Orang Asing

29.5K 1.6K 38
                                    

(Saya mengepostnya kembali dengan bab yang lebih panjang dan jalan cerita yang menarik serta pengeditan diseluruh bab. Jadi, disarankan jika ada yang sudah membaca sampai habis dan ingin melanjutkan ke bab 6, sebaiknya membaca dari awal karena ada beberapa adegan yang saya tambah dan kurangi. Biar lebih enak aja bacanya)

*****

"Aku selalu menunggumu, memerhatikanmu dari keramaian, dan menantimu dikala sepi. Karena... Aku...Mencintaimu... Aku jahat namun, aku memiliki apa yang tidak orang lain miliki yaitu sebuah ketulusan."

Dariku yang mencintaimu

Arga Henanta

Bab 1. Orang Asing.

Akhir-akhir ini aku merasa sering diikuti, entah itu ditempat ramai maupun sepi. Tapi ketika aku melihat kebelakang yang kulihat hanyalah lautan manusia. Mungkin itu hanya perasaanku saja. Aku meneruskan perjalanan hingga sebuah bus berhenti didepanku. Mencari tempat duduk didekat jendela, perlahan angin merayapi pipiku dengan roda bus yang terus melaju di atas aspal jalan raya.

Aku memperhatikan jalan raya yang mulai tampak ramai dengan orang-orang yang melakukan berbagai kegiatan. Asap rokok dan asap kendaraan mencemari udara. Bunyi kenalpot membuat jalan raya pagi ini semakin bising. Tanpa sengaja pandanganku berhenti kepada seorang yang berada di dekat halte, memakai jaket hitam dengan topi yang menutupi sebagian wajahnya, dimana ia juga tengah memperhatikanku. Aku menoleh ke belakang saat tatapan pria itu tak lepas dari tempat ku berada. Barang kali ia melihat seseorang dibelakangku, mungkin. Aku menangkat bahu ketika tak menemukan seseorang di bis ini selain diriku. Sudahlah, lupakan.
Aku mencari handphone dan menghidupkan layarnya. Pesan dari Yuna baru saja masuk.

Yuna
Ayolah Rin, cepat datang. Untuk pagi ini saja. Kau tidak ingin teman cantikmu ini dijadikan sate guling oleh Ibu Juni, kan?

Kenapa? Tidak biasanya kau mengirimiku pesan sepagi ini. Ah, pasti gara-gara MTK.

Aaah, Rin. Kau sangat peka sekali. Boleh aku lihat prmu? Aku lupa membuat semalam, gara-gara maraton drama Korea.

Aigo, benar-benar drama itu romantis banget. Aaahh~~. Coba kau lihat bagaimana coolnya bla...bla...bla...

Aku sampai terkikik sendiri melihat panjangnya pesan Yuna. Gadis itu benar-benar fanatik korea sekali. Ia bahkan menceritakan secara singkat drama yang ditontonnya. Apakah jari-jarinya tidak lelah mengetik sepanjang itu? Padahal aku tadi tidak bertanya. Apakah saking semangatnya dengan dramanya itu, dia melupakan pr juga. Tipikal Yuna.

Ini jadi mau lihat atau mau menceritakan dramamu itu?

Ah, astaga aku sampai lupa. Ya ya ya, aku boleh lihat ya punyamu? Please! Rin yang baik hati.

Okey, tunggu aku. Sebentar lagi bisku akan pergi.

Kau memang teman yang pengertian Rin 😘

💔

Jahat!

😝, Kau kan selalu ada maunya baru memujiku

😁

Aku tersenyum, ya Yuna memang seaneh itu. Tapi ia adalah teman yang setia. Aku menyimpan kembali handphone ke tas. Lalu menatap ke arah jendela, bisku baru setengah jalan. Karena kendaraan umum, roda dua maupun roda empat nampak memadati jalan. Lampu lalu lintas sudah berganti menjadi hijau, bis yang ku tumpangi kembali bergerak. Beberapa penumpang masuk dan menempati kursi. Aku memilih pemandangan di luar jendela. Mengamati aktivitas orang lain di luar sana, sampai mataku terhenti pada halte diujung sana yang tadi ku lihat. Pria itu masih setia berdiri disana, dengan mata lekat mengikuti pergerakan bis ini. Aku satu-satunya penumpang yang membuka jendela dibuat bingung olehnya. Kenapa dia daritadi melihat bis ini? Atau jangan-jangan daritadi pria itu.....menatapku?

He Is (Not) A Psicopath [Dark Series I] [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang