Bab 11

7.4K 449 0
                                    

Keanu

Ini hari kelima semenjak Freya memutuskan rehat dari rutinitas sebagai desainer serta owner dari F.A. Selama 5 hari itu aku tahu Freya hanya berdiam diri di apartementnya dan selama 5 hari itu pula aku tidak pernah absen mengujunginya.

Sekarang aku bahkan tahu berapa password dari apartement Freya. Aku tidak memaksanya memberitahuku dia sendiri yang memberitahu alasannya hanya dia tidak mau ribet membuka pintu. Sebenarnya alasannya membuat aku sedikit bingung, apa sebenarnya dia menyindirku agar aku tidak mengunjunginya setiap hari atau malah sebenarnya dia sudah memberikan ijin atas aku untuk kapanpun aku mau mengunjunginya.

Ini hari Jumat dan aku sengaja pulang lebih cepat dari kantor untuk mengunjungi Freya.

Dengan cepat aku masukan pasword pintu apartement Freya yang dalam 1 hari sudah aku hapal lagi di luar kepala. Dan setelah pintu apartement itu terbuka aku segera masuk.

"Freya" Seruku. Tapi aku tiba tiba terdiam. Kedua mataku terpaku pada pemandangan di beranda apartement. Aku mendekat ke beranda. Dan pemandangan yang kulihat semakin jelas.

Sosok perempuan berbalut baju putih sedang terbaring di atas kain piknik berpola kotak yang sengaja digelar. Di atas perutnya ada sebuah buku yang berjudul 30 Resep makanan ibu hamil. Kedua matanya terpejam dan wajah terlelapnya begitu damai.

Senyum mengembang di wajahku. Ada sesuatu yang hangat di hatiku saat melihatnya. Aku lega karena akhirnya perempuan ini bisa tertidur dengan wajah damai setelah 2 minggu terakhir ini aku hanya melihat wajah cantiknya pucat dan lelah.

Aku mengambil selimut dari kamarnya. Selimut itu aku selimutkan menutupi dada sampai ujung kakinya. Aku memandangi lagi wajah cantik yang tertidur dengan damai itu. Tanpa sadar dengan perlahan tanganku merapikan rambutnya yang keluar jalur mulai membelai wajahnya dari kening melewati pipinya hingga sampai di bibirnya. Bibir yang saat itu sangat lembut ketika kukecup.

"Yaa Ampun apa yang mau aku lakukan" Untung saja aku tersadar saat wajah aku berjarak beberapa centi dari wajah Freya. Andai saja napas Freya yang teratur itu tidak mengenai mungkin tadi aku sudah mencuri ciuman darinya.

"Maaf Freya, Carrisa, Edo" gumamku. Lalu aku mengambil buku yang tadi ada di atas perut Freya. Membacanya untuk mengalihkan perhatianku dari Perempuan cantik yang tanpa perlindungan sedang terlelap begitu damainya.

***

Freya

Ketika aku terbangun dari tidur siang yang tidak di rencanakan aku melihat sesosok pria yang aku kenali itu Keanu, tertidur di sebelah dengan salah satu tangannya melingkar di perutku. Napasnya yang teratur mengenai leher yang membuat aku merasa geli.

Dengan perlahan aku memutar tubuhku agar berhadapannya dengannya. Aku memperhatikan setiap detail wajahnya. Dia tidak kalah tampan dari Edo dan sepertinya dia sama baiknya dengan Edo tapi itu tidak berarti aku merasakan hal yang sama kepadanya seperti apa yang aku rasakan kepada Edo.

Aku membencinya, membencinya karena dia telah meniduriku dan menanamkan benihnya di rahimku. Membuatku merasa ingin membunuhnya. Tapi aku juga tahu, hanya dialah sekarang tempat aku bergantung tempat aku berbagi menanggung semua ini.

"Bodoh" ucapku pelan lalu menyetil jidatnya pelan.

Udara semakin dingin dan tentu tidur di beranda di lantai 20 itu pasti dingin karena aku melihat tubuh Keanu yang masih mengenakan setelan kerja minus jas dan dasi mulai sedikit mengigil.

"Kamu kedinginan Keanu" ucapku pelan lalu menyibakkan selimut ke tubuhnya yang aku tahu selimut itu pasti Keanu yang memakaikannya kepadaku.

Aku menatapnya lagi, ada satu hal yang aku tidak tahu tiba tiba saja tangan ini bergerak ke wajahnya. Aku ingin menyentuhnya. Menyentuh wajah tenang yang sedang tertidur lelap.

"Apa yang kulakukan" aku segera menarik tanganku dari wajah Keanu sesaat mungkin 5 detik setelah telunjuk ku mendarat di pipinya.

***

Keanu

Aku terbangun ketika langit sudah berganti dengan langit hitam yang dihiasi bintang dan bulan. Dengan masih setengah sadar aku bisa merasakan napas hangat di dadaku yang hanya tertutupi kemeja kerja yang membuat aku langsung sadar, menyadari bagaimana posisi kami sekarang.

Freya tertidur lelap di pelukanku. Tangan sebelah kiriku menjadi bantal kepala Freya dan tangan yang satu lagi melingkar di pinggang rampingnya. Jangan ditanya posisi Freya bagaimana, wajahnya dibenamkan di dadaku dan tubuhnya dengan intim menempel dengan tubuhku. Seperti seekor kucing yang yang manja pada induknya yang mencari kehangatan di tengah dinginnya udara.

"Dingin" gumam Freya dengan mata masih terpejam dan parahnya Freya malah makin merapatkan tubuhnya.

Astaga aku adalah pria normal dan posisi seperti ini membuat tubuh aku merasa panas. Ini gila. Aku harus membangunkan Freya sebelum terjadi hal yang tidak inginkan lagi.

"Frey bangun" ucapku seraya menepuk nepuk pelan pundaknya.

Tapi yang aku bangunkan tidak bergeming sama sekali.

"Freya.." aku berusaha sedikit menjauhkan diri darinya. "Ayo bangun..lihat ini sudah jam berapa..kamu bisa sakit kalau terus terusan tidur disini"

"Hem iya..sebentar lagi" jawabnya dengan khas nada suara orang yang baru bangun tidur.

Aku tahu sepertinya Freya sudah mulai sadar dari tidurnya hanya dia masih malas saja untuk membuka mata.

"Kamu tidak bangun sekarang aku takut lupa diri lagi" ucapku jail tepat ditelinganya. "Kamu mau"

Dan detik itu juga kedua mata Freya terbuka, sedikit melotot tidak percaya ke arahku yang kubalas dengan senyuman lebar.

"Keanu tidak lucu" jawabnya lalu pada akhirnya dia bangun tapi tidak langsung beranjak pergi, dia malah duduk santai dengan kaki di selonjorkan yang menurutku posenya itu membuat Freya terlihat sexy.

Ini seperti keluar dari mulut singa masuk lubang buaya. Sepertinya Freya memang lebih terlihat sexy saat dia baru bangun tidur. Aku menelan ludah menahan agar tidak ada air liur yang menetes ketika Freya mulai mengikat rambut panjangnya ke atas memperlihatkan tengkuk lehernya yang putih. Dan semua itu terlihat seperti gerakan slow motion untukku, aku merasa seperti melewati 1 abad melihat setiap gerakan yang dilakukan Freya. Padahal aslinya mungkin hanya 10 detik.

"Apa yang kamu bawa kali ini" ucap Freya, selama 5 hari ini setiap kali mengunjungi Freya aku memang selalu membawa sesuatu apa saja bukan untuk menyogok Freya tapi itu karena keinginan aku sendiri karena selalu saja setiap saat selalu ada barang atau makanan yang menurutku berguna untuk Freya dan kehamilannya.

"Aku bawa kue.." jawab aku gelagapan karena takut Freya memergoki aku yang sedang mupeng. Dan sepertinya Freya memang memergoki aku yang sedang mupeng, raut wajahnya benar benar menunjukan dia tidak nyaman karena aku memperhatikannya dengan intens.

Tapi bukan Keanu Alfarez bila tidak bisa mengendalikan situasi. Meski sebenarnya bersama Freya aku sering lupa diri dan lepas kontrol.

Aku sengaja mendekat kepadanya "Freya kamu terlihat sexy seperti itu" ucapku dan tepat sesuai dugaan Freya merona. "Sangat menggoda"

Dan sebuah pukulan mengenai pundakku. Lumayan keras. "Sakit Freya..aku hanya bercanda"

"Keanu.." Freya malah menghambur ke arahku berusaha memukuliku lagi meski pukulannya tidak sekeras tadi dan tentu aku juga berusaha menghindar. Dan disudut kecil hatiku ada rasa membuncah bahagia muncul.

"Nggak lucu banget bercandanya"

Mungkin bila saja tadi aku tidak ingat siapa aku dan siapa Freya, siapa yang memiliki Freya dan siapa yang aku miliki, aku pasti sudah menggiring Freya ke ranjang. Bercinta denganya.

Sebagai pria normal aku memang harus bisa membuat benteng pertahanan lapis baja menghadapi perempuan macam Freya. Perempuan cantik yang tidak menyadari betapa kuat daya pikatnya terhadap lawan jenisnya.

***

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang