Part 2 OMG! Tidak Mungkin

152K 5.3K 143
                                    

Sesampainya di rumah Livia keluar dari mobil dan berjalan menuju pintu utama, dilihatnya dua mobil mewah terparkir manis di halaman rumah. Livia berhela nafas lega. "Untung aja gue bisa lepas dari cowok sok perfect itu! Kalau nggak bakal abis gue di tangan Opa!" Livia bergidik ngeri secara Opanya itu bukan hanya tegas tapi juga galaknya minta ampun dan hobi memberikannya hukuman berat.

Livia membuka pintu rumah. "Sore semua," sapa ceria Livia seraya menghampiri keluarga tercintanya.

"Sore.., Sayang. Kamu dari mana?" tanya Alice pada cucunya.

"Livi tadi keluar sama teman, Oma," sahut Livia.

"Duduk sini, Sayang." Alice menepuk sofa kosong yang ada di sampingnya.

"Iya, Oma." Liviaberjalan masuk lalu duduk di sofa di samping Omanya. "Kak Clau, nggak ikut, Tan?" tanya Livia pada Tantenya.

Bukan jawaban yang Livia terima, tapi raut kesedihan dari wajah semua yang berada di ruang tamu.

Alice mengelus kepala cucunya. "Hmm, Sayang.., kamu pernah cerita sama Oma kalau kamu nanti ingin punya suami yang berkompeten, berkepribadian baik, pintar brilliant, setia dan sayang dengan keluarga."

"Livi udah ketemu dengan cowok yang seperti Oma bilang tadi. Bahkan cowok ini jauh lebih sempurna," sahut Livia dengan senyum sumringah membayangkan wajah tampan Kak Albert.

"Kamu udah jadian sama cowok itu?" tanya Alice.

"Belum Oma masih pedekate," sahut Livia dengan kebahagiaan.

"Lupakan cowok itu. Karena kamu yang akan Opa jodohkan dengan Cucu sahabat Opa," timpal Andreson langsung dengan nada tegas.

"Ah, bukannya Kak Claudia yang akan dijodohkan?!" tanya Livia, yang masih belum mengerti dengan apa yang dikatakan Opanya.

"Kakak kamu kabur dari rumah karena menolak perjodohan ini, Sayang," sahut Indri langsung dengan wajah sangat sedih.

Tubuh Livia mendadak lemas. "Pasti ini aprilmop 'kan?"

"Sekarang bulan Januari, Sayang," sahut Andreson datar.

Kepala Livia mendadak pusing sekali dan pandangan tiba-tiba menjadi gelap. 'bruk'

Semua terkejut sekali melihat Livia tiba-tiba pingsan.

"Ya, ampun! Bangun, Sayang." Raina panik sekali melihat putrinya tiba-tiba pingsan, dia lalu bangun dari duduknya untuk mengambil minyak kayu putih di kotak obat. Sebenarnya dia tidak setuju mengikat Livia pada sebuah perjodohan, dia ingin putrinya nantinya menikah dengan pria pilihan putrinya sendiri, tapi mau bagaimana lagi mertuanya memiliki watak yang keras sekali dan ingin putrinya dijodohkan dengan cucu sahabat mertuanya. Dia dan suaminya hanya bisa mengikuti permintaan mertuanya.

"Duh, Opa ini kebiasaan selalu memotong perkataan Oma! Kasihan Livi jadi shock karena Opa ngomong langsung seperti tadi," omel Alice, ini gara -gara persetujuan konyol suaminya dengan sahabat suaminya dulu, yang katanya demi mempererat persahabatan mereka. Dia tidak bisa berbuat apa cuma bisa mengikuti kemauan kolot suaminya ini. "Bangun.., Sayang!" Alice menepuk pelan pipi cucunya dengan rasa cemas.

"Sama aja kalau ngomong bertele-tele. Opa yakin Livi bakal pingsan juga," sahut Andreson, walau begitu dia tidak sembarang menjodohkan cucunya dengan cucu sahabatnya, dia sudah mencari informasi tentang Cucu sahabatnya adalah pria yang baik, berkompeten, setia, pintar, sayang dengan keluarga dan bertanggung jawab dan dia sangat yakin cucu sahabatnya ini akan bisa membahagiakan cucunya.

~~~~~~~

Livia membuka matanya, tadi mimpinya buruk sekali masa dia jadi jodoh pengganti karena Kak Claudia kabur. Itu tidak mungkin sekali, secara dia ini masih kuliah.

OMG! My Fiance Is a Dictator and Perfect CEO (Telah Dibukukan)Where stories live. Discover now