Bukan Istri Bayaran 2

46.9K 1.5K 9
                                    

' (Bukan) Istri Bayaran '
____________________________________________________________________

***

Iqbaal memarkirkan mobilnya di pekarangan rumah milik orang tuanya. Ia kemudian turun dari mobilnya dan berjalan masuk kerumah orang tuanya itu. Iqbaal tak perlu lagi menekan bel atau mengetuk pintu sebelum masuk. Rumah orang tuanya,rumahnya juga,bukan? Jadi ia tak perlu lagi menekan bel jika ingin masuk. Cukup dengan menekan pintu dan langsung melangkahkan kakinya untuk masuk.

Yang benar saja. Seluruh keluarga telah berkumpul di ruang tengah. Ada Ayah,Ibu,dan ada Aldi juga. Sejak kapan Aldi pulang dari London? Dan kenapa Aldi tak memberitahunya jika ia akan pulang dari London? Tak mau berpikir lebih lama lagi,Iqbaal kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti menuju ke ruang tengah. Iqbaal segera mengambil posisi duduk tepat di sebelah Aldi. Ibunya duduk di sofa yang berseberangan dengan sofa yang di dudukinya bersama Iqbaal. Sedangkan Ayahnya duduk di single sofa yang terletak di sisi kanan Aldi.

"Akhirnya Iqbaal datang juga." Ujar Tn. Rendra.

"Jadi daritadi kalian semua belum berbicara apapun?" Tanya Iqbaal.

"Belum, Ayah menunggumu pulang dari kantor." Aldi lah yang menjawab pertanyaan dari Iqbaal .

"Ohya? Dan kau,kapan kau tiba dari London?" Iqbaal mengalihkan pandangannya kearah Aldi yang duduk di sebelahnya.

"Tadi sore. Memangnya kenapa?" Aldi menaikkan sebelah alisnya.

"Tidak apa-apa. Lagian aku hanya bertanya saja." Iqbaal mengalihkan pandangannya lagi kembali pada Ayahnya. "Ayah,bukankah tadi kau bilang ingin berbicara yang penting kepadaku? Cepatlah."

Tn. Rendra menghela nafas. "Bukan aku yang ingin berbicara. Tapi Aldi." Tn. Rendra kemudian menatap Aldi. "Aldi,bicaralah. Tadi kau bilang ingin cepat pulang dari London karena ada yang ingin kau bicarakan."

"Aku ingin bicara berdua pada Ayah saja. Bukan ramai-ramai seperti ini." Bantah Aldi.

"Jadi kau tak ingin membicarakannya dengan Ibu,Aldi? Lagipula kita disini hanya berempat. Ada kau,Ibu,Ayahmu,dan adikmu saja. Kia tidak beramai-ramai,Aldi. Jadi bicaralah. Ibu pikir,itu sangat penting." Akhirnya,Ny. Elizabeth Padantya,Ibu dari Aldi dan Iqbaal membuka suara.

"Bukan itu maksudku,Ibu-"

"Bicara saja,Aldi. Tak usah berbelit-belit seperti itu. Aku tahu kau sedang gugup saat ini. Dan aku tahu apa alasan kau gugup." Iqbaal tersenyum senang. Sedangkan Aldi hanya mampu tersenyum masam.

"Dan aku tahu bahwa kau bisa membaca pikiran orang disekitarmu. Jadi stop untuk membaca pikiranku." Ujar Aldi dengan ketus.

"Astaga kalian ini. Kalian berdua ini sudah dewasa. Masih saja selalu bertengkar seperti kanak-kanak." Ny. Elizabeth menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sikap kedua anaknya yang seperti anak kecil.

"Bisakah kau berbicara sekarang,Aldi?" Tanya Tn. Rendra.

"Baiklah. Aku akan berbicara." Aldi menghela nafas. "Aku akan menikahi Salsha." Aldi memberi jeda pada kalimatnya. "Secepatnya."

Hening sesaat. Ekspresi kaget terlukis di wajah Tn. Rendra. Begitu pula Ny. Elizabeth. Sedangkan Iqbaal hanya memandang Aldi dengan ekspresi datar-datar saja. Ia sudah tahu sebelumnya apa yang akan Aldi bicarakan berkat kemampuannya yang dapat membaca pikiran orang lain disekitarnya.

"Secepatnya?" Tanya Tn. Rendra kemudian. Ekspresi terkejut masih membekas pada wajahnya.

"Iya,secepatnya. Aku ingin menikahi Salsha secepatnya. Jika Ayah dan Ibu setuju,aku akan melamar Salsha besok dan akan melangsungkan pernikahan minggu depan."Jawab Aldi dengan mantap.

Bukan Istri Bayaran(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang