Holiday in Hometown

147 7 0
                                    


Sambil menunggu pengumuman kelulusan, gue berlibur ke rumah nenek di kampung. Tepatnya di Desa Waled, Cirebon, Jawa Barat.

Cirebon sering disebut kota udang, terkenal dengan sambal terasinya. Juga dikenal dengan kota wali, karena di kota inilah dahulu Sunan Gunung Jati melakukan syiarnya. Serta terdapat juga banyak objek wisata.

Jika tertarik dengan sejarah, coba datangi tempat yang gue rekomen ini, di antaranya: Keraton Kanoman, yaitu pusat peradaban kesultanan Cirebon; yang kemudian terpecah jadi Keraton Kanoman, Keraton Kasepuhan, Keraton Kacirebonan dan Keraton Keprabon.

Ada juga yang nggak kalah keren. Batik Trusmi: pusat industri batik dan wisata kuliner Cirebon. Nggak cuma wisatawan lokal saja yang biasanya ke sini, tapi juga mancanegara, seperti Jepang, Amerika dan Autralia.

Salah satu makanan khas Cirebon yang gue suka yaitu empal gentong. Ingat banget saat gue masih SD, suka makan bareng sama sahabat gue. Eh, tapi gue nggak tahu lagi itu cewek sekarang di mana. Semenjak pindah ke Jakarta, gue sudah lost contact.

Oh, iya, balik lagi ke empal gentong. Makanan ini mirip dengan gulai dan dimasak pakai kayu bakar (pohon mangga) di dalam gentong (periuk tanah liat). Daging yang dipakai di antaranya: usus, babat dan daging sapi. Makanan ini biasanya disajikan pakai kucai (Chlorella sorokiniana) dan sambal berupa cabai kering giling. Biasanya memakai nasi atau lontong.

Nggak kalah enaknya, ada juga makanan khas lainnya. Nasi jamblang, ciri khas makanan ini memakai daun jati sebagai pembungkus nasi. Penyajian makanannya berbentuk seperti prasmanan, menunya di antaranya : sambal goreng, tahu sayur, paru-paru (pusu), semur hati atau daging, perkedel, sate kentang, telur dadar/telur goreng, telur masak sambal goreng, semur ikan, ikan asin, tahu dan tempe.

Nah yang terakhir kesukaan gue juga kalau saat sarapan, makan nasi lengko. Bahan-bahannya antara lain: nasi putih, tempe goreng, tahu goreng, mentimun (mentah segar, dicacah), tauge (direbus), daun kucai (dipotong kecil-kecil), bawang goreng, bumbu kacang (seperti bumbu rujak, pedas atau nggak, tergantung selera), dan kecap manis. Umumnya kecap manis yang dipergunakan adalah kecap manis encer, bukan yang kental. Disiramkan ke atas semua bahan.

Sebelum ke kampung halaman, gue sudah mengirimkan SMS ke Mirna. Dengan singkat Mirna hanya membalas.

Hati2 ya ...

Gue nggak ngerti lagi dengan sikap Mirna, dia tiba-tiba berubah jadi cewek yang cuek, dingin. Itulah sebabnya, gue ingin liburan dulu ke kampung halaman. Berharap gue bisa membuang pikiran negatif tentang Mirna.

Rezka sayang Mirna. Nnti Rezka bawa oleh-oleh empal gentong ya :)

Dan lagi, balasan dari Mirna singkat, jelas dan padat. Gue pun cuma mengelus dada. Mencoba tertawa menghibur diri.

Hmm...

Gue ke Cirebon naik kereta dari Gambir, membeli tiket express karena nggak betah lama-lama duduk di kereta.

Selama tiga jam gue sampai juga di rumah nenek—ibu dari bapak gue. Bapak menikah dengan ibu dari Jakarta. Setelah lulus SD, kita pindah ke Jakarta. Bapak jadi ketua PAC PDI Perjuangan. Sedangkan ibu hanya menjadi ibu rumah tangga. Mengurus bapak dan gue.

Nenek kaget sekaligus senang melihat gue datang. Sudah tiga tahun gue baru sempat ke sini. Sedangkan kakek sudah meninggal tiga tahun yang lalu, saat pertama kali gue mengenakan seragam SMA.

Kebetulan gue sampai jam 5 pagi. Nenek langsung menyiapkan sarapan kesukaan gue—nasi lengko.

"Cucu Nenek sekarang udah gede, gagah, udah tumbuh dewasa," kata nenek sambil sibuk mengurusi dagangannya.

Cewek HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang