Penentuan : Catatan Kami-Sama

1K 74 10
                                    

BILA MEREKA MEMILIKI CINTA YANG KUAT:

Kaito dan Shinichi memiliki perasaan sama yaitu cinta. Tetapi mereka dibutakan oleh makna cinta yang sesungguhnya. Mereka salah memaknai cinta dengan cara saling memiliki meskipun dengan membunuh sekalipun. Dan mata mereka ditutupi kabut haus darah dan membunuh. Semua ini sudah diatur dan diprogram oleh Kami-Sama.

Perasaan mereka sangat kuat. Bagaimana pun salah satu dari mereka harus tetap tinggal di dunia. Jadi mereka akan mendapat jiwa terakhirnya dan harus dimanfaatkan dengan baik. Dimanfaatkan dengan cara mengenang kenangan mereka.

Sekembalinya jiwanya kepada raga mereka, mereka akan mendapat ingatan masa kecilnya. Dimana mereka pernah bertemu. Dan saling mencintai.

~~~ Kaito, Shinichi and Kami-Sama Scene ~~~

Kaito serasa hilang. Hilang dari dirinya yang sesungguhnya. Atau lebih tepatnya hampa. Ya, dia merasa hampa setelah melihatnya Shinichi menusuknya untuk terakhir kali. 'Apa ini akhir dari hidup? Tolong jangan. Aku tidak ingin...'

Melihat Shinichi tergeletak disana, Kaito pun segera ingin meraihnya. Tapi apa daya, ternyata dia sudah kehilangan raganya. Yang dimaksudkan hampa adalah kehilangan tubuh aslinya. Kaito hanya bisa memandangnya sedih. Tidak dapat berbuat apa-apa. Tapi jika dilihat lebih lagi, keadaan Shinichi juga sama seperti keadaannya sekarang. Ya, Shinichi mati. Hanya itu yang bisa disimpulkan Kaito untuk sekarang.

Perlahan Shinichi bangkit. Bangkit tanpa raganya. Dilihatnya Kaito yang sedari tadi melamun tapi tidak seperti melamun. Iris Kaito sudah berubah menjadi violet. Bahkan kedua-duanya. 'Apa jangan-jangan irisku juga? Tidak, harusnya aku sudah berada di dekat Kerajaan yang Terakhir. Aku dan dia, akan menghadapi hal yang paling terakhir dari arena Membunuh atau Dibunuh, yaitu penentuan.'

Shinichi bisa mengetahui semua rancangan dari Kami-Sama karena dia selalu 'dekat' dengan Kami-Sama. Dan dia sempat tidak percaya akan adanya kekuatan itu. Tapi itu bukanlah masalah. Yang menjadi masalah sekarang adalah siapa yang akan menjadi pemenang dan berhak untuk tinggal di bumi ini untuk kedua kalinya.

BILA SALAH SATU DARI MEREKA MENGALAH:

Mereka saling mencintai. Dan sudah seharusnya kalau mereka merelakan kesempatan emas ini bagi salah satu dari mereka. Kalau mereka sama-sama bersikap egois, Kami-Sama malah menjerumuskan mereka ke dalam Jurang Pembunuh milik Kami-Sama seorang. Dimana mereka tidak akan pernah selamat.

Kami-Sama menghampiri Kaito dan Shinichi yang tengah dilanda rasa takut dan bingung. Saatnya bagi Kami-Sama untuk mengintrogasi mereka berdua. Tentunya dengan cara bertelepati. Yang pertama kali diajak Kami-Sama untuk telepati adalah Kaito Kuroba.

'Kaito Kuroba, apa kamu mencintainya?' Kami-Sama membuka suaranya. Kaito tersentak dari lamunannya setelah mendengar namanya disebut dan ada seseorang yang berbicara dari hatinya.

"Tentu saja, aku mencintai Shinichi seorang." Kaito mengeraskan suaranya. Tidak tahu kalau dia bisa berkomunikasi hanya dengan telepati. Shinichi yang sedari tadi memandangnya terkejut mendengar pernyataan Kaito.

'Jika ada nyawa terakhir bagimu, maukah kamu bersedia untuk memakainya lagi?' Kami-Sama memberi penawaran bagi Kaito.

"Jika aku punya nyawa, bukan, jika aku diberi nyawa, aku tidak akan memakainya. Karena itu akan menghianati janjiku dengan orang kesayanganku. Aku lebih baik memberinya nyawaku." Kaito tersenyum sedih. Kenangan tentang pembunuhannya masih berkelebatan dalam benaknya.

"Jangan, Kaito. Itu kesempatan emasmu untuk memperbaiki semua kesalahanmu." Shinichi melihat Kaito sendu.

'Baiklah kalau begitu. Cintamu begitu tulus padanya. Aku akan memberi nyawa kepada Shinichi.' Kami-Sama sudah mengulurkan tangannya menjamah Shinichi, dan menyalurkan nyawanya kembali ke tubuh aslinya.

"Kami-Sama, dame. Aku juga inginkan Kaito hidup bersamaku..." Shinichi tidak tahan menahan suaranya.

"Shin-chan, sudahlah. Kamu yang harusnya memperbaiki kesalahanmu." Kaito mengangkat suara. Dan perlahan menghilang. Shinichi yang tengah melihatnya merasa kehilangan. Detik-detik dia menghilang, dia hanya mengeluarkan kata-kata ' I love you, Shinichi.' Setelah itu hanyalah pemandangan hampa yang dilihat. Tidak ada lagi sosok Kaito Kuroba.
.

.

.

.

.

.

Waktu pun berlangsung sangat cepat. Shinichi kembali kerumahnya dan segera menghampiri ibunya didapur.

"Ara... Shin-chan sudah bangun. Syukurlah kamu masih bisa bangun."

"Kaa-san tara. Iya, iya aku tidak akan pergi sembarangan lagi..." Shinichi melahap makanan yang sudah di siapkan ibunya.

"Kaa-san, aku boleh pergi ke Ekoda hari ini? Hanya sebentar saja..."

"Boleh Shin-chan. Tapi cepat kembali. Kaa-san tidak mau menunggumu terlalu lama."

"Haik, haik... Jaa itekimasu." Shinichi berdiri dan mulai berjalan menuju ke pintu luar dan mengambil mobil ibunya.

'Yukata... Anakku bisa kembali dari kekekalan. Arigatou ne, Kami-Sama.' Batin ibunya kegirangan.

Sesampainya di Ekoda dia melihat-lihat Ekoda Park. Ya, dia mengenang tempat pertemuannya. Pertama kali. Dibenaknya langsung berkelebatan kata-kata Kaito saat pertama kali menyapanya.

'Aku Kuroba Kaito. Kamu?' Shinichi menggumamkan kata-kata Kaito saat itu.

"Aku Shinichi Kudou, yoroshiku." Dibalik kata-katanya saat pertama bertemu, terdapat isak tangis yang mendalam. "Kai... aku mencintaimu juga." Sembari menghusap air matanya. Yang dengan tulus dikeluarkannya.

~~~~~~ THE END ~~~~~~
____________________________________
Akhirnya end jugaaaaa....... Yeayyyyyyyyyyy. Huhuhu kalo end review critaku yahhhh. Jelek komennnnn okehhhhhhh. Kalo masih mau aku stay di wattpad aku janji bikin happy end dehhhh..... Gomenne sebelumnya aku ngga buat sekuel soalnya Kaito mati dan itu tidak bisa kembali..... Huhu sebenernya aku juga ngga mau mereka matiii. Tapi emang gitu critanya. Shikatanai yooooo..... Jaa naaa watashi wa no reader......

Bug Eaten PsychedelismWhere stories live. Discover now