Ghost

8.5K 261 14
                                    

But your ghost, the ghost of you
It keeps me awake
GHOST - ELLA HANDERSON

"Vannessa, belum pulang? Ikut ke rumah aku aja. Nanti telepon mami kamu minta jemput di rumah aku." Nandra berdiri di hadapanku sambil menggendong tas ranselnya. Aku yang kebingungan ahirnya setuju dengan ajakannya. Hari sudah semakin sore dan halaman sekolah sudah semakin sepi. Bunda juga belum kunjung datang. Aku semakin kawatir, untung ada Nandra.

Kami pulang ke rumah Nandra yang tidak terlalu jauh dari sekolah. Segera aku menghubungi Bunda dan ternyata beliau lupa harus menjemput putri semata wayangnya. Setelah menelepon aku di ajak makan siang bersama dengan tante Lanny dan Nandra.
Setelah berbincang-bincang dengan tante Lanny, aku menemani Nandra berlatih piano. Nandra akan menghadapi ujian piano dan harus berlatih.

Wajah Nandra saat masih kecil masih terbekas di ingatanku. Betapa cerianya kami dahulu, berdampingan bersama tanpa harus memikirkan masa depan.

****

"Ndah, gw mimpi dia lagi semalam." Aku dan Indah sedang menikmati makan siang kami di salah satu cafe favorite kami.

"Hah, lagi? Ini sudah 3 kali dalam seminggu ini, lo mimpi in dia. Gila, Nandra pake pelet kali." Indah yang sudah menjadi sahabat aku sejak aku memakai seragam putih-merah dan dia memakai seragam putih-biru. Ya, aku dan Indah memiliki jarak usia 3 tahun. Kami berkenalan saat di komplek kami sedang ada acara trip bersama ke Bali, kami dekat sejak acara itu.

"Udah terlalu sering gw mimpi dia. Kenapa ya?" Aku menatap lesu pada makananku. Makin di lihat, resistensi dia hadir di mimpiku itu semakin sering. Demi apa pun, aku jadi malas tidur.

"Tanya aja sama mbah dukun. Mana gue tau, kenapa doi sering mampir di mimpi lo." Indah memakan kentang gorengnya dengan wajah cuek. Emang kupret nih orang, giliran gue lagi serius dia malah kasih jawaban ajaib.

"Eh kampret, gue serius nih. Jadi sahabat gitu-gitu amat sih." Aku cemberut sambil menyuapkan potongan salad ke dalam mulut. Jadi sahabat kok gak membantu.

"Vanne, tanpa gue jawab pun. Lo sudah tau kenapa dia makin sering muncul di mimpi lo. Gue kan udah sering bilang cintai secukupnya dan benci seperlunya. Cinta yang berlebih bisa jadi benci dan benci yang belebih bisa jadi cinta." Aku hanya menghela nafas begitu mendengar jawaban Indah. Ada benarnya juga omongannya. Dulu sekali aku terlalu mencintainya, lalu rasa cinta menjadi benci dan kecewa. Sekarang aku bingung antara benci dan cinta. Jika mengingat dia ada rasa amarah yang bangkit tetapi ada secuil rasa rindu yang terbit.

"Gila, gue kayaknya salah berdoa waktu masih kecil. Gue doa, semoga gue berhasil dalam pekerjaan tapi lupa meminta untuk berhasil dalam percintaan. Tragis banget liatnya." Aku tertawa miris melihat kehidupanku yang tidak bisa move on dari Nandra. Lelaki yang aku cintai sejak duduk di bangku kelas 6 SD.

"Itu namanya nasib, beb. Jangan maruk dong lo, udah berhasil di bidang pekerjaan. Masa masalah percintaan jg lancar kayak jalan tol. Lo kira hidup lo drama Korea."Indah tertawa dan di susul dengan cekikian dari ku.

Setelahnya, kami tida lagi membahas Nandra dan lebih membahas tentang diri kami. Indah yang sedang dekat dengan anak kepala Yayasan dan tentang bisnis Wedding Cakes ku yang semakin menanjak. Tak lupa gosip-gosip remeh tentang teman-teman kami.

Setelah kami makan siang bersama, kami memisahkan diri. Indah harus kembali ke sekolah tempat dia mengajar dan aku harus kembali ke kantor karena ada meeting dengan client.

"ibu Vanne, sebentar lagi jam dua siang. Ibu ada meeting dengan bapak Michael dan ibu Jessica. Mereka sudah menunggu di ruang meeting." Amanda mengingatkan aku melalui intercom.

Aku segera menuju ruang meeting. Client ku kali ini adalah sahabatku sejak kecil. Mereka akan menikah dan mau memesan Wedding cakes dan souvenir berupa mini cakes dariku. Semoga berjalan dengan lancar. Sudah cukup mimpi-mimpi sialan itu menghantuiku. Semoga bertemu dengan Michael tidak semakin mengingatkan ku pada Nandra. Semoga saja.

****
HALLO SEMUA NYA :D

saya masih pendatang baru di dunia oranye ini. Sering membaca tulisan teman-teman di sini dan terinspirasi juga untuk menuangkan ide cerita yang ada di kepala saya. Jika ada saran yang membangun akan saya terima dengan lapang dada dan jangan lupa untuk memberikan vote.

Thanks,
Xoxo
Gie

Thinking Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang