Chapter 16

17.2K 796 3
                                    

Setelah menempuh setengah jam perjalanan karena macet, akhrinya Ali sampai juga di Rumah Sakit. Terlihat ia sangat tergesa-gesa memasuki rumah sakit dan menyusuri koridor menuju ruangan Dokter Anak. Siapa lagi kalo bukan Dokter Prilly Felicia Bramastya. Gadis yang beberapa bulan menjadi tambatan hatinya, dengan rasa bersalah akhirnya Ali sampai juga di depan pintu rungan prilly.

cekleeek....

Terlihat disana seorang gadis dengan kemeja berwarna ungu dan celana kain berwarna hitam sedang tertidur. Ia tertidur dengan posisi kepala diatas meja sambil menggunakan tangan sebagai bantalnya dan terlihat Handphonen masih berada digenggamannya, sepertinya ia sangat kelelahan.

"Heey bie.. bangun sayang, maafin aku.. aku ninggalin kamu"
Ucap Ali lirih sambil menyapu wajah mungil gadis itu. Merasa ada yang menyentuhnya gadis itu perlahan mengerjapkan matanya.

"Aa..aaliii...."

"Iya sayang ini aku, maafin aku ya bie aku ninggalin kamu disini sampe malem begini"
Ali sangat merasa bersalah. Jujur ia sangat tak enak dengan prilly dan siap jika prilly harus marah padanya lagi.

"Aku yang harusnya minta maaf li.. maafin aku sampe ketiduran disini, maafin aku udah buat kamu susah li.. maafin aku"
Prilly berkata sambil menggenggam tangan Ali, ia takut jika Ali akan marah dan meninggalkannya. Karena ia tau bagaimana rasanya tidak bersama Ali beberapa hari. Entah sejak kapan air mata prilly sudah terbendung dipelupuk matanya.

"Sayaaang... kamu koq ngomongnya gitu sih,, kamu nggak pernah nyusahin aku sayang, justru aku yang minta maaf, tadi aku udah lupa njemput kamu. Tadi aku kecapean soalnya aku dihukum sama om ridwan jadinya aku ngantiin shiftnya om ridwan. Maafin aku ya sayang"

"Kamu dihukum li ?, koq bisa , kenapa ?"

"Iaa sayang tadi pagi aku lupa kalo ada jadwal operasi aku telat, jadi om ridwan yang gantiin aku"

"Maafin aku li itukan karna aku, kamu sih bandel"

"Heey.. yang bandel itu kamu.. bandel sih jauh dari aku hehe"

"Iih Aliii.. gombal.. udah malem nih pulaaaang"
Prilly merengek sambil menarik-narik lengan Ali. Ia tampak manja.

"Iaa-iaa yuk pulang, tapi kamu nggak marah kan sama aku ?"

"Nggak sayaaaaang"
Ucap prilly sembari tersenyum tepat diwajah Ali.

Cuup.. Ali mengecup singkat kening prilly.

*****

"Aku minta sekali ini li.. aku mohon,, kitakan cuma teman li, apa salahnya kalo kita cuma ngobrol"

"Okeh. Gue kasih lo kesempatan sekali aja. Kalo lo macem-macem. Gue nggak akan maafin lo!"

Dikantin rumah sakit

"apa yang mau obrolin, buruan waktu gue gak banyak"
Ucap Ali tidak nyaman saat ia diminta Vira untuk mendengarkan ceritanya.

"Gue pengen cerai li dari Rio, gue baru tau ternyata dia kasar banget, dia suka ngomong kasar, maki gue, mukul gue , nampar gue, gue gak betah li, beda banget waktu gue masih sama lo, lo selalu ngehargain gue"
Ucap vira kini terisak

"Ya jangan lo samain gue sama dia dong jelas beda. Dan Itukan urusan rumah tangga lo, sebaiknya ya lo sama suami lo yang nyelesein ra. Bukan lo curhat ke gue gini"

"Tapi li.. gue butuh masukan dari lo sebaiknya gue kudu gimana, gue udah coba ngomongin ini ke mama sama papa cuma mereka juga tetep sama cuek dan malas tau banget li"

"Ya masukan gue sebaiknya lo bicarain baik-baik sama rio. Gue yakin rio tau yang terbaik untuk kalian koq. Gue masih banyak kerjaan ra sorry gue cabut sekarang"
Ali hendak beranjak namun langkahnya terhenti saat vira kembali berbicara.

Dokter GantengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang