BH - 08

47.5K 939 4
                                    

Rere POV

"Re, lo malming kemana???" Vivin bertanya saat suara bel istirahat sudah berhenti berbunyi.

Aku memutar bola mataku.

"Di rumah aja kayaknya. Erick lagi PKL," jawabku akhirnya.

"Ikut gue yuk!!!"

"Kemana???" Tanyaku sambil berjalan menuju kantin.

"Jalan aja bareng Alfin."

Oh Tuhan,,, sudah sejauh mana hubungan Vivin dengan Alfin???

"Lo mau jadiin gue kambing congek lihatin lo berdua ciuman???" Aku jengkel setengah mati pada sahabatku ini.

"Ya ga lah, Re. Ntar Alfin bawa temannya. Lo sama dia," Vivin nyengir tak berdosa.

"Whaaaaat????" Aku tercengang tak percaya.

Dia menyeretku untuk mengikuti alirannya.

"Hai, Vin, Re," Alfin menyapa kami berdua lalu duduk di sisi kanan Vivin.

"Hai juga," jawabku seadanya.

"Re, lo ikut jalan ga ntar malam sama kami???" Alfin bertanya sambil menyomot satu kripik usus di meja.

"Mau kemana memangnya???" Aku harus bertanya kemana tujuan mereka. Hanya sekedar meyakinkan diriku bahwa aku tidak akan pulang sendiri karena mereka berdua sudah asyik dengan dunianya.

"Cafe aja sih atau mau ke clubbing???" Alfin melirik Vivin yang menyeruput jus apelnya.

"Gue mah ikut aja sama lo, Fin," kata Vivin sambil menatap manja membuatku nyaris muntah karenanya.

"Jadi nanti malam gue jemput Vivin dulu yah baru lo, Re," kata Alfin sambil menyomot kripik singkong di meja. Anak ini sepertinya suka sekali ngemil. Hehe. "Jam 7 yah," lanjutnya.

Aku mengangguk lemah.

:) :) :)

Vivin POV

Rere baru saja meninggalkanku berdua dengan Alfin, katanya dia ingin ke perpustakaan dulu baru kembali ke kelas. Aku tak menemaninya karena kulihat dia ingin menyendiri. Sahabatku itu aslinya sangat pemalu, dia juga anak yang pintar, nyaris sempurna, hanya saja kadang dia terlalu bodoh karena terlalu fokus pada satu orang lelaki yang menurutku biasa saja, Erick. Hei.... itu pendapatku yah.

Aku sebenarnya sama Alfin hanya berteman, yah teman dekat. Aku mengaguminya karena dia asyik dan ga seperti lelaki lain yang langsung ngajak ke ranjang.

"Vin, Rere kenapa??? PMS???" Alfin nampak kepo terhadap Rere.

"Cowoknya PKL di luar kota. Biasalah," jawabku yang mengerti keadaan Rere.

"Sudah lamakah mereka pacaran???"

"Dua tahun kayaknya," kataku sambil.mengingat-ingat.

Alfin ber-oh-ria.

"Mana teman lo yang mau lo kenalin ke Rere???" Aku bertanya sambil mengikuti Alfin yang menuju kasir kantin.

"Ada. Mau ajakin dia nanti malam???"

Aku mengangguk cepat.

"Suruh dia aja yang jemput Rere," Aku dan Alfin cekikan membayangkan ekspresi Rere.

"Ntar gue BBM yah alamatnya Rere. Lo kasih ke teman lo itu. Siapa namanya???" Tanyaku sambil bergelayut mesra di lengan kokohnya Alfil.

"Prasetya Putra Pratama. P3," kata Alfin sambil tertawa.

"Okelah. See you again," kataku sambil melambai ke Alfin karena aku sudah sampai di kelas.

Kulihat Rere sedang menunduk di tempat duduknya. Anak itu tak bisa kutebak. Saat galau pun dia tak mau bercerita. Hanya diam memendamnya.

Brondong HOTحيث تعيش القصص. اكتشف الآن