Chapter 04 - The Same Black Eyes

22.1K 1.2K 2
                                    

Keesokannya Viola langsung mendapat kabar gembira. Uang beasiswanya sudah cair, Viola berencana untuk mengajak Thysa makan ramen di restoran dekat universitas. Beasiswa yang Viola dapat berkat kepintarannya, bahkan saat ujian masuk Viola menempati posisi ketiga dari seluruh angkatannya. Walaupun sebenarnya keluarga Manson merupakan salah satu penyumbang dana terbesar di Universitas tempat Viola berkuliah.

"Viola". Dia langsung mencari asal suara itu yang merupakan suara Thysa yang duduk disamping kanan. Memang jika di universitas Thysa harus memanggil Nona Mudanya dengan nama untuk menutupi identitasnya. Karena tidak ingin mengulangi kesalahan saat Nona Mudanya di bangku sekolah menengah, Thysa secara pribadi menyamar menjadi mahasiswa untuk mendampingi Viola.

"Mari kita pulang, kelas sudah selesai. Aku ingin mengajakmu makan ramen." Ucap Viola bersemangat.

Thysa tersenyum tipis dengan wajah kakunya. Hanya saat membicarakan makanan Nona Mudanya bisa begitu bersemangat.

Belum sempat mereka keluar dari kelas tiba-tiba salah satu gadis teman sekelas mereka menepuk bahu Thysa.

"Ingin ikut dengan kami malam ini?" Tanya gadis temen sekelas mereka yang bernama Claire.

Thysa melirik datar pada tangan Claire yang menepuk bahunya. Seluruh angkatan mengetahui dinginnya sifat Thysa, yang bahkan menurut mereka terlihat sangat keren, ditambah perawakannya yang tinggi langsing namun cantik dan terlihat kuat menambah karismanya. Claire merupakan gadis seksi yang bergaul dengan kalangan terkenal. Sejak awal kuliah dia ingin menarik Thysa memasuki pergaulannya karena merasa dia sangat cocok. Namun dimata Thysa hanya ada Viola. Hal itu membuat Claire menjadi kesal terhadap Viola.

"Tidak." Jawab Thysa datar.

Claire tertawa canggung karena penolakan. "Bagaimana dengan Viola?"

Viola sedikit terkejut dengan ajakan itu, di angkatannya Viola hanya dikenal sebagai anak yang mendapatkan beasiswa karena kepintarannya. Karena tubuhnya yang mungil, terlihat lemah, dan sifatnya yang dingin, pakaiannya juga bisa saja. Viola dianggap angin lalu oleh temen sekelasnya. Viola tidak pernah mengikuti kegiatan sosial dan selalu menghindar karena tidak ingin menarik perhatian.

Karena Viola tidak suka dengan mereka yang hanya memandang status untuk berteman. Untuk saat ini status Thysa tidak diketahui oleh mereka, dan itu semakin membuat Thysa semakin menarik karena mereka terlalu penasaran dengan status Thysa, bahkan mereka yang dari keluarga besar saja tidak bisa mengetahui identitas dari keluarga mana dia berasal, mereka selalu berfikir bahwa Thysa berasal dari keluarga yang sangat kuat.

Jika mereka tahu bahwa Thysa adalah pelayannya dan dia ternyata berasal dari keluarga Manson, Viola yakin pasti banyak sekali orang yang akan berteman dengannya untuk menjilat.

Dan saat ini berbanding terbalik, Thysa sangat populer maka dari itu banyak yang ingin berteman dengannya, sedangkan Viola tidak dipandang.

Sebenarnya Claire menyuruh seluruh anak populer termasuk Thysa untuk datang ke club. Mereka ingin bersenang-senang, awalnya Claire hanya ingin mengajak Thysa, namun karena Thysa sangat menempel pada Viola akhirnya dengan terpaksa Claire mengajak Viola juga. Berhubung Viola juga sedikit pusing setelah pertemuannya dengan Zanet akhirnya dia setuju dengan ajakan Claire.

Thysa sedikit terkejut dengan tanggapan Nona Mudanya, namun sebagai pelayan pribadi dia harus selalu mengikuti Nona Mudanya.

Dan disinilah mereka. Di club dengan musik yang bising membuat kepala Viola sedikit sakit. Bisa dia lihat Claire yang mengundangnya berada di sudut bersama anak popular lainnya. Dengan malas Viola menghampiri kumpulan tersebut.

"Kalian sudah datang?" Sebenarnya Claire hanya ingin menyambut Thysa.

"Hm." Viola menanggapi ringan.

"Duduk disebelah sini." Claire memberikan tempat duduk kepada Thysa. Disana hanya ada satu tempat tersisa seakan sejak awal Claire memang hanya menyediakan satu tempat.

Never Ever [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang