New Relationship?

Mulai dari awal
                                    

Jadi hanya segitu saja?

Maksudnya, Arland sudah mengakui bahwa tidak terjadi apa-apa di Bali. Ketika mendengar pernyataan Arland, separuh hatinya percaya, separuhnya lagi tidak. Dia ingin membuat Arland bersumpah dengan ucapannya. Tapi, entah mengapa dia malah memilih mempercayai, dan selesai.

Selesai karena dia memang tidak mau memperpanjang urusan dengan Arland lagi.

Seanna membalik badan, teringat dengan kartu nama yang diberikan Arland kepada Erika. Kartu nama berwarna abu-abu dengan motif abstrak membingkai identitas singkat Arland. Jujur saja, dia pun penasaran untuk membuktikan sendiri jika benar Arland tipe eksekutif muda yang tajir dan menjadi pilihan terbaik bagi perempuan-perempuan yang mendambakan pendamping hidup yang sempurna

Hmm. Ketimbang menebak-nebak, bukankah akan lebih baik jika dia melakukan investigasi sendiri?

***

Keesokan hari, pikiran konyolnya menghantarkan langkah kakinya menuju kantor pusat Ardiara Jewelry. Tapi langkahnya terhenti sejenak di depan lobi.

Jadi, alasan apa yang akan diberikan kepada resepsionis?

"Eh? Lo liat nggak sih pak manajer barusan?"

"Kenapa emangnya?"

"Nggak. Suka aja lihatnya."

"Ih dasar ganjen."

Seanna berjalan ragu menuju meja resepsionis.

"Permisi, Mbak."

Perempuan yang berdiri di belakang meja resepsionis tersenyum ramah.

"Iya, Mbak. Ada yang bisa dibantu?"

Seanna mengeluarkan kartu nama dari dalam tas.

"Saya mau nanyain ini, Mbak. Ini, identitasnya benar kan?"

Resepsionis tersebut tersenyum. "Iya, Mbak. Pak Arland memang manajer pemasaran perusahaan ini. Mbak mau ketemu? Udah buat janji?"

"Oh, nggak. Saya hanya mau nanyain aja."

"Mbak mau melamar pekerjaan? Ada lowongan untuk posisi sekretaris."

Seanna hanya manggut-manggut mendengar ucapan resepsionis yang super ramah dan baik hati itu. Lumayan juga kalau bisa bekerja di perusahaan sebesar itu. Tapi, kedatangannya memang bukan untuk melamar pekerjaan. Pekerjaannya sekarang sudah sangat klop dengannya.

Jadi misi sudah selesai.

"Nggak, Mbak. Makasih. Kalo gitu, saya permisi dulu."

"Eh. Kartu namanya ketinggalan," kata resepsionis sambil menyerahkan kartu nama yang tadi diserahkan Seanna.

***

Arland mengayun langkah keluar dari dalam lift. Hari ini ada meeting di hotel Kempinski. Hanya meeting kemudian berlanjut dengan makan siang. Setelah itu, dia akan kembali lagi ke kantor. Meneliti beberapa transaksi besar selama enam bulan terakhir ini.

Sesosok tubuh langsing dalam balutan dress putih dan blazer hitam menarik perhatiannya. Sosok itu baru saja melangkah meninggalkan meja resepsionis.

Is that...

"Seanna."

***

Marriage With Benefits (Terbit Namina Books)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang