Part 4 Dasar CEO Sok Diktator!

115K 4.5K 117
                                    

Untuk ketiga kalinya nasib baik tidak berpihak pada Livia, padahal Livia sudah mendaftarkan Kuliah Kerja Praktek (KKP) di perusahaan milik keluarga Kak Albert karena di kampusnya tidak diperbolehkan KKP di perusahan milik keluarga dan tadi Livia terkejut sekali saat tiba-tiba ada pemberitahuan dari kampus kalau dia KKP di perusahaan ini, arghhh padahal dia kemarin sudah bersikeras tidak akan pernah menginjakkan kakinya di sini. Dia yakin ini pasti ulah CEO gila itu. Dia lupa kalau dia belum mempunyai power apa-apa, dia masih seorang mahasiswi tingkat akhir. Argh dasar CEO somplak. Sungguh menjengkelkan.

Sesampainya Livia di depan ruangan kepada divisi (Human Resources Management) HRD, Livia mengetuk pintu ruangan lalu masuk ke dalam ruangan, saat mendengar suara yang menyuruhnya masuk.

"Selamat pagi, Bu," sapa Livia dengan sopan.

"Pagi. Kamu pasti Livia Darnel Andreson, mahasiswi KKP dari Internasional Global university, silahkan duduk saya sudah menunggu kamu dari tadi," ucap Hilma dengan nada formal.

"Makasih, Bu." Livia lalu duduk di kursi di hadapan kepala divisi HRD.

"Sebelumnya perkenalkan saya, Hilma.., selama kamu KKP di sini, saya yang bertanggung jawab penuh terhadap kamu."

"Iya Bu, tapi maaf Bu sebelumnya, sebenarnya saya masih bingung kenapa saya ditempatkan KKP di perusahaan ini? Perasaan saya tidak mendaftar KKP di sini dan setau saya juga perusahaan ini tidak menerima mahasiswa KKP."

"Sebetulnya saya juga bingung kenapa perusahaan ini menerima mahasiswa KKP, baru kamu mahasiswa pertama yang KKP di sini dan ini perintah langsung dari Pak Dane Aaron Jhonson, CEO perusahaan ini."

"Arghh, benarkan tebakan gue! Ini pasti campur tangan tuh CEO somplak! Gue pasti berasa di dalam neraka selama KKP di sini, hik, Mami," batin Livia menangis yang punya feeling tidak enak.

"Hmm.., Livia, apa kamu dekat dengan Pak Dane?" tanya Hilma hati-hati.

"Mampus gue jawab apa nih, ayo mikir Livia," batin Livia.

"Saya tidak dekat dengan Pak Dane, Bu. Justru saya baru kenal beberapa hari yang lalu karena saya bantuin Pak Dane yang terjatuh di selokan." Refleks perkataan itu keluar dari bibir Livia.

"Ya, ampun! Kok bisa Pak Dane jatuh di selokan," ucap Hilma bersikap tenang berusaha untuk tidak tertawa secara CEOnya itu terkenal dengan julukan orang yang paling perfect, baju CEOnya terkena cipratan air sedikit saja, Bosnya itu akan langsung mengganti pakaian.

"Saya juga tidak tau, Bu. Waktu itu saya tidak sengaja melihat Pak Dane sudah terduduk saja di dalam selokan, refleks saya langsung tolongi karena kasihan lihatnya. Asal Ibu tau, saat itu tampang Pak Dane jelek sekali, comberan hampir memenuhi seluruh wajah Pak Dane," ucap Livia seraya menunjukkan wajah polosnya, seandainya itu terjadi pada Dane, dia pasti bakal ketawa 7 hari 7 malam. HAHA.

Hilma semakin menahan diri untuk tidak tertawa membayangkan apa yang terjadi pada Bosnya yang selalu tampil perfect. "Kok bisa Pak Dane, tidak melihat ada selokan di depannya? Padahal Pak Dane itu orang yang sangat teliti," ucap Hilma, berarti memang tidak ada manusia yang sempurna, pasti lucu sekali meihat ekspresi Pak Dane seperti itu. Beruntung sekali mahasiswa ini bisa melihat wajah bosnya yang kacau balau.

"Mungkin mata Pak Dane saat itu lagi butek atau Pak Dane lagi melirik cewek seksi. Makanya Pak Dane tidak melihat ada selokan di depannya." kilah Livia. "Tuhan, maaf. Livi nggak maksud berbohong, Livi cuma mau kasih pelajaran sama Dane," batin Livia.

"Bisa jadi seperti itu. Ya sudah nanti kita lanjut ceritanya, kamu sekarang  ke lantai sepuluh, Pak Dane tadi berpesan menyuruh kamu datang ke ruangannya sekarang," ucap Hilma.

OMG! My Fiance Is a Dictator and Perfect CEO (Telah Dibukukan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang