PART 6 (Pertemuan Keluarga)

10.8K 425 11
                                    

Alice Pov

Bagaimana bisa? Bagaimana bisa?

Gue gak mimpi kan ini? Siapa pun, tolong! Siapa pun tolong bangunin gue!!

Please.. gue gak sanggup! Ini, mimpi terburuk yang pernah ada dihidup gue!

Oh.. God, please.. Help me.

Sedari tadi gue mencubiti punggung tangan, sesekali menampar pipi.

Serius, walau orangnya sekarang ada didepan gue. Gue tetap gak percaya!!!

Bayangkan! Bayangkan!

Calon suami gue ternyata.. MUSUH BEBUYUTAN gue!!!

Nathan Brahmantyo. Musuh bebuyutan gue dari gue masih SMA.

Hmm.. sudah berapa tahun ya??

Satu.. dua..tiga..

Oh ya! Sudah 5 tahun gue musuhan sama dia.

Nggak puas dia ngerecokin hidup gue selama 5 tahun ini, dan sekarang dia yang bakal menghilangkan mimpi pernikahan gue, membuat gue harus nikah muda, dan tambah ngerecokin hidup gue.. SELAMANYA!!!

"Alice.."

"Alice.." ujar mama sembari menepuk pundakku.

"Ah, ia mah?" Kataku setelah tersadar dari lamunan.

"Kamu itu loh melamun mulu. Denger gak sih, apa yang tadi kita omongin?" Tanya mama.

Gue cuma menggeleng.

"Astaga. Okey, kamu jangan melamun lagi ya. Dengerin!" Peringat mama.

Gue cuma cengengesan. Dan yang lain, yah cuma bisa geleng-geleng ngeliat tingkah gue.

"Jadi.. tanggal udah ditentukan. Trus, sekarang kita tentukan gedungnya resepsinya." Ucap tante Bella.

What the?!

"Tunggu deh, tan. Tanggalnya udah ditentuin? Kapan? Kok, aku gak dikasih tau sih. Dan tanggal berapa emang?"

Terlihat Nathan memutar kedua matanya.

"Kerjaan lo ngelamun mulu sih." Ujar Nathan dingin.

Gue mengerucutkan bibir.

"Udah.. udah gak usah berantem deh. Kalian ini udah mau nikah juga." Mama menengahi.

"Alice.. kalian bakal menikah lusa. Dan itu tanggal 30 November." Ujar tante Bella semangat sambil mengerling padaku.

Apa?! 30 November?!
Cobaan apa ini Tuhan? Di ulang tahunku, aku seharusnya bahagia. Kenapa aku harus menikah?! Dan sama musuhku sendiri, Tuhan...

Gue mencoba menelan ludah aja, rasanya bagaikan ada yang mengganjal tenggorokan gue.

"Well, alice sayang. Mulai sekarang kamu biasakan jangan panggil tante sama om lagi ya. Panggil aja mama dan papa." Lanjut tan- eh mama Bella.

Mama?! Aneh banget tau!

Gue cengengesan gak jelas.
"Eh, ia tan- eh mah.. pah.." ujarku kikuk.

"Okey lanjut, kalo soal gedung dan acaranya biar aku yang urus." Tiba-tiba papa angkat bicara.

"Oh ia sampe lupa, kalian kan WO terkenal di Jakarta. Kalo gitu, soal gaun dan busana-busana lainnya biar kita yang urus, ya kan mah?" Ujar om- eh papa Bram.

Uh, ya ampun masih belom terbiasa gue manggil mereka dengan sebutan itu.

"Ia dong pah. Kita akan keluarin gaun pengantin terbagus yang kita punya. Supaya ini menjadi pernikahan paling luar biasa dalam waktu singkat."

MARRIED?! NO WAY!!! [Vakum]Where stories live. Discover now