Chapter 2 [Bel yang Tak Mau Berhenti]

7.8K 842 92
                                    

"Kyaaaaa!!!" jeritan perempuan terdengar dari speaker.

Tiga anak ini diterjang kebingungan.

"Ia harus segera ditemukan!" gelisah Jimin.

"Sekarang kita harus berpencar.." kata Jin yang tetap tenang.

"Apa kau gila?! Di waktu seperti ini kita harus berpencar?! Bagaimana jika terjadi sesuatu ketika kita berpencar?!" tolak Jungkook dengan keras.

Alasan sesungguhnya yang membuat Jungkook menolak adalah rasa takutnya yang sudah di ambang batas.

"Apa kau akan membiarkan adik kelasmu hilang entah ke mana?! Sebagai kakak kelas, kita juga bertanggung jawab menjaga seluruh adik kelas kita!" bentak Jin yang jengkel dengan penolakan Jungkook.

Kata-kata tak dapat keluar lagi dari mulut Jungkook, ia diam tak melawan.

"Mulai sekarang kita berpencar!" perintah Jin yang langsung dituruti mereka berdua.

Meskipun Jungkook tak setuju, tapi mau bagaimana lagi, ini demi adik kelas tercinta. Sekolah terdiri dari 5 lantai. Tempat mereka berada adalah di lantai 1. Jimin pergi ke lantai 4, Jin pergi ke lantai 5, terakhir Jungkook tetap di lantai 1. Maksud Jungkook mencari di lantai 1 bukan hanya mencari Hana, tapi agar ia bisa dengan mudah keluar dari bangunan sekolah jika terjadi hal tak diinginkan. Begitulah sifat penakut Jungkook.

Lantai 4 yang Jimin masuki, penerangannya cukup minim. Beberapa lampu mati dan ada juga yang redup. Siapa tahu Hana ada di sini, jadi ia maju saja terus tanpa mundur. Hening sekali, itu pasti karena tak ada siapapun. Suasana hening pun hancur lebur seketika. Bel yang sama berbunyi lagi kali ini. Tidak tahu apa maksud dari bel itu terus berbunyi. Geli rasanya telinga mendengar bunyi bel aneh tersebut. Awalnya mereka mengira hanya kesalahan teknis pada bel tapi sekarang pemikiran seperti itu sudah hilang. Pikiran mereka mulai liar menyangkutkan ini dengan hal-hal aneh.

"Hana! Hana!" panggil Jimin di setiap langkahnya.

Berkali-kali ia memanggil Hana, tak ada satupun respon. Nampaknya Hana tak ada di sekitar sini. Sehingga Jimin berjalan lebih jauh lagi. Setiap kelas ia lihat satu-persatu. Sibuk melihat-lihat, Jimin merasakan sesuatu. Siluet hitam sekilas lewat di hadapan Jimin.

"Hana, apa itu kau?" tanya Jimin memastikan.

Penasaran, ia mengikuti arah perginya siluet. Rupanya siluet misterius masuk ke salah satu kelas. Ketika masuk, keadaan kelas gelap. Hanya ada sedikit cahaya yang menerangi, yaitu cahaya dari koridor yang masuk lewat pintu. Siluet itu terlihat berdiri di depan sana. Jarak antara mereka hanya terhalang beberapa meja. Pemilik siluet menengok ke arah Jimin.

"Siapa kau?" tanya Jimin berjalan mundur sedikit demi sedikit.

Orang misterius itu berjalan mendekati Jimin, sedangkan Jimin sebaliknya. Sedikit lagi Jimin akan keluar dari pintu, bunyi keras terdengar. Asal bunyi adalah dari pintu yang ditutup rapat dengan cepat. Dalam waktu bersamaan bel berbunyi. Ruangan menjadi benar-benar gelap gulita. Jendela-jendela ditutupi gorden sehingga menghalangi jalan masuk cahaya. Sebisa mungkin Jimin bergerak cepat menuju pintu, namun suara langkah kaki yang tak kalah cepatnya mengikuti dari belakang.

"Aaaaaaa!!!!"

Teriakan Jimin terdengar sampai ke seluruh penjuru bangunan sekolah.p Telinga Jin dan Jungkook mendengar samar-samar teriakan Jimin. Dua-duanya hendak mengambil langkah untuk berlari, namun terdengar lagi bunyi bel. Seketika Jin terdiam.

"Sebenarnya apa maksud semua ini?.." gumam Jin memandang speaker yang ada di sana.

Jin pun mulai bergerak mencari asal suara teriakan. Panik, takut, semua bercampur aduk menjadi satu. Untuk mencari asal suara teriakan pun Jin hanya menggunakan instingnya saja. Menurut perhitungannya asal suara itu seperti dari lantai lain dan bukan lantai yang jauh seperti lantai 1.

School's BellOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz