Catatan Kaito Kuroba : Pembunuhan Pertama

1.4K 102 4
                                    

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Kaito memiliki masalah dengan asmara. Tetapi kisah cinta yang paling membekas di dalam diri Kaito adalah kisah cintanya bersama Nakamori Aoko dan yang paling menyakitkan bagi Kaito Kuroba adalah kisahnya bersama Mouri Ran. Maka dari itu, dengan kesempatan 3 kali pembunuhan harusnya Kaito bisa memanfaatkan kesempatan untuk balas dendam. Balas dendam karena dikhianati. Oleh Mouri Ran.

Ya... Dia akan merencanakan suatu pembunuhan yang mulus tapi berhasil. Pembunuhan terencana yang akan selalu dikenang oleh Mouri Ran sampai akhir hayatnya di Neraka.

Kebetulan, dia masih berstatus pacar Ran, jadi Kaito akan lebih mudah mengatur pertemuan dengannya. Pagi itu, Kaito mencari Ran dan akan memastikan Ran ada dan "sudah siap".

"Ran, aku boleh bicara denganmu? Ini penting!"

"Sebentar ya Kaito..." Sambil memberinya isyarat agar diam. Dia sedang berbicara ditelepon dan tidak ingin diganggu. Seharusnya Kaito yang dipentingkan oleh Ran. Bukanlah orang yang ada diseberang telpon itu. Meskipun itu adalah orang tuanya, tetapi Kaito pun punya hak untuk menyela pembicaraan

"Jaa... Kenapa Kaito? Hal apa yang termasuk penting bagimu sehingga aku harus mendengarkanmu berbicara?"

"Terserah maumu apa, tapi aku harus berbicara padamu dua hal." Ketus Kaito.

"Hal pertama?" Ran tak mau kalah ketusnya

"Siapa yang berbicara denganmu ditelepon sampai aku tidak digubris? Kenapa kamu peduli dengan orang yang diseberang telpon sedangkan aku yang berada dekat denganmu tidak dihiraukan?"

" Kaito... Orang yang ditelpon itu berharga bagiku, jadi kau harus maklum. Siapa? Aku tidak akan memberitahumu. Kenapa? Diawal aku sudah memberitahumu, dia berharga untukku. Sudah pahamkah? Dan hal yang kedua?"

"Hmmm... Sudahlah. Kedua, apa akhir minggu ini kita bisa bertemu?

"Maaf tidak bisa. Aku sudah ada janji dengan orang itu. Maaf sekali ya... Kaito."

"Orang itu... Maksudnya orang yang ada ditelponkah?"

"Sou... Seperti yang kamu katakan."

"Baiklah kalau begitu."

Kaito kesal karena jawaban yang diberikan oleh Ran. Hampir setiap dia mengajaknya kencan atau bertemu bahkan hanya semenit, Ran akan menolak dengan segala alasan. 'Ran, itukah maumu? Sudahlah, aku muak denganmu juga. Jaa naa Ran Mouri. Aku benci padamu.' Pikir Kaito mengingat dia akan menang melawan Ran.

Sore harinya, Kaito melancarkan strategi untuk membunuh Ran. Pertama, dia harus menguntit siapa orang yang sebenarnya ada dibalik telpon itu. Kedua, bila dia berhasil menemukan orang tersebut, dia akan menunggu kesempatan datang untuk mendekati Ran saat itu juga dan mengambil Ran. Bukan, yang dia maksud adalah nyawa Ran

Akhir minggu ini akan menjadi hari terakhir Ran. Dengan pakaian serba hitam, dia menguntit Ran sejak dari rumahnya dan menuju Ekoda Park. Dia sedang menunggu disalah satu bangku sekitar taman itu. Kaito tidak berada jauh dari bangku yang ditempati Ran. Dia ingin mengetahui orang yang ditelpon pacarnya dan ingin sekali menikam pacarnya.

"Aaa... Akhirnya kamu datang juga." Ucap Ran yang sengaja didengarkan Kaito.

"Maaf membuatmu menunggu, Ran." Suara pemuda yang dikenali Kaito, pemuda yang pernah merenggut Aoko dari tangannya, Hakuba Saguru.

"Kamu terlambat, Saguru. Hampir 10 menit."

"Maafkan aku Ran, sayang."

'Sayang? Jaa, Aoko itu bukanlah pacarnya. Kenapa harus Ran yang bersamanya bukan Aoko? Masaka...'

Setelah lama berpikir, menemukan jawabannya dan menunggu kesempatan, akhirnya kesempatan itu benar-benar datang. Hakuba pergi tanpa memberi tumpangan untuk Ran, jadi dia segera menghampiri Ran.

"Ran, mau aku antarkan pulang?"

"Kaito... Kenapa kamu ada di..." Ran belum sempat menyelesaikan perkataannya, karena Kaito membekap mulutnya dengan saputangan yang sudah dicampur kloroform. Kaito membawa Ran yang pingsan masuk kedalam mobil.

Tak lama kemudian mobil itu berhenti disuatu pabrik yang terbengkalai. Kaito menghempaskan Ran yang sedang pingsan ke lantai pabrik yang cukup dingin. Saking kerasnya Kaito 'membanting' Ran, akhirnya dia sadar. Sadar bahwa dia sedang berada dalam kondisi terancam, dengan tangan terikat dan dilihatnya Kaito yang sedang memegang parang.

"Kaito, kenapa aku bisa disini? Lepaskan aku! Lagipula, dari mana asalnya benda yang kamu bawa itu?"

"Pertanyaan yang cukup lengkap, Ojou-san. Pada intinya, aku muak dengan sikapmu dan kurasa kamu adalah orang yang tidak pantas hidup, tidak pantas menginjakkan tanah, tidak pantas menghirup udara, dan tidak pantas untuk dilahirkan ke dunia. Jadi, aku ingin menyelesaikan semua perasaan tidak suka yang ada agar lenyap seketika."

Setelah Kaito mengucapkan kata-kata mutiara psyho, Kaito pun menyabet kedua tangan dan kaki Ran. Meskipun Ran menjerit sakit, tetap tidak digubris Kaito.

"Kaito, kenapa kamu melakukan ini padaku. Aku ini pacarmu harusnya kamu memperlakukanku dengan baik."

"Nande? Kenapa aku harus begitu padamu. Itu hanyalah keegoisan dari seorang Ran. Lagipula kamu minta lepaskan, bukan? Aku sudah melepaskan ikatan talinya, iya, bukan? Harusnya kamu berterima kasih padaku, bukannya memintaku untuk memperlakukanmu seperti seorang putri. Kamu itu bukan putri yang memiliki dunia jadi..."

Bersamaan dengan jeda perkataan Kaito, nyawa Ran sudah diambang Neraka. Kaito mengayunkan parangnya keatas dan dengan sekali tebasan kearah leher Ran, jiwa Ran pun sudah tidak ada lagi dalam raganya.

"... Jadi kau pantas untuk mati. Bukannya memerintahku sesukamu."

Adegan dimana Ran sudah kehilangan jiwanya dengan raga yang termutilasi merupakan adegan yang sangat membahagiakan bagi Kaito.

"Jaa, aku sudah mengantarkanmu pulang? Jaa naa Ran..."

Kaito pulang dengan wajah senang dan bahagia kerumahnya. 'Sudah kuduga, aku akan bahagia bila dia MATI. Mengapa aku tidak melakukan ini dari dulu? Tidak, aku tidak boleh tertawa dulu karena ada seorang lagi yang menggangguku. Yang sudah merenggut orang terpenting bagiku."

Dengan ini Kaito Kuroba, sudah kehilangan satu kesempatan untuk memiliki kekuatan bangkit dari pembunuhan. Kaito masih memiliki 2 kesempatan emas yang harusnya bisa dimanfaatkan membunuh orang yang dimaksudkan Kaito Kuroba.

Bug Eaten PsychedelismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang