Part 1 Pria Sok Perfect

334K 6.9K 269
                                    

happy reading :)

Jangan lupa Vote ya, makasih

JANGAN MEMPLAGIAT CERITA INI JIKA TIDAK INGIN TERKENA KARMA!!!
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Seharian ini Livia happy sekali karena tadi dia jalan dengan Kak Albert walau jalannya dengan Clarisa juga, tapi tetap saja hatinya berbunga-bunga. Livia, jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Kak Albert, sewaktu Kak Albert datang menjemput Clarisa di kampus dan selama kenal Kak Albert belum pernah dia mendengar cerita-cerita yang buruk tentang Kak Albert.

Livia yakin wanita yang jadi pacar Kak Albert kelak pasti beruntung sekali, semoga saja dia kelak yang menjadi kekasih Kak Albert. Hihi.

Ada saja hal-hal kecil yang dilakukan Kak Albert yang buat dia terpukau, seperti tadi saat mereka balik ke rumah masing-masing. Kak Albert membelikannya es krim favoritnya. Kak Albert memang cowok so sweet. Tiba-tiba 'bruk' Lamunan indah Livia mendadak buyar karena dia ditabrak dengan seorang cowok yang 'WOW' dengan bola mata berwarna biru, rahang yang tegas, pundak tegak secara keseluruhan cowok di hadapannya ini sangat sempurna.

"Mata lo di mana? Lihat nih baju gue kotor kena es krim lo! Gue paling nggak suka BAJU GUE KOTOR!" bentak Dane dengan emosi.

Livia cuma bengong bego mendengar bentakan cowok tampan di hadapannya. Secara nih cowok yang nabrak dia, tapi nih cowok yang marah-marah. Livia yang awalnya sangat kagum dengan kesempurnaan cowok yang ada di hadapannya. Namun sekarang dia mendadak menjadi ilfeel, Arghh! Cowok seperti ini seharusnya dibuang ke laut atau langsung didorong ke jurang saja. Argh.

"HEI.., lo kok diam? Jangan bilang lo BUDEK," bentak Dane lagi.

"Wah, somplak lo katain gue budek! Lo yang nabrak gue! Seharusnya 'kan gue yang marah! Stres lo ya," ketus Livia yang mendadak emosi.

"Yang jadi korban siapa?" tanya Dane dengan dinginnya.

"Lo," sahut Livia dengan bloonnya.

"Gara-gara ulah siapa?" tanya Dane datar

"Gue," sahut Livia.

"Jadi yang salah?" pancing Dane.

"Gue," sahut Livia dengan bloonnya lagi.

"Nah, berarti lo yang salah!" ucap Dane dengan nada sinis.

"Eh, sembarangan aja lo ngomong! Yang nabrak gue 'kan lo! Jelas lo yang salah," ketus Livia, Ckck, baru kemejanya kena es krim sedikit saja nih cowok sudah heboh setengah mati, bagaimana kalau kemeja nih cowok kena kotoran burung bisa langsung pingsan kali, hihi.

"Kenapa lo cengengesan? Lo pikir gue badut!" hardik Dane.

"Wah, lo ngerasa seperti badut, dong?" tanya Livia dengan polosnya, tampan seperti ini masa disamain dengan badut sih. Haha.

"Lo tuh melawan aja dari tadi! Lagian lo nggak bisa apa duduk sambil makan es krim, ini malah sambil jalan seperti anak kecil. Tapi kelihatan sih lo masih seperti anak-anak gini." Dane memperhatikan cewek di hadapannya ini kelihatan slengean jauh sekali dari kata feminim.

"Sekate-kate lo ngomong! Gue udah gede!" ketus Livia. "Lagian ya, mau gue makan sambil jalan, sambil duduk atau sambil ngesot nggak ada urusannya sama lo, please deh! Cuma insiden kecil gini beribet banget, sih." Sumpah Livia malu sekali mana orang yang lewat pada geleng-geleng melihatnya, mereka pasti pikir dia ini anak yang bandel.

"Apa lo bilang insiden kecil! Untung aja lo bawa es krim! Lo bisa bayangkan apa yang terjadi sama gue kalau lo bawa belati?"

"Wah, bisa langsung koit dong lo. Padahal gue sih maunya bawa pedang sekalian," sahut Livia dengan polosnya, samurai dong. Hihi.

Kepala Dane mendadak pusing. "Anak bau kencur seperti lo memang perlu di ajarin!"

"Yeah, tau yang udah om-om," sindir Livia.

"Om!! Lo pikir gue nikah sama Tante lo!" hardik Dane.

"Duh, please deh! Untungan Tante gue udah pada menikah semua, terus amit-amit punya Om bawel seperti lo. Wait! Jangan bilang lo mau jadi suami ke dua Tante-Tante gue?" tanya Livia dengan begonya.

"Ckckc, lo memang perlu diajarkan sopan santun, lo tau hari ini gue ada urusan penting. Tapi karena lo udah buat baju gue kotor, gue nggak mood lagi ketemu klien gue," ucap Dane dengan aura mencekamnya.

'glek' "Seram juga aura nih cowok, serasa gue berhadapan dengan pemeran penjahat di film-film pembunuh yang gue tonton," batin Livia, nyalinya mendadak ciut.

Dane langsung menarik tangan cewek slengean ini.

"Eits, lo mau bawa gue ke mana?" Livia terkejut sekali tangannya di tarik cowok perfect ini.

"Kita ke rumah lo sekarang! Orang tua lo mesti tau kelakuan anaknya yang tidak tau aturan," ucap Dane dengan dinginnya.

"Mampus gue! Bisa diomelin abis-abisan sama Mami, Papi," batin Livia mendadak kalut. "Please! Kita damai, ya? Masa lo tega lihat anak yang baik, imut, manis kayak gue kena omel, gara-gara lo ngadu sama Nyokap, Bokap gue," ucap Livia dengan nada memelas,

"Yang benar itu lo anak nggak tau sopan santun dan suka melawan!"

"Arghh.., batu banget sih, ayo mikir Livi." Livia memutar otaknya. "YA AMPUN ANGELINA JOLIE!" teriakan histeris Livia menunjuk ke arah jalan, dilihatnya cowok ini langsung melihat ke jari telunjuknya, merasa ada celah Livia langsung menggigit keras tangan cowok ini.

"Ouch." Dane terkejut tangan digigit cewek slengan.

Livia langsung membebaskan tangan kirinya seraya menempelkan es krim beserta corongnya ke bibir cowok sok ini dan secepatnya beranjak pergi, bodoh amat dia juga tidak bakal ketemu lagi sama nih orang.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

to be continue..

OMG! My Fiance Is a Dictator and Perfect CEO (Telah Dibukukan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang