Dreamers - 07: Long Time No See

115 16 2
                                    

[Januari, 2013]

Nana terbangun dari tidurnya akibat perjalanan New York-Seoul yang melelahkan dan menemukan bahwa keadaan di luar sudah mulai gelap. Gadis itu bahkan tidak ingat sudah berapa lama sebenarnya ia tertidur di sofa rumah mungil keluarganya ini. Dengan kondisi tubuh yang masih kelelahan dan kesadaran yang belum sepenuhnya pulih, Nana merogoh saku mantelnya. Mencari benda berbentuk persegi yang dari tadi bergetar di dalam sana. Sepertinya ada sebuah panggilan masuk untuknya.

Cahaya terang dari layar ponsel tak urung membuat Nana menyipitkan kedua matanya. Matanya belum terbiasa menerima cahaya dalam keadaan gelap seperti ini, dan cahaya terang dari ponselnya membuat kepalanya terasa pusing seketika. Nana memperhatikan sejenak siapa yang berusaha untuk menghubunginya sebelum akhirnya ia mengangkat dan menempelkan benda itu di telinga kanannya. "Hello... Park Nana's speaking..." ujarnya malas-malasan.

"Akhirnya aku bisa menghubungimu juga, Miss Park... kenapa kau tidak mengabariku ketika kau sudah sampai di Korea, huh? Sudah berapa kali aku meneleponmu dan kau tidak mengangkatnya. Aku bahkan berpikir kalau kemarin kau salah menaiki pesawat dan akhirnya terdampar di pedalaman yang tak ada sinyalnya jadi kau tidak bisa mengangkat teleponku Park Nana. Sekarang katakan padaku kau sedang di mana? Kau tidak benar-benar tersesat setelah tidak kembali ke negeri kelahiranmu sejak tiga tahun yang lalu bukan Park Nana?"

"Whoa... whoa... slow down girl~ kau bisa membuat kepalaku meledak karena mendengar ocehanmu yang sudah mirip kereta itu, Karenina Stuart." Nana tertawa sejenak sebelum akhirnya mengembuskan napas panjang saat kepalanya mencoba mencerna ocehan panjang dari sahabat karibnya selama berada di New York.

Karenina Stuart atau yang sering disapa Karen, seorang gadis yang periang dan sangat baik—sayangnya Karen juga sangat cerewet—adalah salah satu penari balet klasik di kampung halamannya, di Canada, sebelum akhirnya ia bergabung di Juilliard bersama dengan Nana. Gadis ini telah menjadi sahabat serta keluarga bagi Nana yang belajar seorang diri di New York, dan Nana tentu saja sangat menyayangi Karen walau terkadang ocehan yang keluar dari mulut gadis itu bisa membuat sakit kepala yang luar biasa.

"Ahem... tunggu sebentar, biarkan aku minum terlebih dahulu dan setelah itu akan kuladeni pertanyaanmu satu per satu... okay?" Nana mengubah posisi tubuhnya, dan duduk di salah satu sisi sofa sambil mengutak-atik tas tangan yang tergeletak manis di atas meja. Entah karena keadaan ruangan yang gelap atau dirinya yang masih setengah sadar, kegiatan mencari botol minum pun menjadi salah satu kegiatan paling susah yang ia lakukan sejak terbangun dari tidurnya tadi.

Menyerah dengan tas tangannya yang sama sekali tidak membantu, Nana pun beranjak dari sofa dan berjalan menuju dapur. Ia ingat akan kejadian tadi pagi, saat ia baru saja tiba di rumah ini. Begitu Nana sampai di tempat ini, Nana langsung di sambut oleh sosok wanita paruh baya yang kini sudah ia anggap ibu sendiri dan Kim Hanbyul—gadis kecil yang belakangan ini mulai akrab dengannya. Sebelum meninggalkannya sendiri di rumah ini, ibu Hanbin berkata bahwa beliau telah membersihkan rumah ini juga meninggalkan beberapa botol air mineral di dalam kulkas—kalau-kalau ia membutuhkannya, kata ibu Hanbin saat itu. Dan sepertinya ia memang membutuhkan botol-botol berisi air mineral itu sekarang.

Setelah meneguk air mineral yang dari tadi dicarinya, serta menghidupkan lampu dapur serta ruang tengah rumah ini, Nana pun kembali meraih ponselnya dan menempelkan benda persegi itu di telinganya. Namun beberapa saat kemudian ia langsung menjauhkan ponsel itu dari telinganya karena Karen sedang meneriakinya beberapa hal seperti kenapa Nana lama sekali, kenapa Nana mengabaikannya, dan lain sebagainya.

"Demi Tuhan Karenina Stuart, bisakah kau mengatakannya dengan suara yang pelan dan tidak secara sekaligus seperti itu? Aku ini baru bangun tidur sayangku... kesadaranku belum sepenuhnya pulih untuk meladeni ocehanmu, kau mengerti nak?" Nana menggelengkan kepalanya lelah dan terkekeh kecil.

Dreamers [ON HOLD]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora