"Aku suruh mereka buat pantun.."

"Ohh.. kalau sudah selesai aku boleh kan kasih yel yel penyemangat?. Kangen juga nih udah lama gak teriak teriak"

"Kenapa harus minta izin. Dulu Pondok menulis ini juga berdiri atas usul kamu kan? Pondok menulis ini juga milik kamu aisyah"

Aisyah merasa tersanjung dengan ucapanku, kemudian dia mendekat kearah anak-anak yang sepertinya sudah menyelesaikan tugas dariku.

**
Malam ini Fatma sedang mengajar ngaji anak-anak yang ada didesa. Tepatnya disalah satu masjid yang tak jauh dari rumah. Masjid yang dulu menjadi saksi bagaimana aku mengucap ijab qabul itu. Selepas magrib sampai waktu isya, Fatma memang rutin mengajar mengaji disana. Dia sebenarnya bukan pengejar tetap disana. Pengar yang sebenarnya adalah Mbak Tati, kakak kelas Fatma semasa sekolah dulu. Mbak tati tak sendiri dia ditemani Ustad Zhami aku cukup kenal dekat denganya.

Aku masih berdiri didepan rumah memandang langit yang malam ini dihiasi oleh banyak bintang. Udara malam ini begitu dingin, anginya mengalun pelan tapi dengan pasti mampu membuat tubuh manusia menggigil. Aku masuk kedalam kamar, lalu ku ambil sebuah amplop surat yang aku taruh diantara tumpukan baju dilemari. Ya.. Surat dari anwar yang dititipkan lewat aisyah. Sebenarnya apa maksudnya kembali hadir dihidupku. Apa aku salah dan terlalu kejam membencinya. Tidak. Aku tidak kejam, sebenarnya aku tak membencinya aku hanya berusaha menyingkirkanya dari bagian masa laluku. Dan surat ini, entah kenapa aku belum ada nyali untuk membacanya, tadinya ingin aku robek saja surat ini, tapi aku ingin membuktikan bahwa aku tidak kejam.

Dengan pelan, aku membuka isi surat ini. Dan mulai membacanya...

Untukmu..
Kupu-kupu Jantanku

Kemankah perginya kupu-kupu jantanku, walau sebenarnya akulah yang terbang mengitari bumi ini. Namun bukankah sayapnya adalah sayap cinta, kenapa ia tak terbang untuk mencariku. Kenapa aku yang nyaris hampir mati mencarinya..

Kadang lidah itu terlalu naif untuk mengakui sesuatu.Dari awal aku sadar aku begitu mengaguminya, sosoknya begitu indah dimataku ya dia sudah seperti mirip kupu kupu yang menjelma menjadi seorang lelaki.

Darinya aku mengerti banyak hal, tentang apa itu ketulusan, keikhlasan, bahkan kasih sayang. Semakin hari aku semakin terlena oleh paras indahnya kupu kupu itu. Dan akhirnya kupu kupu jantan itu bersandang dihatiku, ya aku berhasil mendapatkanya. Dan harus kuakui aku mencintainya.. walau keyakinan dan ucapan dibumi ini tak merestuinya sama sekali. Tapi bukankah ini cinta. Bodoh rasanya mereka jika memandang cinta ini salah hanya karena aku dan dia berjenis jantan.

Tapi kini hanya penyesalan yang selalu menemani setiap detiknya, bukan lagi kebahagian seperti dulu. Bukan lagi tawa tapi tangis. Semua terjadi hanya karena satu kesalahan. Aku pergi meninggalkanya, padahal aku pergi dengan masih membawa cintanya, kepercayaanya, kesetiaanya, dan tentu ikrar yang selalu aku bisikan ditelinganya.

Kini aku hanya bisa apa? Setelah aku kembali menemukanya. Dia beri aku kutukan yang maha kejam. Yaitu menginginkanku menjauh darinya, meninggalkanya. Cukup enam tahun aku tak melihat wajahnya, tak mendengar suaranya dan itu sudah cukup. Cukup menyiksaku. Dan sekarang mataku, telingaku menyaksikan sendiri bagaimana bibirnya bergerak dan bersuara mengucap kutukan itu. Aku hancur.. hancur menjadi kepingan yang lalu dititertawakan oleh dunia.

Yang selalu mencintaimu..
Anwar...

Tak terasa air mataku menetes membaca isi surat dari anwar yang menyayat hati. Entah kenapa aku bisa merasakan kehancuran hatinya. Dan setelah membaca surat ini aku malah menjadi merasa bersalah pada diriku sendiri. Ya.. harusnya aku sadar dulu Anwar pergi meninggalkanku bukan atas kehendaknya, melainkan keadaan yang memaksanya untuk pergi. Jujur aku telah memaafkanya, tapi aku tahu bukan hanya maaf yang anwar inginkan melainkan mengulang dan memulai kembali kisah yang menurutku telah selesai dan tak mungkin kujalani kembali. Aku anggap kisah itu adalah sebuah dosa terindah dalam hidupku, dan cukup sekali aku melakukanya. Lagipula saat ini aku sudah mempunyai istri, istri yang Allah anugerahkan untuku yang serba kekurangan ini. Aku yakin seluruh dimuka bumi ini jauh lebih merestui cintaku bersama fatma dibandingkan dengan anwar.

KUPU KUPU JANTANWhere stories live. Discover now