Part 1- Pecundang [Revisi]

Start from the beginning
                                    

"Tuh, lo denger, 'kan? Cowok gue sangat terganggu dengan surat cinta yang elo buat itu, cupu! Jadi, hari ini lo harus ngedapetin hukuman yang pantas."

"Ampuni aku, Kak. Aku mohon ampuni aku!" isak Adel memohon di sela tangisnya yang tersedu.

Renata, Tristan, dan ke empat temannya hanya tertawa menyaksikan tangisan Adel. Dengan paksa, Renata mengikat Adel dengan tali tambang yang tadi dikeluarkannya, membuat Adel semakin terpekik histeris.

"Berisik banget, sih!"

Seseorang yang tiduran di kursi taman, dibelakang pohon yang tidak jauh dari kejadian itu, sejak tadi begitu terganggu oleh suara-suara yang sudah menganggu tidur siangnya. Bara Pratama Wiryakusuma, mahasiswa jurusan teknik yang selalu menghabiskan waktunya untuk tidur saat jam kuliah berlangsung. Merasa seseorang benar-benar seperti mencari-cari masalah dengannya.

Laki-laki tinggi atletis yang memakai anting di telinga sebelah kirinya itu, menggusar rambutnya dengan kesal.

Dia bangkit, lalu melangkah gontai mendekati teman-temannya yang pada saat itu tengah melakukan pembullyan terhadap salah satu mahasiswi baru yang dia ketahui menjadi bulan-bulanan di kampus ini.

"Kalian semua ngapain?" tanya laki-laki itu dengan wajah tanpa ekspresinya.

Ke enam temannya itu langsung mengalihkan pandangan pada Bara.

"Berisik banget. Sangat mengganggu tidur gue." ujarnya dingin.

"Yaelah, Bar. Apa yang di dalam pikiran lo cuma tidur doang? Makanya, Bar. Mending lo gabung sama kita. Kali ini, kita punya mainan seru. Gue jamin, lo bakal have fun setelah gabung untuk ngasih hukuman ke ini cewek." timpal Roman dengan nada menyeringai.

"Iya, Bar. Karena lo adalah ketua kita, gimana kalau elo yang ajuin hukuman apa yang paling pantes buat si cupu ini." ujar Renata dengan wajah bersemangat. "Ya, 'kan, sayang." Renata melirik Tristan seolah meminta pendapat.

"Iya, aku setuju." sahut Tristan sambil tersenyum. "Gue sangat setuju kalau elo yang kasih cewek ini hukuman, Bar."

"Yeay! Asyik! Gue setuju banget!" seru Bella dengan sangat ceria. "Bara, akhirnya elo gabung juga! Go go Bara! Go go Bara!" Bella terus menyerukan kalimat-kalimat itu seolah sedang melakukan gerakan chearleaders.

"Gimana, Bar? Menurut lo hukuman apa yang paling pas buat cewek ini?" tanya Freddy.

Bara menghela napas, sejenak ditatapnya wajah gadis cupu yang sejak tadi hanya tertunduk.

"Dia nggak menarik sama sekali buat jadi mainan gue." ujar Bara membuat ke enam temannya terdiam saling pandang. "Bahkan, terlihat sangat menjijikan. Jadi buat apa kalian buang-buang waktu untuk sampah semacam ini?"

"Bar, tapi cewek ini target bullyan geng kita. Lo nggak bisa bilang kalau kita cuma buang-buang waktu buat ngerjain dia. Setidaknya-"

"Tidak ada keuntungannya sama sekali. Apa perlu gue mengulangi kata-kata gue?" Bara menatap Tristan dengan datar, membuat cowok itu terdiam tidak berkutik.

"Jadi maksud lo kita harus ngelepasin dia begitu aja?" tanya Renata menatap Bara gusar.

"Tidak. Gue tidak menyuruh kalian ngelakuin itu."

"Terus apa, Bar? "

Bara meraih tali yang tadi hampir digunakan Renata untuk mengikat Adel. "Bagaimana kalau kita memaksa cewek ini bunuh diri?"

"Lo udah gila, Bar!" sentak Tristan.

"Terus kalian ingin gue memberi usul apa?"

"Bar, itu nggak mungkin. Kita nggak mungkin ngelakuin hal seperti itu!" ujar Bella cemas. "Enggak, Bar. Kita cuma mau ngerjain ini cewek, bukan ingin membunuh dia."

gadis cupu dan pangeran trouble maker [On Going]Where stories live. Discover now