New Relationship?

100K 6.4K 64
                                    


                                                                                    New Relationship?




Kesialan terbesar ketika Seanna pulang ke rumah dan mendapati mobil milik Adit terparkir manis di halaman rumah. Seanna tidak sempat menghindarkan diri karena Adit menunggu kedatangannya di teras.

"Hai, Seanna."

Sapaan hangat dari suara Adit menghentikan langkah Seanna. Dia enggan membalas sapaan itu. Baginya, tidak ada lagi Adit dalam hidupnya. Rasanya sudah cukup Adit menjajah hidupnya selama dua tahun hubungan mereka. Adit yang semula bersikap manis, namun ketahuan belangnya sebagai laki-laki posesif.

"Aku nggak pernah bilang kamu boleh datang ke rumah lagi," kata Seanna ketus.

"Sayang, maaf kalau aku datang. Tapi aku mau ketemu kamu lagi. Aku kangen."

Seanna tertawa sinis. "Udah ya? Aku nggak mau berurusan lagi sama kamu. Udah cukup selama ini kamu dan semua kelakuan aneh kamu sama aku."

Semasa pacaran dulu, Adit memang tidak pernah bertindak kasar secara fisik. Tapi, sikap posesif Adit membuatnya tidak tahan lagi berlama-lama menjalin hubungan dengan laki-laki itu. Lagipula perempuan mana yang rela hidupnya dijajah oleh laki-laki yang merasa berhak memperlakukannya seperti barang? Barang yang ditandai sebagai hak miliknya.

Lagipula, dulu dia mau pacaran sama Adit sebagai pelarian dari perasaannya ke Ervan.

"Sayang, aku janji nggak bakal mengekang kamu lagi."

"Udahlah. Lebih baik kamu pergi. Lebih baik kita nggak sama-sama lagi."

Adit balik tertawa. "Nggak semudah itu."

"Maksud kamu?" Seanna melirik ke arah pintu. Mama berjalan tergesa menuju teras.

"Eh, Nak Adit. Seanna, udah dari tadi pulangnya?"

Seanna menjawab dengan suara tertekan. "Baru aja, Ma."

"Ini Adit dari tadi nungguin kamu."

Adit tersenyum. "Saya permisi dulu, Tante. Nggak bisa lama-lama. Abis ini ada meeting di kantor."

Jam memang masih menunjukkan pukul 4 sore. Jam kerja Seanna tidak terlalu padat hari itu. untuk wedding organizer kecil seperti Kirei yang belum banyak pelanggan, ada banyak waktu lowong, bahkan jika ingin pulang lebih cepat juga bisa.

"Wah kok buru-buru. Nggak sempat ngobrol banyak dong sama Seanna. Maaf ya, Tante tadi juga sibuk di dapur."

"Oh. Nggak pa-pa kok, Tan. Kalo gitu saya permisi dulu."

Sebelum pergi Adit sempat melemparkan senyum. Namun senyuman itu bukan senyuman biasa. Dia pasti memiliki rencana lain.

Seanna menelan ludah. Mama memang tidak mengetahui sifat asli Adit. Dia enggan memberitahu kepada mama, khawatir mama bereaksi berlebihan. Selama masih mampu diatasi, dia akan mengatasinya sendiri tanpa bantuan orang lain. Sampai sekarang mama masih terlihat respek setiap Adit datang ke rumah, sedangkan yang ingin dilakukan Seanna adalah meneriaki Adit untuk tidak lagi mengusik hidupnya.

Sampai di dalam kamar, Seanna melemparkan tas kecilnya di sisi tempat tidur. Tubuhnya direbahkan dalam posisi tengkurap.

Beberapa hari ini pikirannya lagi-lagi terganggu dengan segala ingatannya tentang Arland.

Marriage With Benefits (Terbit Namina Books)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang