Pilihan dan Keputusan

11K 578 10
                                    

Perang telah selesai. Menyisakan kesedihan dan kehancuran. Tapi bukan berarti harus terpuruk karenanya. Semuanya bangkit, melangkah maju, menuju masa depan. Perubaham pasti terjadi, yang pergi tak mungkin kembali. Saatnya berjuang kembali.

Hinata disambut dengan pelukan dari Hanabi ketika pulang dari medan perang. Bahkan semingguan lebih Hanabi selalu tidur di kamar Hinata. Dan Hinata tak pernah merasa keberatan.

Hanabi bercerita tentang keadaannya ketika ditinggal perang dan Hinata akan menceritakan bagaimana pengalaman di medan perang.

Hanabi bahkan keceplosan tantang hubungannya dengan Konohamaru. Hanabi yang jarang merona itu bahkan tersenyum dengan tulus. Hinata hanya menggodanya dan mendukung adiknya itu.

Hinata berjanji akan melindungi senyum Hanabi. Dia tidak ingin ada lagi orang yang disayanginya pergi ataupun tersiksa.

Hingga suatu malam Hinata dipanggil Hiashi di ruang pertemuan.Hanya berdua saja.

"Hinata. Kau tau apa tujuan ku memanggil mu?" Tanya Hiashi tegas.

"Saya tidak tau Tou-sama." Jawab Hinata.

Hiashi menghela nafas. Dia harus memberi tau Hinata. Sekarang atau nanti tidak akan jadi masalah. Hinata tetap akan tau.

"Kemaren para tetua hyuga memberi tau ku. Mereka ingin kau yang menjadi pemimpin clan hyuga selanjutnya." Ucap tegas Hiashi.

Hinata kaget.

"Bukankah seharusnya Hanabi yang..." sahut Hinata.

"Para tetua menilai mu ketika perang. Mereka memutuskan kau pantas menjadi pemimpin selanjutnya." Jelas Hiashi.

"Bagaimana dengan Hanabi?" Tanya Hinata.

"Kau pasti tau." Jawab Hiashi.

Hinata masih kaget dengan berita yang diterimanya. Dia hanya diam.

"Kembalilah ke kamar mu. Aku hanya ingin memberi tau tentang itu." Ucap Hiashi lagi dengan wibawa.

"Ba.. bagaimana dengan pendapat ayah?" Hinata memberanikan diri bertanya.

"Aku menyayangi kalian berdua." Jawab Hiashi tulus.

Setelah mendapatkan berita yang mungkin seharusnya membuatnya gembira, karna telah diakui oleh keluarganya. Hinata selalu memeras otaknya berpikir untuk menyelesaikan masalah ini.

Hinata menganggap ini bukan berita gembira tapi sebuah masalah.

Akibat dari pengangkatannya.

Hukum souke dan bunke akan berlaku.

Hinata sudah lama siap jika suatu saat nanti Hanabi akan di angkat menjadi pemimpin. Yang artinya dia akan menjadi bunke dengan tanda kutukan dikeningnya.

Tapi ketika membayangkan Hanabi yang sejak kecil dilatih untuk menjadi seorang pemimpin akan berakhir terkekang oleh tanda kutukan seperti Neji. Senyum hanabi. Kebebasan hanabi.

Ketika berita pengangkatan pemimpin clan akan dipercepat, Hinata akhirnya mengambil sebuah keputusan.

Yang dia tau. Dia harus mengulur waktu.

Hinata mengutarakan pendapatnya pada sang ayah dan di depan para tetua. "Saya tidak ingin menjadi pemimpin dengan diangkat secara langsung. Saya ingin bertarung dengan Hanabi sekali lagi."

"Jika kau meminta hal itu, kau harus memenuhi syarat dari kami." Ujar tetua yang paling tua.

"Syarat?" Tanya Hinata.

"Lakukan misi solo.. misi membantai ninja bayaran." Ucap tegas tetua lagi. Dia yakin Hinata akan menolak syarat ini. Bagaimana pun dia tau Hinata tak akan tega untuk membantai manusia.

End Of War, Start For EverythingWhere stories live. Discover now