Part 5 And BOOM! I Hate You

121K 4.4K 70
                                    

Waktu menunjukkan pukul 5 sore, itu artinya Livia sudah saatnya pulang ke rumah tercinta. Ternyata kerja itu melelahkan sangat berbeda dengan kuliah. Seluruh badannya terasa pegal semua, tadi dia disuruh photocopy, disuruh minta tanda-tangan ke sana, untung saja karyawan-karyawati bagian HRD baik semua. Jadi, dengan senang hati dia disuruh ke sana kemari. Hihi. Livia berjalan menuju mobilnya. Tiba-tiba dia dikejutkan dengan seseorang yang muncul tiba-tiba tanpa suara dan dengan ekspresi datar. "Kaget gue!" pekik Livia seraya mengelus jantungnya.

Dane langsung menarik tangan Livia menuju parkir mobilnya.

"Eh, maksud lo apa tarik tangan gue." Livia berontak mencoba melepaskan pegangan tangan Dane. "WOI, gue mau pulang!"

"Mami gue, undang lo makan malam."

"Gue pulang ke rumah gue dulu, entar baru gue ke rumah lo."

"Lo ikut gue sekarang!" ucap Dane yang tidak memperdulikan protes Livia dan tetap menarik tangan Livia menuju parkir mobilnya.

"Dasar cowok diktator, lepasin nggak? Atau gue teriak nih!" ancam Livia seraya mencoba melepaskan pegangan tangan Dane.

"Silahkan lo teriak, tapi konsekuensinya lo nggak bakal bisa KKP di sini dan gue juga pastikan lo nggak bakal bisa KKP di perusahaan mana pun! Atau lo mau mengulang KKP tahun depan?" ancam Dane.

"Arghh.., bisa nggak sih, lo nggak gunaiin power lo yang sok banget itu," ketus Livia, dia benar-benar tidak bisa berkutik lagi.

"Power gue digunain buat dibanggain, Sayang," ucap Dane datar.

Sesampainya di parkir mobilnya. Dane membukakan pintu buat Livia, lalu mendorong Livia hingga duduk di dalam mobil.

"Jangan berani kabur!" Dane mengelus kepala Livia.

"ARGH.., LO ITU MAKHLUK YANG MENJENGKELKAN." Livia emosi sekali, kenapa dia bisa dijodohkan dengan cowok batu seperti Dane

Dane berjalan mengintari depan mobil dan masuk ke dalam mobil.

Tiba-tiba Livia terkejut sekali saat Dane mendekati wajahnya. "L..o ma..u ap..a?" tanya Livia terbata-bata, dia mendadak pucat pasi.

Dane memasang seat belt dikursi Livia. "Otak lo isinya negatif aja."

"Secara gue 'kan lagi sama cowok mesum," sindir Livia.

"Ckck, nyinyir aja kerjaan lo." Dane lalu mengemudikan mobilnya.

"Masa bodoh, ketimbang lo tukang paksa," ketus Livia. "Wait! Mobil gue gimana?" tanya Livia menoleh pada Makhluk sok diktator yang fokus menyetir.

"Mobil lo nggak bakal hilang. Kalau pun hilang bakal gue ganti," sahut Dane.

"Please, deh! Sombong banget, asal lo tau aja gue nggak butuh duit lo, awas aja kalau mobil gue hilang bakal gue akan tuntut lo!" ancam Livia, memang dia cewek matre apa. Walau, dia matrenya cuma sama Oma, Opa, Mami, Papi dan Kakak tercintanya Kak Fernando, hihi.

"Lo bisa diam nggak?! Lo mau kita tabrakan gara-gara keberisikan, lo," hardik Dane, ingin rasanya dia lakban bibir ini cewek slengean.

"Turunin gue dulu, terus silahkan lo tabrakin mobil lo, gue bakal jadi saksi cantik lihat lo koit," ucap Livia asal.

"Gini aja, lo diam? Gue janji setelah kita makan malam nanti, gue akan anterin lo ambil mobil lo di perusahaan, oke," pinta Dane yang benar-benar pusing menghadap Calon tunangannya ini.

"Oke! Dan lo juga mesti janji. Kalau lo nggak akan suruh gue buatin kopi lagi, gue KKP di perusahaan lo buat belajar bukannya buat kopi!"

"Buat kopi aja lo nggak becus buktinya kopi buatan sendiri aja lo nggak bisa minum, lo memang bukan calon istri yang ideal," ucap Dane dengan nada sinis.

OMG! My Fiance Is a Dictator and Perfect CEO (Telah Dibukukan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang