Bab 5. Cowok Lemah Lembut Pasrah Adalah Masokis

24.5K 2.6K 311
                                    

 "Jangan disusul gunung berlari, hilang kabut tampaklah dia."

Suatu harapan yang sudah diambang pintu, biarpun ada penghalang biasa sabar maka tercapailah juga.

..........................................

Putee sudah resmi kos di rumah Prins. Bukan kos biasa, namun namanya jadi nebeng. Sebagai seorang tebenger, Putee juga harus tahu diri. Dia juga terikat dengan peraturan. Susah maupun senang, sekarang Putee punya kamar yang jauh lebih layak. Maminya kepo soal ini, namun Putee beralasan kalau dia kos. Putee juga sudah menelpon ayahnya, mengatakan kalau mulai saat ini dia mau nebeng. Putee punya rekening sendiri. Ngomong-ngomong soal itu... Putee kan juga dapat kiriman dari ayahnya, kenapa dia harus repot-repot bekerja? Putee menggeleng kencang. Dia memang harus menabung lalu membeli rumah sendiri. Dia akan tinggal di rumah hasil kerjanya sendiri. Coret, Putee... hasil tabungan dari ayahnya. Jadi kamu sengaja bekerja untuk menghimpun uangmu untuk membeli rumah. Apa kamu perlu membeli saham?

Ini yang disebut kenaikan derajad.

Dia harus bersatu bersama Prins. Dia jadi teman rumahnya sekarang. Juga jadi koki dadakan tiap pagi. Putee sudah biasa memasak, kok! Masakannya jauh lebih enak daripada masakan mucikari di rumah kastilnya.

Putee masih bekerja di tempat waktu itu. Hidup Putee jauh lebih baik. Sangat baik. Meski Prins masih saja ketus dan tajam terhadap semua tingkahnya.

"Mau sarapan apa besok, Prins?" Putee bertanya cepat, sambil mengerjakan PR Fisikanya. Prins menoleh dari layar TV yang sedang ditontonnya. Putee baru saja pulang kerja dan mengerjakan tugas. Tadi pelanggannya banyak sekali, jadi belum sempat mengerjakan tugas di waktu luangnya.

"Gue pengen makanan yang ringan aja."

"Apa?"

"Telur mata sapi sama sosis goreng."

"Oke..."

Putee bersyukur karena Prins bukan orang yang suka makan macam-macam. Prins juga makan apapun yang Putee masak. Putee bersyukur soal itu, jadi dia nggak perlu merawat orang yang rewel. Prins bukan tipe orang yang merepotkan.

Sementara Prins masih sibuk berpikir soal ini. Bagaimana bisa dia hidup dengan makhluk lain sekarang? Apalagi makhluk yang tinggal bersamanya agak ajaib. Aneh. Alien. Abstrak. Kadang Prins dikejutkan oleh tingkah absurd anak itu. Putee pernah membangunkannya tengah malam hanya karena dia merasa kesepian. Anehnya Prins tidak pernah mengusirnya. Mereka malah tertidur bersama di atas kasur Prins hingga pagi menjelang.

Tingkah ajaib Putee juga bukan hanya itu. Anak itu sekarang punya pekerjaan aneh. Dia suka sekali menggambari tembok belakang rumah Prins. Putee mungkin butuh media untuk menyampaikan isi otaknya, karena itulah Prins membiarkannya begitu saja. Nyatanya, Prins bukan membenci anak itu... tapi malah mulai penasaran.

Seperti malam ini. Ketika Prins sudah terbaring di atas king size bed miliknya, sebuah tubuh menelusup di balik selimutnya. Prins tahu tubuh siapa itu. Putee sudah sering melakukannya. Ketika Prins mengusirnya, Putee beralasan kalau dia harus bangun pagi untuk membuat sarapan besok.

"Kan lo bisa pake alarm dari HP!" Prins mengomelinya. Putee menautkan alis, menghembuskan nafasnya.

"Masalahnya, bed kamar gue kan empuk. Gue tetep bakalan molor. Kalo di rumah gue sih pake kasur kapuk kempes, jadi tidurnya nggak nyenyak. Makanya, gue mau pindah ke sini.. lo bangunin ya besok..."

GarlicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang