"Halo?"

Rupanya itu adalah dering IPhone milik Iqbaal.

"RAYNA?!!! RAYNA KENAPA TANTE?!!!"

"I-I-I-IYA Iqbaal kesana sekarang"

Iqbaal memutuskan sambungan telepon dengan wajah kagetnya.

"Kenapa Rayna baal?", tanya Ryzki yang kebingungan dengan nada suara Iqbaal saat menjawab telepon tadi.

"Gue-gue gatau bang. Mama Reka nyuruh gue cepet cepet kesana. Ke ruangan Rayna. Dari nada bicaranya kedengeran panik. Gue takut Rayna kenapa kenapa", jelas Iqbaal dengan gugupnya.

"Yaudah ayo ke ruangan Rayna sekarang", ajak Aldi.

Iqbaal segera melangkah dengan kecepatan maksimal. Diikuti oleh Aldi dan Ryzki tentunya.

Dalam benaknya, ia takut. Ia benar-benar takut Rayna pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya. Iqbaal kacau. Fikirannya kacau.

Setelah sampai di koridor dimana kamar rawat Rayna terletak, Iqbaal semakin mempercepat laju langkahnya. Ia dapat melihat Ibu Rayna tengah tertunduk di bangku depan kamar rawat Rayna. Sedangkan Ayah Rayna sedang mundar mandir di hadapan Ibu Rayna. Wajah mereka sama-sama terlihat khawatir.

"Om! Tante!", panggil Iqbaal.

"Rayna kenapa?!", lanjutnya dengan nada suara yang lebih naik.

"Rayna baal.... Dia... diaa....."

Ibunya menangis. Beliau tak mampu menjelaskan keadaan Rayna saat ini.

Ayah Rayna yang melihat istrinya sedang terpukul itu segera duduk disamping dan memeluknya, menenangkan.

"Sabar ma... Rayna... dia pasti tenang di alam sana"

Iqbaal, Aldi, dan Ryzki sontak membulatkan kedua mata mereka.

"Ma-ma-maksud om?", Iqbaal berkata dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Kamu yang sabar ya baal. Rayna.... udah gaada. Sekarang dokter lagi lepasin peralatan rumah sakit yang nempel di badannya Rayna buat selama-lamanya. Kamu... yang sabar. Om juga coba buat sabar", ucap mas Calum. Eh. Ucap Ayah Rayna menjelaskan.

Iqbaal tersentak mendengar kabar tersebut. Ia mencoba untuk tidak menangis. Sebagai seorang pria, ia harus dapat menyembunyikan kesedihannya. Namun tidak, ia tidak bisa. Air mata keluar dengan tampannya.

Iqbaa terduduk. Baru saja ia tau bahwa Rayna adalah teman hidupnya. Ia tau semuanya dari Ryzki. Setelah Lauren meninggal, Ryzki menjelaskan semuanya kepada Iqbaal. Kenyataan yang membuat Iqbaal sangat-sangat terkejut. Sekarang Rayna malah meninggalkannya. Padahal Iqbaal belum mengatakan kepadanya bahwa ia sangatlah menyayanginya. Takdir berkata lain.

Ryzki dan Aldipun tak kalah sedih. Mereka terlihat terpukul juga.

Ceklek

Dokter keluar ditemani seorang suster.

"Ibu, bapak, dan adek-adek. Kalian yang tabah ya. Em.... saya permisi", dokter itu tersenyum dengan canggung.

Iqbaal segera bangkit dan masuk ke kamar rawat itu terlebih dahulu. Dengan air mata yang berlinang dan bibirnya yang terus menggumamkan Ay please jangan tinggalin aku.

Setelah masuk, Iqbaal segera menghampiri Rayna yang sekarang sekujur tubuhnya sudah ditutupi kain putih. Tak ada lagi peralatan rumah sakit yang menempel pada tubuhnya. Iqbaal semakin terpukul dan air mata yang diproduksinya pun semakin banyak.

Ia berdiri disamping ranjang rumah sakit. Disitulah mayat Rayna terbaring. Wajahnya tertutupi kain putih. Iqbaal tidak kuasa untuk membukanya.

Aldi, Ryzki, Ayah, dan Ibu Rayna memandang sedih mayat Rayna. Ayah Rayna memeluk Ibu Rayna menenangkan. Ya, Maz calum memeluk mba Reka. Sweet 💘

Aldi dan Ryzki pun tampak berpelukan. Merasakan kesedihan dan saling menguatkan satu sama lain. Ah tidak-tidak. Mereka itu bukan Saipul Jamil dan DS. 😏

"Ay. Kenapa secepet ini kamu tinggalin aku? Aku bahkan belum minta maaf sama kamu. Gara gara.... aku baru tau kalo kamu itu Ana. Kamu.... kamu teman hidup aku Ay. Kita kan udah janji untuk selalu bersama-sama. Kenapa kamu tinggalin aku?"

Iqbaal akhirnya memberanikan diri untuk membuka kain putih yang menutupi seluruh permukaan wajah Rayna.

Setelah terbuka, hati Iqbaal kembali tersayat. Benar, itu adalah wajah Rayna. Padahal ia berharap bahwa itu bukanlah mayat Rayna.

Harapannya sirna. Yang ia lihat ini benar-benar Rayna. Wajahnya sudah tidak sepucat biasanya. Mungkin karena nyawanya sudah tercabut. Hhh-.-

Iqbaal memegang pipi Rayna dan mengusapnya dengan perlahan. Dingin. Itu yang dirasakan Iqbaal.

"Bangun ay..... plis", ucap Iqbaal dengan pelan.

"Apa?"

"RAYNA?!!!!!!"

Iqbaal, Aldi, dan Ryzki sontak terkejut dan meneriakkan nama Rayna.

Rayna membuka kedua bola matanya dan tersenyum simpul. Ia kemudian bangun dan duduk diatas ranjangnya.

Iqbaal, Aldi, dan Ryzki masih menganga. Apa mungkin Rayna hidup lagi setelah nyawanya dicabut malaikat Izrail?

"Lo idup lagi ay?", yang pertama membuka suara adalah Aldi.

Iqbaal mengucek kedua matanya. Barangkali ia salah melihat.

"Ay! Ih kamu ngerjain kita?!", Iqbaal bertanya.

"Bahasa lu baal. Ga enak banget aku-kamu hihihi"

Rayna tertawa. Mereka merindukan tawanya yang manis itu. Ah cantiknya.

"Gue kangen lo kupreeeet", Ryzki menghampiri Rayna dan memeluknya. Disusul Iqbaal dan Aldi. Dan mereka berempat pun berpelukan layaknya Teletubies.

Ayah dan Ibu Rayna memandang mereka dengan senyuman mengembang di bibir mereka masing-masing.

Ini adalah rencana Rayna. Sebenarnya, Rayna sadar setelah Iqbaal pergi dari kamar ini. Rayna ingin sekali mengerjai Iqbaal. Karena ia masih teringat kejadian sebulan yang lalu. Saat Iqbaal menolak pernyataan cintanya dan tidak mempercayainya sebagai teman hidup Iqbaal kala itu.

Rayna meminta bantuan orang tuanya dan Dokter juga suster tadi. Awalnya dokternya bingung harus berbuat dan bilang apa, namun Rayna menginterupsi beliau dengan berkata Bilang aja yang tabah ya.

Dan rencana Rayna pun berhasil dengan akting Ayah dan Ibu Rayna yang warbyasah.

"Harusnya disini ada Lauren", ucap Rayna tiba-tiba setelah mereka selesai berpelukan.

"Gue ga nyangka dia bakalan selametin lo dari tabrakan itu dan mengorbankan dirinya sendiri", ucap Ryzki.

"Meskipun dia sempet kecewain gue, tapi dia itu tetep sahabat cewe gua yang terbaik. Pokoknya nanti kalian harus anter gue ke makamnya Lala"

"Siap!", jawab Iqbaal, Aldi, dan Ryzki serempak.

Merekapun saling tersenyum. Masih tak menyangka mereka akan dipertemukan kembali. Kehendak Allah memang tidak ada yang tau. Dan yakinlah, Hujan itu bersahabat dengan pelangi. Dimana ada hujan, pasti ada pelangi setelahnya. Begitu pula sedih dan bahagia. Setelah kamu merasa sedih, disanalah bahagia muncul untuk menghilangkan rasa sedih.

-The End-

Akhirnya tamat jugaaaa !1!1!!!
Makasih buat kalian yang udah nyempetin baca sekaligus ngevote buat cerita abal-abal ini 😚

Mohon maaf atas segala ketidak nyambungan cerita ini 😂

With Love,
5SOS's future

Teman Hidup [CJR] × CompletedOnde histórias criam vida. Descubra agora