3. Curcol

917 81 5
                                    

Happy reading :)xx

"Bang! Aaaaah gue cape baaang. Rasanya hati gue remuk banget iniiiii." ucap seorang gadis pada teman sebangkunya. Sambil menepuk nepuk dada sebelah kirinya.

"Aelah. Ini lagi." Jawab seorang pria yang sedang sibuk memakan cemilannya, tanpa sedikitpun menoleh pada gadis yang mengajaknya bicara sedari tadi.

"Gue...... bingung baaang. Lo tau kan dia masih kebayang bayang sama pacar pertamanya?" resah gadis itu, namun sama sekali tidak membuat pria sebelahnya itu berpaling dari cemilannya.

"Kagak tau" jawabnya polos.

"Bang kikiiiii ish. Gue gamau dateng ke acara pembukaan restoran lo deh" ancam gadis itu, dan bersiap meninggalkan teman sebangkunya.

"Ck! Okeoke ancaman lu berhasil ay." Jawab Ryzki yang kerap dipanggil Bang kiki oleh Rayna.

Cemilan yang semula menjadi fokusnya, kini sudah disimpannya kedalam tas. Ia sudah siap mendengar curhatan Rayna yang bahkan setiap hari selalu ia dengar.

Rayna berbalik dengan senyum kemenangannya.

"Jadi gimana hm?" jiwa keabangannya sudah muncul kembali.

"Gue kesel bang. Gue cape. Apa dia lupa sama Janjinya waktu itu? Apa dia bener bener lupa sama gue? Sue bet dah hidup gue."dengusnya.

"Emang lo yakin kalo teman hidup lo itu si Iqbaal?"Tanya Ryzki.

"Yakin lah bang. Gue inget banget nama lengkapnya dia." jawab Rayna dengan mengangguk anggukan kepalanya.

"Kenapa lo ga ngasih tau dia aja? 3 Bulan lo bersikap seolah-olah semuanya biasa aja, seolah-olah kalian baru saling kenal. Lo cape kan? Lo kasih tau dia kebenarannya sekarang. Selesai kan?" Alis kanan Ryzki terangkat.

Rayna terdiam.

"Gue... takut bang. Gue takut denger kenyataan kalo dia kecewa sama gue. Kalo dia ternyata udah ga sayang sama gue. Gue takut dia ga inget semuanya", mata Rayna sudah mulai berlinangan air mata.

"Terus kenapa dia ga inget lo?" Ryzki mengerutkan dahinya. Ia benar benar bingung.

"Gue gasempet ngasih tau dia nama lengkap gue. Karena gue juga gatau. Waktu itu gue tinggal di Rumah bibi gue, yang kebetulan letaknya di sebelahnya rumah dia. Terus waktu itu nama panggilan gue itu Ana, bukan Ay kek sekarang. Salah gue juga sih bang, gue pindah dari Pondok kopi ke Bandung. Gue SMP di Bandung. Dan pindah lagi ke Jakarta waktu mau masuk SMA. Gue tinggal di rumah gue yang sekarang bareng Papa sama Mama dan gapernah ngunjungin rumah bibi gue lagi yang di pondok kopi. Jadiii gue yang duluan ngelanggr janji. Gue yang salah bang. Gue yang-"

"Sssttt cup cup gausah nangis ay"
Ryzki merangkul Rayna yang mulai menangis dengan sesegukan.
Dia prihatin dengan keadaan Rayna sekarang.
Rayna sudah dianggapnya sebagai adik, karena sikapnya yang selalu manja pada Ryzki.

Setelah dirasa Rayna sudah cukup tenang, Ryzki mencoba memberikan petuahnya.

"Menurut gue nih ya.... kalo lo emang gamau ngasih tau dia tentang siapa lo sebenarnya, Lo... coba bikin dia jatuh cinta sama lo sebagai Rayna, bukan sebagai Ana. Kalo emang timingnya udah pas, lo jelasin ke dia semuanya. Dan satu lagi. Cara lo bikin dia jatuh cinta, jangan dengan cara diam-diam. Lebih baik terang-terangan. Kadang cowo gasuka sama yang namanya kode-kodean. Hahaha oke?" Ucap Ryzki dengan senyuman terbaiknya, sampai sampai matanya tenggelam.

"Hhhh okedeh gue coba bang makasih ya", jawab Rayna dengan hidung merahnya.

"Hari ini gaada jadwal latihan kan? Pulang bareng gue ya. Gue bawa motor ko."

Teman Hidup [CJR] × CompletedWhere stories live. Discover now