya tadi gue udah bilang ya kalau Kak Zayyan itu model."

"Nggak kok, gue nggak suka sama dia, kapan lo bilang kalo dia itu model?"

"Tadi pas motor lo mogok dan ban motornya bocor, oh ya muka lo kok kucel banget sih, ke toilet gih cuci muka pake pembersih muka yang ada di tas gue"

"Yaudah, gue ke toilet dulu"

*

Zayyan menengok ke belakang mencari sosok gadis bertubuh gendut, yang telah membuat dia tidak fokus untuk menilai para calon model.

Rafanda tidak ada di tempatnya, dan Zayyanpun langsung meninggalkan tempat duduknya kemudian mencari Rafanda.

Zayyan tersenyum ketika melihat Rafanda yang baru saja keluar dari toilet, dan muka nya terlihat lebih cerah dari pada tadi siang saat bertemu di jalan, dan saat itu Rafanda sedang bingung membujuk Jelita yang menangis karena ban motor Rafanda yang bocor.

"Dari mana aja?"

"Nggak liat apa, itu ada tulisannya 'toilet' jadi udah tau kan gue dari mana." rafanda menunjuk tulisan toilet.

"Kenapa ngomongnya pake gue, saya nggak suka. sekarang kamu ulang lagi bicaranya harus pake aku bukan gue" ucap Zayyan memerintah.

"Dasar model nggak jelas, orang ngomong gue aja nggak boleh," ucap Rafanda di dalam hatinya, agar Zayyan tidak mendengar bahwa dia sedang menjelek-jelekan Zayyan.

"Udah liat kan aku dari mana." Rafanda mengulangi ucapannya, kali ini pake aku-bukan gue.

"Nah kalau begitu kan bagus, yaudah ayo kita pulang, acara nya sudah selesai."

Zayyan kembali menggandeng tangan Rafanda, dan Rafanda pun tidak menolak bahkan lebih terkesan sangat ingin.
.
.
.
.
.

Nur Azizah, Bekasi, 24 juni 2016. {Sudah di revisi}

Fat? No Problem ✅ Sudah TerbitWhere stories live. Discover now