Then I meet him 2

13.9K 721 43
                                    

Hei. Sorry lama bgt update endingnya.
Sebenarnya susah banget mikir gimana ending yang akan kalian suka.
Tragis, sedih atau bahagia.

Bingung juga ngakhirinya gimana. Maklum masih newbie. Jadi belibet banget dah milih kata.

Sorry kalo endingnya agak ngecewain
Kalian bisa kasih kritikan buat cerita ini kok. Dan akan aku terima dengan hati yang terbuka. Cielah.yaudah deh. Happy reading guys !

*******************

. Aku berlari keluar dari bandara. Mencari mobil sport warna hitam milik brian. Tadi papa bilang, brian nunggu di mobil.

"Ngapain sih. Nih anak nunggu di mobil segala! Orang nganterin kok sampe depan bandara aja. Semoga dia belum pergi dari sini!"

Aku mengamati semua mobil khususnya mobil bewarna hitam. Dan akhirnya ekor mataku menangkap plat nomor bertuliskan 'B 121 AN ' siapa lagi. Kalau bukan Brian !

Tok tok tok....!
Aku mengetuk keras kaca mobil yang berfilm gelap itu.

"Briaaan !! Buka pintunya !! Lo kenapa gak masuk tadi !!" Teriakku keras.

Tidak ada respon. Tapi aku yakin Brian di dalam.

"Brian ! Lo gak mau ketemu gue ??" Tambahku. Tetap tak ada respon.

Beeep... !! Beeep !!
Mobil lain mengklaksonku.

Aku tau aku sedikit gila berteriak di depan mobil orang. Yah mungkin aku sudah menjadi pusat perhatian mereka.

"Brian sumpah rese bgt !! Gue udah diliatin orang. Dia gak mau buka pintunya lagi !! "

Seseorang menepuk pundakku. Aku kaget dan langsung menolehnya.

"Mobil Brian disana !" Gerald menepukku.

Rasanya aku malu setengah mati melihat muka Gerald yang cengengesan. Bukan . Bukan hanya itu, lalu pemilik mobil 'B 121 AN' itu siapa ????

Kaca mobil itu turun dan terbuka. Sosok bapak bapak dengan kumis melintir ke atas tersenyum padaku. Aku langsung memasang senyum anehku dan berlari meninggalkannya.

"Dari tadi lo di klakson Brian, gak peka peka !" Gerald mengumpatku pelan.

Ya mana aku tau kan kalo itu Brian. Hehehe

"Ya sorry. Kan gue gatau. Gue kira tadi mobilnya brian!" Seruku.

"Sejak kapan mobil Brian kayak gitu ??"

"Ya gue kan gak apal Gee!"

" lo udah ketemu bokap" tiba tiba hening.

Tetap hening. Hening. Aku mengangguk pelan.

"Oke deh. Kalo gitu gue balik dulu!" Kata Gerald sambil menepuk pundakku.

"Lo gak bareng sama Brian ??!" Tanyaku heran. Gerald menggeleng.
"Lagian kalian ada urusan kan. Gue bisa naik taksi sendiri kok!!" Jawabnya sambil tersenyum. Kemudian melambaikan tangan.

Aku juga membalas senyumannya. Senyuman manis itu ternyata milik saudaraku. Aku tidak pernah menyangka sebelumnya.

"Btw. Mobilnya yang itu. Jangan salah" teriaknya lalu pergi.

Aku hanya tersenyum geli membayangkan tingkahku yang konyol tadi.

Akhirnya aku berada di depan mobil yang seharusnya. Mobil brian !

Tanpa basa basi. Aku langsung mengetuk kaca jendela mobilnya. Brian menurunkan kaca mobilnya sambil mengkodeku untuk masuk. Dan aku mengangguk paham.

Dream CatcherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang