"Iya, Bang!" balas Rey dan Reyna kompak yang langsung disambut gelak tawa si Abang kantin lagi, senang melihat kekompakkan si kembar. Mulai dari penampilan yang sama-sama culun, tingkah laku dan porsi makannya yang jumbo.

Reyna dan sang Kakak berbalik menghampiri Fallen yang sudah menunggu di pojok kantin tapi pandangan Reyna langsung menyipit saat bertatapan dengan sosok pria yang duduk di depan meja Fallen.

Rey yang langsung mengambil tempat duduk di samping Fallen mendapat pelototan dari Reyna, baru saja dia ingin mendudukinya tapi kalah cepat dengan sang Kakak. Kini mau tak mau dia duduk di samping Demon karena kursi lainnya sudah penuh. Maklum, ini sudah masuk jam makan siang.

"Lo udah pesan makanan, Mon?" tanya Rey.

"Udah," balas Demon singkat.

Tak lama pesanan keempatnya datang. Dan Demon langsung takjub melihat pesanan si kembar.

"Porsi kuli nih," sindirnya merujuk ke Reyna karena kalau cowok seperti Rey makan banyak sih, udah biasa. Lah ini, Reyna yang imut kok makannya porsi tiga orang.

"Brisik lo!" balas Reyna sinis. "kalo lo eneg liat gue makan kaya kuli pergi aja sono! Nggak ada yang maksa lo duduk sini juga," tambahnya kesal.

"Gue suka liat lo makan banyak gini kali," kata Demon sambil menopang dagu dengan tangan kanannya.

Reyna langsung menoleh dan mengerjapkan matanya beberapa kali yang disambut kikikan geli Demon.

"Lo unik, nggak kaya cewek-cewek  lain yang pada hobi diet ama makan salad doang," tambah Demon nyengir.

Entah kenapa Reyna terpesona dengan cengiran Demon. Buru-buru  dia kembali ke mangkuk sotonya untuk menyembunyikan rona pink di pipinya.

Rey dan Fallen yang jadi penonton cuma tersenyum geli melihat Reyna merona, kalah dengan rayuan gombal Demon.

Mendadak kantin jadi hening digantikan bisik-bisik tak jelas membuat Rey menoleh kebelakang karena mendengar suara langkah kaki mendekati mejanya. Sedikit terkejut melihat siapa, tapi buru-buru Rey memanggil Demon.

Dua orang wanita dan dua orang pria berpakaian hitam, yang mungkin adalah seorang bodyguard berdiri di depan meja Demon.

"Hai Baby, seneng banget ketemu kamu di kampus baru aku. Tapi, aku nggak nyangka sekarang kamu temenan sama nerd model begini," kata Moza tersenyum manis, terbalik dengan kata-katanya yang sangat menusuk.

Tak sedikit mahasiswa yang mendekat untuk mengambil foto model terkenal itu. Juga ingin membuktikan gosip putusnya Demon dengan Moza beberapa waktu lalu itu benar atau tidak, karena dari pihak Demon atau Moza sama sekali tak mau memberikan konfirmasi ataupun alasan putusnya mereka berdua.

Demon memandang tanpa minat, ia tahu seorang Moza pasti dapat dengan mudah menemukan kampus barunya hanya semudah membalikkan telapak tangan.

Ke kampus pake acara bawa babysiter (asisten) sama pengawal?
Bener-bener gak berubah.... Pikir Demon.

"Jangan ganggu gue, Za. Pergi!" usir Demon dengan aura iblisnya hingga membuat beberapa orang di sekitarnya bergidik merasakan aura dingin dan mengintimidasi yang begitu kuat dari Demon.

Reyna entah kenapa sama sekali tak peduli dengan drama yang berlangsung di depannya. Dengan santai ia tetap menyuapkan soto yang masih mengepul ke dalam mulutnya dan mengunyahnya seakan akan itu masakan terlezat di dunia. Sebenarnya jika sebagai Starlet, dia cukup kenal dengan Moza. Tapi saat ini pilihan terbaik adalah makan.

Begitu pula dengan sang kakak yang masih sibuk memasukkan bakso yang sudah dipotongnya kecil-kecil kedalam mulut sambil sesekali menonton Demon dan Moza.

Be Nerd or Super Idol??Where stories live. Discover now