"Itu bukan urusanmu blaire, aku yang mencari nafkah. Kau tinggal ikuti aku saja." Ujar harry sambil menatap mataku.
"Harry, mom setuju dengan blaire. Selagi dia bisa menggapai cita-citanya mengapa tidak? Seharusnya kau sebagai suami mendukungnya." Bela mom annie diikuti dengan anggukan dad des
"Sekali ku bilang tidak ya tidak!" Bentak harry.
Kami semuapun terkejut, setan apa yang memasuki harry sampai dia seperti ini.
"Harry, tolonglah. Izinkan aku, aku tidak mau berada dirumah terus menunggu mu pulang kerja. Jika ku dikantor aku bisa mengobrol dengan karyawan-karyawanku dan tidak sendirian." Kataku sambil memegang tangannya
"Kau bos nya blaire, bahkan kau bisa mengontrol kantormu dari rumah hanya dengan menggunakan elektronik, bukan begitu mom?" Ujar harry sambil melirik mom nadine. Lalu mom nadine mengangguk.
"Tapikan harry, mengontrol langsung ke kantor lebih seru daripada dirumah." Elakku
"Kau ini mengapa susah sekali di atur?!!!" Bentak harry, aku menatap wajahnya agak memerah. Sial. Ada apa dengannya(?)
"Maaf harry. Tapi aku masih ingin bebas, baru satu hari pernikahan kita kau sudah mengkekangku." Kataku pelan.
"APAA BLAIRE? Kau bilang?!"
"Kau sudah meng-kek-angku." Jawabku terbata-bata
"AKU INI SUAMI MU, WAJAR JIKA AKU MENGATUR-ATUR MU. JIKA KAU TIDAK SUKA? MENGAPA KITA MENIKAH BLAIRE? JIKA KAU MASIH INGIN KEBEBASAN MENGAPA KITA MENIKAH?!" Bentak harry.
Jleb.
Semua mata tertuju pada harry, wajahnya yang memerah berhadapan denganku. Mom annie dan mom nadine sudah ambil ancang-ancang antisipasi jika harry melakukan sesuatu.
"Kau..... Jika kau tidak suka dengan pernikahan ini, seharusnya katakan sejak awal!" Lanjutnya lalu tangannya terangkat seperti ingin menamparku.
"Har-ry, aku tidak bermaksud mengelak, tetapi ini kesempatanku. Kau jahat sekali berbicara seperti itu kepadaku, kau tidak serius kan?" Tanyaku sambil menahan air mata yang rasanya akan segera tumpah
"AKU SERIUS BLAIRE!!! KAU MASIH INGIN KEBEBASAN KAN? SEKARANG TERSERAH KAU SAJA. JIKA KAU TIDAK MENURUTIKU KITA BERPISAH SAJA!" Ujarnya lagi, tak tahan. Akhirnya air mataku pun pecah tumpah dihadapannya.
Aku tidak mampu berkata-kata, aku langsung lari ke kamar yang memang sudah disediakan mom annie untukku dan harry.
Mom annie dan mom nadine memanggili namaku, aku tetap lari menuju kamar. Dikamar aku langsung menenggelamkan kepalaku di bantal, nangis kejar.
**
Author's POV
Mom annie, nadine, dad des dan josh. Langsung menghampiri harry yang langsung duduk terdiam setelah membentak blaire.
"Harry!! Apa yang kau lakukan? Bodoh." Ujar des sambil menampar pipi harry keras. Harry hanya terdiam.
"Harry, kau sadar? Ayolah nak, aku tahu itu yang tadi bukan kau." Ujar josh sambil menepuk-nepuk pipi harry. Pandangannya kosong, wajahnya pucat.
"Harry sayang, apa yang terjadi?" Tanya annie sambil menangis.
Harry tidak menjawab. Dia termenung, tidak berkata. Hanya diam seperti manusia tak bernyawa.
"Kemana blaire?" Tanya harry yang tiba-tiba sadar. Seperti ada sesuatu yang merasukinya dan tiba-tiba saja menghilang.
"Mengapa mom menangis?" Tanyanya.
Mom annie hanya menangis dan menggeleng.
"Harry, tolonglah kau tidak serius kan dengan perkataanmu?" Tanya mom nadine.
"Perkataan apa? Aku tidak mengerti." Jawab harry dengan wajah innocent
Lalu des,josh. Annie dan nadine menceritakan apa yang terjadi. Harry hanya berdecak kesal dan dia memukulkan dirinya sendiri.
"Sial. Apa yang telah kulakukan?!" Ujarnya
"Sekarang dimana blaire?" Tanya harry
"Dikamar." Jawab mom annie
Lalu harry lari ke kamar dan masuk menghampiri blaire. Tubuhnya tertutup oleh selimut, dan harry mendengar blaire sedang sesenggukan menangis. Harry semakin bersalah seperti ada yang hancur dalam dirinya.
Harry duduk di tepian kasur, dan mencoba membuka selimut.
"Blaire, bukalah." Ujar harry lembut sambil membuka selimut, terlihatlah blaire sedang menangis, rambutnya berantakan.
"Mau apa kau ke--sini." Ujar blaire terbata-bata sambil menangis.
"Aku benar-benar meminta maaf. Aku tidak tahu apa yang terjadi, mom sudah menceritakan semuanya apa yang telah ku katakan padamu, itu benar-benar bukan aku blaire. Kau harus mendengarkanku kali ini. Aku serius." Ujar harry dengan wajah bersungguh-sungguh.
Harry makin bersalah saja melihat wajah blaire yang sudah bengkak, matanya pun juga.
"Jadi, kau kemasukan sesuatu seperti itu?! Please harry ini zaman modern." Kata blaire mengelak.
"Blaire aku berani sumpah jika kau tak percaya." Ujar harry
Namun blaire hanya menaikkan alisnya.
"Aku berani bersumpah kalau tadi itu bukan aku, yang mencaci makimu, memarahimu, membuatmu menangis seperti ini. Yang tidak mengizinkan mu bekerja untuk melanjutkan cita-citamu." Ujar harry bersumpah didepan blaire.
Blaire tercengang dan hanya diam.
"Aku sadar sewaktu mom nadine bilang kau yang akan menggantikan nya di kantor, kau yang menjadi atasan yang baru. Aku bahkan mengizinkanmu bekerja blaire." Jelas harry lembut
"K-kau serius?!" Tanya blaire butuh kepastian.
Harry ikut duduk di kasur di samping blaire, sambil memeluk blaire. Blaire meletakan dagunya di dada bidang harry.
"Aku serius. Aku yang tadi itu seperti setengah sadar dan tidak sadar. Dan waktu aku memarahimu itu benar-benar bukan aku. Aku tidak akan membiarkanmu berdiam diri dirumah menungguku pulang kerja, ku tahu itu membosankan." Jelas harry sambil mengelus-elus rambut blaire dan sesekali menciumnya.
"Perkataanmu tentang pernikahan kami, itu tidak benar kan harry? Itu bukan kau kan,?!" Tanya blaire sekali lagi
"Aku sudah bersumpah blaire, itu bukan aku."
Lalu blaire dan harry berpelukan, blaire menangis haru.
"Maafkan aku blaire. Aku benar-benar mencintaimu. Aku ingin kau selamanya bersamaku." Ujar harry memeluk blaire sambil memejamkan matanya
"Aku juga mencintaimu harry, entahlah aku sangat kacau sewaktu kau bilang tentang pernikahan kami, dan kau bilang kita berpisah saja. Sial." Ujar blaire sambil tertawa miris.
"Tidak. Itu tidak mungkin terjadi." Kata harry
"Entah mengapa aku sangat bodoh bisa bertindak seperti itu." Lanjut harry
"Kau hanya terlalu banyak pikiran, tenang harry aku akan membantumu." Ujar blaire sambil mempererat pelukannya
"Tidak blaire, tetap aku yang akan mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan hidup kita dan untuk membeli apartment." Elaknya
Blaire hanya memutarkan bola matanya. "Kau ingat janji pernikahan bukan? Kita harus saling berbagi, saling melengkapi. Dan aku ingin membantumu. Ayolah harry." Ujar blaire sambil menatap mata harry
Lalu harry hanya mengangguk dan tersenyum.
Sungguh, hari ini adalah hari terberat yang dilewati harry dan blaire, walaupun yang tadi itu bukan harry, namun perkataannya itu sangat melekat di hati dan pikiran blaire. Harry pun sama, mereka berdua menganggap bahwa yang tadi hanya pelajaran, semoga tidak terjadi kedua kalinya.
Harry lalu mencium bibir blaire dengan lembut dan blaire membalasnya.
"Aku sangat mencintaimu blaire. Aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi padamu." Bisik harry disela-sela ciumannya.
Blaire tidak membalas dia hanya memperdalam ciumannya.
***
Whops. Very late update.
YOU ARE READING
LDR // H.S
Fanfiction"Bisa dikatakan akulah wanita paling beruntung di dunia ini karena bisa memilikinya"-Blaire Willow "Akulah lelaki tampan dan mapan yang bisa membahagiakan istriku dan anakku." -Harry Styles [COMPLETED]
PART 50
Start from the beginning
