Dreamers - 03: I'm Going to Juilliard

135 15 0
                                    

Disarankan untuk memutar lagu yang ada di media saat membaca bab ini. Terutama untuk bagian awal di bab ini. Lagu milik Mika Nakashima, judulnya Yuki no Hana atau Snowflower. Lagunya udah di cover banyak orang bahkan dibikin banyak versi. Tapi untuk sekarang kayanya, bagi saya, versi yang paling sesuai sama cerita adalah versinya Erutan.

Sekian dan selamat membaca.

---

[Januari, 2010]

Kim Hanbin melangkahkan kakinya menuju ke rumah kecil bercat putih yang sudah lama berdiri di sebelah rumahnya. Mencari keberadaan sosok teman baiknya yang bernama Park Nana. Mungkin raut wajahnya terlihat datar, tapi sebenarnya sejak tadi pagi Hanbin mengkhawatirkan Nana. Mengingat hari ini adalah hari peringatan kematian ibu gadis tersebut. Tadinya Hanbin berencana untuk menemani Park Nana ke makam sosok kesayangan gadis tersebut. Seperti tahun-tahun sebelumnya, ayah Nana sedang berada di Jepang karena tuntutan pekerjaan dan tidak bisa menemani Nana, oleh karena itu Hanbin lah yang biasa menemani Nana di saat-saat seperti ini. Akan tetapi tadi pagi Nana memilih untuk pergi sendiri dan meninggalkannya dengan berbagai macam pertanyaan dalam benaknya.

"Nana-chan?" panggil Hanbin dari pintu depan rumah mungil tersebut. Merasa tidak ada jawaban, Hanbin kembali memanggil nama Nana lagi.

"Park Nana? Kau di dalam?"

Hanbin mencoba untuk membuka pintu kayu tersebut dan menemukan pintu rumah gadis ini tidak dikunci. Itu artinya Park Nana sudah kembali.

"Nana-chan? Kau sudah kembali?"

Dengan langkah perlahan, Hanbin mulai masuk dan mengitari bagian depan rumah Nana hingga samar-samar ia bisa mendengarkan alunan musik yang lembut dari ruangan yang terletak di ujung kirinya. Studio tari. Lagu yang diputar adalah lagu kesukaan ibu Nana. Perlahan Hanbin mendekat ke arah studio tari tersebut dan dari celah pintu yang dibiarkan terbuka, Hanbin dapat melihat sosok Nana yang sedang menari di tengah-tengah ruangan. Seperti dugaannya.

Setiap tahun sejak kematian ibu Nana 3 tahun yang lalu, Nana sangat sering menari dengan iringan lagu ini. Yuki no Hana atau Snowflower milik Mika Nakashima, lagu dengan alunan nada yang lembut dan selalu berhasil mengingatkan gadis tersebut akan sosok ibu yang setiap malam ia rindukan. Walau Hanbin sudah melihat tarian ini berkali-kali, tetapi Hanbin selalu jatuh cinta dalam cerita dan setiap ekspresi yang dibawakan Nana. Selalu.

Nana dapat membuatnya merasakan sebuah perasaan yang mendalam akan kerinduan kepada ibunya dan perasaan yang kuat ini selalu berhasil membuat Hanbin meneteskan air matanya.

Hanbin terus berdiri dalam diam dan menatap lekat-lekat sosok Park Nana yang menari dengan anggun di dalam sana. Tak sekalipun mengalihkan perhatiannya hingga tarian Nana berakhir dan tangis gadis itu pecah seiring dengan habisnya musik yang mengalun di dalam ruangan. Menyisakan suara isak tangis yang sangat memilukan. Tanpa membuang-buang waktu, Hanbin pun segera menghampiri Nana dan memeluk gadis itu. Membiarkan Nana menumpahkan segala kerinduan kepada ibunya.

---

"Sudah lebih tenang?"

Nana menganggukkan kepalanya dan tersenyum kecil pada Hanbin yang masih betah menatapnya. Kali ini keduanya sudah berada di balkon rumah Nana dan memandangi langit biru yang terbentang luas di hadapan mereka. Satu posisi yang menjadi favorit keduanya saat ingin bercerita.

"Ya, terima kasih banyak Hanbin-ah..."

Hening menyelimuti keduanya. Hingga akhirnya Nana membuka suara.
"Aku merindukan kedua orang tuaku..." Hanbin yang tadinya masih memandang langit pun kembali memusatkan perhatiannya pada Nana. "Otousan memang sering menelepon dan menanyakan kabarku, tapi karena pekerjaannya memang tidak bisa ditinggalkan, dia jadi jarang pulang ke Korea. Dan Okaasan juga sudah tidak ada, jadi terkadang aku merasa amat kesepian saat berada di rumah ini sendirian..."

Dreamers [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang