PIL 3

5K 388 24
                                    

Mia's pov

Aku berusaha membendung air mataku saat mereka meneriakiku, aku berusaha bangkit dan melupakan semuanya, hatiku seperti sekarat gara-gara perlakuan yang dilakukan oleh Romy dan lalat-lalatnya.
Kenapa di dunia ini ada orang seperti mereka?
Tidak, maksudku, kenapa didunia ini ada iblis seperti mereka?.
Itu adalah pertanyaan yang berada jauh dari logikaku.

*****

"Miiiiiaaaaaa??!!".
Teriak seseorang yang memanggilku dari arah yang sedikit jauh, ketika aku sudah berjalan meninggalkan sekolah.
aku mendekati orang yang memanggil namaku itu, kemudian berdiri tidak jauh didepannya.

"Apakah kau mau pulang bersama?". ajak Misca, orang yang membelaku dikelas tadi dengan senyuman khas miliknya yang membuatku ingin muntah.
Dia mendekat ke arahku sehingga aku sedikit mengambil posisi mundur kebelakang.
Aku melihatnya dengan tatapan kosong sebelum menjawab pertanyaannya.

"Tidak! Ayahku sudah menunggu." tolakku kepadanya.

"Mmm. Ok, kalau begitu, hati-hati". katanya tersenyum, sambil melangkah pergi.

"Oh, Miia...." sahutnya kembali sembari mengehentikan langkah.

"Apakah boleh jika aku meminta nomor teleponmu?" pintanya.

aku memicingkan mata dan merasa aneh oleh perkataan Misca, kemudian aku segera menolak permintaannya mentah-mentah.
"Tidak!!".

Aku segera pergi meninggalkannya dengan wajah kosong.
Aku heran, untuk apa dia meminta nomor teleponku?.
Apa dia ingin dekat denganku? mengobrol lewat telepon atau semacamnya denganku? Jangan berharap.
Apa ada sesuatu yang merasuki otaknya??.
Maksudku, Saat aku melihatnya dengan membalikan badanku kebelakang, aku melihat senyum itu lagi-lagi terukir diwajahnya.
Entah kenapa, aku merasa muak oleh senyumnya.
Dia orang yang sangat aneh yang pernah kutemui.

Aku tidak tahu kenapa orang yang bernama Misca itu selalu membelaku ketika aku tengah dibully oleh Gank Romy.
Ada perasaan curiga dari diriku bahwa dia ingin berteman denganku, atau mungkin saja dia ingin berniat jahat kepadaku.

tetapi aku sama sekali tidak peduli dengannya.

Bahkan aku tidak pernah menghiraukan Misca meskipun ia selalu membelaku. Aku tidak ingin berteman dengan siapapun kecuali Ayahku.

********

"Hay sayang, apa yang membuat wajahmu terlihat murung." tanya ayahku ketika aku sudah sampai ditempat Ayahku menunggu.

Aku tersenyum menanggapi perkataan ayahku saat aku sudah sukses memasuki mobil.
Tidak, aku hanya rindu dengan Biel di rumah". jawabku santai sambil menaruh tas di sampingku.

"Mungkin Biel sudah menunggu dirumah." balas ayahku sambil menyalakan Mobil kemudian menjalankannya.
Aku kemudian mengangguk bahagia ketika memikirkan Biel.
aku sudah tidak sabar untuk menghabiskan waktu berdua bersamanya.



________

Setelah sampai rumah, aku bergegas menuju kandang Biel yang terletak disamping rumah tempat tinggalku.
Aku menemukannya tengah tertidur santai di dalam kandangnya.

"hi sweet heart, do you miss me??". kataku sambil mengambil Biel dari kandangnya dan menggendongnya sampai kedalam rumah.
Aku berniat mengajak Biel kekamarku dan menaruhnya didalam kamar sehingga dia bisa melanjutkan tidurnya didalam.

Aku menaiki tangga, kemudian masuk kedalam kamar, setelah itu menaruh Biel dimeja belajarku sembari aku mengganti pakaian sebentar.

Setelah selesai mengganti pakaian, aku mengambil Biel dan menaruhnya di tempat tidurku.
Kemudian aku pergi menuju ruang makan dan menemui ayahku disana.

Psychopath In Love(gxg) [FINISHED]Where stories live. Discover now