Bab 4

14.2K 656 3
                                    

Keanu

Aku memilih untuk makan di restoran jepang yang tidak jauh dari kantor.

Ada dua pelayan yang berdiri di depan pintu yang bertugas menyambut setiap pengunjung yang datang dan sesaat aku memasuki restoran itu pelayan yang menyambutku tadi kembali menyambut pengunjung yang datang. Aku tidak tahu apa ini takdir atau kebetulan tapi pengunjung yang datang setelah aku itu adalah sosok yang aku pikirkan selama sebulan ini.

"Freya"

Kami saling berhadapan dengan jarak yang cukup dekat

Dia terdiam menatapku sama tekejutnya namun tiba tiba dia memutar tubuhnya berbalik arah.

"Freya tunggu"

Aku meraih dan berhasil menangkap tangan Freya. "kita harus bicara"

Freya terlihat berpikir sejenak sebelum akhirnya memilih mengangguk menyetujuinya.

Sepuluh menit berlalu sejak kami duduk dan berlalunya pelayan yang mencatat pesanan damn kami masih saja bergelut dengan pikiran masing masing.

Aku mengintip Freya dari ujung mata dan aku sadari wajahnya terlihat pucat.

"Bagaimana kabarmu" akhirnya aku memberanikan diri bertanya.

Dia diam sejenak sebelum menjawab. "Saya baik, bagaimana dengan anda sendiri"

"Aku juga baik"

Setelah percakapan singkat itu kami kembali terdiam sampai pada pelayan datang kembali membawa makanan pesanan dam menyajikan ke meja.

"Lebih baik kita makan du.."

Aku tidak melanjutkan ucapanku karena tertegun melihat Freya menutup mulutnya dan tiba tiba lari ke arah toilet.

Tentu saja aku kaget melihat Freya barusan dan dari tingkah Freya aku berharap itu bukan hal yang seperti aku pikirkan. Aku harus memastikannya.

Tidak berapa lama Freya keluar dari toilet, dia terlihat lelah.

"Maaf bau ikannya agak menyengat membuat saya mual" ucapannya ketika tepat sudah duduk.

Aku tersenyum untuk membalas ucapannya memberitahukan bahwa itu tidak jadi masalah. Tidak masalah jika itu mual biasa bukan mual karena hal yang seperti aku pikirkan.

Ragu ragu aku menatap wajahnya yang terlihat pucat itu dan dia balas menatap ke arahku dengan wajah heran.

" Freya.." aku berhenti sejenak mengambil napas panjang dan mengeluarkannya mencari kekuatan untuk memastikan hal yang sangat kutakutkan jika terjadi. "Aku berharap malam itu adalah masa aman kamu"

Yang ditanya seperti langsung mengerti arah tujuan dari pembicaraan ini.

"Sayang sekali bukan" tiba tiba dia menatap sinis kepadaku. "Anda pria brengsek. Jangan katakan saat itu kita melakukannya tanpa pengaman"

Nalarku langsung berjalan menyambungkan serpihan serpihan ucapan Freya dengan keadaannya sekarang.

"Malam itu aku tidak pakai pengaman" ucapku lirih. Dan kulihat Freya langsung syok mendengar ucapanku barusan.

"Kapan terakhir kali kamu mendapatkannya?"

Tidak ada jawaban dari Freya dia hanya menggigit bibir bawahnya dan mengepal ngepalkan tangannya.

Sepertinya yang kutakutkan benar benar terjadi.

***

"Haid saya memang terkadang tidak lancar. Apalagi jika saya kelelahan dan stres biasanya akan datang terlambat" ucap Freya yang duduk disebelahku di kursi tunggu rumah sakit.  "Karena itu saya tidak pernah menyangka sedikitpun jika keterlembatannya bulan ini karena hal lain"

Rasanya bagai disambar petir di siang bolong mendengar penjelasan dari dokter. Dengan wajah gembira serta memberikan selamat kepada kami berdua dokter itu memberitahukan bahwa Freya hamil dan usia janinnya sudah menginjak empat minggu.

"Apakah ada kemungkinan dia anak Edo"

Dan ucapanku membuat Freya tersinggung terlihat dari wajahnya yang berubah masam saat menatapku.

"Saya rasa anda tahu dengan pasti bahwa malam itu pertama kalinya untuk saya"

Aku tidak menjawab. Jelas sebenarnya aku tahu malam itu memang yang pertama kali untuk Freya. Aku bisa merasakannya. Pertanyaan tadi hanya harapan aku saja yang saat ini rasanya ingin melarikan diri.

"Aku akan menggugurkannya" ucapan Freya membuatku tertegun.

"Maksud kamu?"

"Sebelum janin ini membesar saya akan menggugurkannya dia tidak perlu hadir ke dunia ini" jawab Freya dingin.

Aku membalikan tubuh Freya ke arahku mencengkram ke dua bahunya. "Kamu tega? Janin itu tidak bersalah"

"Lalu mau anda apa? Anda mau saya melahirkannya"

Aku ingin menjawab iya tapi niat itu di urungkan.

"Saya tidak ingin kehilangan Edo, Saya sangat mencintainya dia segelanya untukku"

Freya menatap tajam kearahku. "Jika saya melahirkannya apa yang akan anda lakukan. Menikahi saya sebagai rasa tanggung jawab?"

Aku masih tidak bisa menjawab. Tidak bisakah Freya memberiku waktu untuk bepikir.

"Saya tidak ingin menikah tanpa cinta karena pernikahan tanpa cinta tidak akan memberikan kebahagian dan anda bukan sumber kebahagian saya begitu juga saya bukan sumber kebahagian anda"

"Tapi Freya" aku kembali tidak melanjutkan ucapanku karena aku sendiri masih gamang keputusan apa yang harus diambil.

Jika janin itu dilahirkan aku pasti harus menikahi Freya lalu bagaimana dengan Carrisa aku tidak ingin menyatinya namun jika janin itu digugurkan maka perasaan bersalah akan menghinggapi seumur hidupku, janin itu tidak bersalah.

Aku butuh waktu untuk berpikir tidak saat ini saat pikiranku masih kalut.

"Pak Keanu"

"Keanu panggil aku Keanu dan berhenti menggunakan kata Saya dan anda" aku memotong ucapan Freya.

Freya terlihat sedikit keberatan dengan interupsiku namun sepertinya dia malas mendebat.

"Baiklah. Keanu aku tidak akan minta pertanggung jawaban apapun darimu karena saat kita melakukannya tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun kita melakukannya karena sama sama menginginkannya"

Aku bisa melihat sesaat wajah pucat Freya merona dan itu membuat di salah satu sudut hatiku menghangat mengetahui Freya mengakui secara tidak sengaja bahwa malam itu dirinya juga menginginkannya.

"Karena itu biarkan hanya aku yang mengambil keputusan kelanjutan janin ini" lanjut Freya dia menghela napas panjang. "Aku akan menggugurkanya"

Kedua bola mata itu memancarkan tekad dari keputusannya. Keputusannya yang tidak bisa di ubah lagi. Aku hanya bisa diam lalu menutup mata beberapa saat berusaha menenangkan pikiran.

"Aku harap kamu memberitahuku saat melakukanya. Aku akan menemanimu"

Freya hanya mengangguk untuk menjawabnya.

Semua ini akan segera berakhir.

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang