{3}

2.9K 195 1
                                    

I For You
============================
"Hal yang paling menyakitkan ialah harus berpura-pura bahagia ketika melihat orang yang dicintai mencintai orang lain." - Cinta Brontosaurus

********

"Pstttt.....pstttt" panggil Alina berbisik sambil menggoyang-goyangkan bahu Ricky.
"Woyy!! Pstttt.... ricky" lanjutnya.

"Aduhh! Paansih,Lin?! Tanya Ricky yang masih berkutat dengan contekannya.

"Pssttt.... Ricky!! Mana sih lama bet lu!" Ucap Alina pelan.

"Iya, sabar napa!" Jawab Ricky yang masih melihat contekannya.

Ya, hari ini kelas XI IPA-3 sedang melaksanakan ulangan harian. Dan yang lebih parahnya lagi, pak Adil--guru ter-killer-- disekolah ini, yang mengawasi kelasnya. Jadilah mereka membuat contekan dikertas kecil tadi sebelum ulangan.

"ALINA, RICKY!! Ngapain kalian?!!" Sahut Pak Adil menyelidik.

"Ng-nggak papa pak. Ini pak tadi Ricky minjem tipe-x saya," ucap Alina dengan menunjukkan tipe-x nya dan pak Adil kembali berkutat dengan kertas-kertasnya.

"Anjirr nih Ricky lama bet nyonteknya! Untung gua kagak dibogem pak Adil!" Gerutu Alina pelan.

"Nih, liat punya gua aja!" Ucap seseorang disebah Alina. Membuat Alina tersentak karena baru kali ini teman sebangkunya mengajaknya berbicara kalau saat ulangan.

"Serius,Mas?!!" Ucap Alina pelan.
"Lu 'nggak lagi kesambet pohon mangga sekolah kan?"

"Jan panggil gue Mas, emang gua tukang bakso!" Ucap Dimas agak ketus.

"Ya udah sih, tapi bener nih?" Tanya Alina sekali lagi.

"Iya bener!" Jawab Dimas.

"Aduhhh, Dimas Prakarsa makasih bangett yakk!! Tar gua jajanin goceng dah," balas Alina yang langsung mengambil kertas ulangan Dimas dan menyalin semua jawaban Dimas.

Alina memang sebangku dengan Dimas kalau mereka sedang mengadakan ulangan. Kalau sedang belajar biasa Alina duduk dengan Karin. Dimas juga mendapat predikat siswa berprestasi dikelasnya. Oleh sebab itu, Alina merasa senang duduk sebangku dengan Dimas.

'Iyalah seneng, kan bisa nyontek diem-diem'

********
"Woi Alina!!!" Panggil Karin pada Alina.

"Alinaa!!" Panggil Fadil.

"Linaaa!!" Panggil Ricky gantian.

"ALINA FRANDA MAGESHA!!" ucap Karin, Fadil, dan Ricky bersamaan.

"Apaansih, lu pada?!! Berisik banget tau 'nggak!" Balas Alina yang mendapat pelongoan dari Ricky.

"Muka lu tablo, sumpah Rik," ucap Fadil.

"Heh!! Kurcaci, lu tuh dipanggil nyaut napa! Budek lu ya?!" Ujar Fadil agak sebal.

"Yeeuuu!! Siapa suruh ganggu gua! Gua kan lagi ngebayangin masa depan gua sama Dimas!" Jawab Alina sambil tersenyum dengan mengadahkan kepalanya keatas.

Ricky mengendus sebal atas ucapan Alina barusan, "Alay lo!" Ucap Ricky.

"Eh ngomong-ngomong tadi lu ngapain sama Dimas pas ulangan?" Tanya Karin membuat Alina tersenyum sendiri lagi.

Fadil memutar bola matanya malas, " mulai gila nih anak!" Ucapnya.

"Tadi tuh ya, Dimas ngasih jawaban ulangannya ke guee!! Sumpah gua seneng bangett!" Ujar Alina sambil tersenyum senang.

"Sumpeh lo?!" Balas karin.

"Tumben tuh anak mau ngajak lu ngomong kalo ulangan!" Ucap Ricky.

"Kesambet kali tuh," sahut Fadil asal.

"Lagi pada ngomingin gua lo ya?!" Pertanyaan orang itu membuat mereka berempat menoleh kearah tersebut dan ternyata Dimas.

"Widihh....Bapak geng kita dateng nih, " sahut Fadil tiba-tiba yang mendapat kekehan dari Dimas lalu duduk disebelah Fadil.

"Kemana aja lu, bro?" Tanya Ricky sambil memakai jaketnya.

"Biasa, jemput bidadari gue," jawaban Dimas membuat Alina membulatkan matanya seketika.

Dia kaget sangat kaget mendengar jawaban yang Dimas lontarkan.

'Bidadari?' Tanya Alina dalam hati.

"Bidadari? Siapa tuh, pacar lu?" Tanya Fadil membuat Alina semakin penasaran.

"Bukan, tapi calon," 3 kata yang diucapkan Dimas membuat Alina menahan nafasnya.

'Calon??? Dimas punya calon pacar?' Batin Alina bertanya-tanya.

"Dia cinta pertama gue yang baru dateng dari London" ucapan Dimas membuat nafas Alina terasa sesak. Sangat sesak.

'Kenapa sakit banget rasanya Tuhan'

Alina mencoba menetralkan jantungnya yang hampir copot karena mendengar ucapan Dimas barusan.

"Wihhh.... Bapak geng punya first love ternyata! Gue kira lu gay," ucap Alina sambil tertawa.

Tertawa palsu lebih tepatnya.

"Anjirr lo!" Balas Dimas dan mendapat tawaan dari Alina.

Karin menghela nafasnya kasar sambil menatap kearah Alina. inilah Alina sahabatnya.
Alina yang selalu menutupi kesedihannya pada orang lain.

"Kapan-kapan kenalin lu ama kita-kita, ye nggak?" Tanya Alina pada teman-temannya.

"I-iya, lu harus kenalin ama kita-kita, bro!" Ucap Fadil sambil menatap iba kearah Alina yang sedang tersenyum

"Selow, tar gua kenalin," jawab Dimas sambil tersenyum.
"Dah, gua mau cabut dulu. See you soon," ucap Dimas.

"Sok inggris lo!" Sahut Ricky yang mendapat tawaan dari Dimas sambil berlalu pergi meninggalkan kelas.

"Lin," panggil Karin setelah kepergian Dimas.

"Eh, oh ya udah gue juga mau balik nih! Rin mau bareng 'nggak?" Tanya Alina sambil membereskan alat tulisnya.

"Alina, please," ucap Karin sekali lagi.

"Udah deh Karin! Gue 'nggak papa kali, masih banyak waktu buat merjuanginnya. Gue masih bisa nunggu, sebelum janur kuning melengkung, tenang aja sama gua," Jawab Alina yang mendapat kekehan dari Ricky.

"Gue balik dulu, byeee.... jangan kangen," ucap Alina berlalu pergi.

"Dia langka,men," ucap Ricky tersenyum.

"Dia emang sahabat gue yang paling langka," balas Karin.

"Dah cabut yuk!" Ucap Fadil sambil memegang tangan Karin dan berlalu pergi.






*******

VOTE AND COMMENTS YA GUYS.....

Salam kecup, Adisya



I For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang