Bab 6. Tidak Usah Tubir, Jaga Itu Mulutnya!

Mulai dari awal
                                    

Bukan hanya itu, namun suara jeritan Putee ketika pulang dari bekerja itu membuat Prins jadi salah tingkah.

"Gue pulang, teman...!" Putee muncul di ambang pintu, melambai sambil nyengir. Kadang di tangannya sudah ada beberapa kantong belanjaan. Prins kadang jadi salah tingkah hingga pura-pura membaca majalah di depannya. Hingga suara Putee kembali menginterupsi pikirannya dan membuatnya mengumpati diri sendiri.

"Prins, ada gambar apa sih di majalah itu kok lihatnya sampe terbalik gitu...?"

Prins harus belajar untuk menyadari posisi buku yang benar dulu!

Kedua...

Wajah Putee kadang membuatnya panas dingin tak karuan.

Prins juga punya wajah khas yang tajam sebenarnya. Prins juga lebih ganteng daripada Putee. Badan Prins juga sangat proporsional, selalu dikagumi orang dan juga mirip tubuh artis iklan celana dalam. Meski masih SMA namun Prins sudah punya bakat untuk jadi gigolo. Itu yang dulu pernah Putee ucapkan.

"Badan lo bagus." Itu yang Putee ucapkan kala itu, saat Prins sedang latihan fisik. Prins sedang sit up waktu itu. Putee yang baru saja sampai di rumah langsung bengong melihat tubuh Prins. Iri juga.

Wajah Putee kadang membuat Prins gemas, apalagi saat mulutnya manyun-manyun karena kesal dan bete.

"Sumpah, Prins! Gue juga pengen kali punya badan kayak lo!" Putee merengek. Biasanya orang akan marah dan juga jijik ketika melihat seorang cowok merengek, namun ketika Prins melihat Putee merengek begitu... bagian lain dari hatinya seolah menginginkan lebih. Prins ingin Putee merengek padanya lebih lama.

"Latihan!"

"Mana gue sempat, Prins! Gue kerja."

"Latihan kalo libur."

"Gue udah coba latihan fisik kayak gitu, tapi hasilnya.. gue malah sakit pinggang." Wajahnya terlihat kecewa saat Putee mengucapkannya. Prins tidak suka melihat wajah Putee yang kecewa seperti itu. Dia lebih senang melihat Putee tersenyum dan terkekeh geli. Namun Prins bisa apa?

Ketiga....

Kehadiran Putee sekarang begitu menyiksanya.

Terbayang bagaimana kesepiannya Prins selama ini, lalu Putee datang menawarkan sebuah pertemanan. Prins yang awalnya tidak percaya akan kehadiran seorang teman kini mulai bisa terbuka. Putee hanya satu-satunya orang yang sanggup membuatnya seperti ini. Perlahan, Prins sadar kalau Putee adalah temannya. Satu-satunya.

"Prins.. Prins.. kita semacam kokoro no tomo gitu, ya?" Putee mengunyah remahan biskuit lagi. Prins tidak tahu darimana Putee menemukan makanan seperti itu. Cowok preman tengil itu lebih suka memakan barang sisa dibanding mengunyah makanan sungguhan.

Mendengar kata yang masih asing di telinganya, Prins mencoba untuk browsing ke dukun modern. Mbah Google. Kokoro no tomo. Teman dekat.

Prins menggeleng. Teman dekat. Dekat. Lalu iseng, diketikkannya lagi istilah itu. Kokoro itu hati. Teman hati. Bahkan sudah ada lagunya. Prins salah pencet dan akhirnya lagu itu berputar...

Anata kara kurushimi o...

Ubaeta sono toki...

Watashi nimo ikiteyuku...

Yuuki ga waite kuru...

Putee terhenyak kaget, lalu menjerit antusias saat mendengar lagu itu. Bahkan cowok itu sudah menunjuk-nunjuk Prins.

"Nah, nah! Lagu ini, Prins! Ini judulnya kokoro no tomo. Nyanyi yuk...!" Lalu setelahnya Putee mulai bernyanyi dengan nada sumbang kebanggaannya. Prins tidak marah, namun sedikit salting. Malu. Namun perlahan senyum mulai tercipta di bibirnya....

GarlicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang