KAMU BERHAK BAHAGIA

5.6K 666 43
                                    

Belum sempat kumembagi kebahagiaanku
Belum sempat kumembuat dia tersenyum
Haruskah ku kehilangan 'tuk kesekian kali
Tuhan kumohon jangan lakukan itu

Sebab kusayang dia
Sebab kukasihi dia
Sebab kutak rela
Tak s'lalu bersama
Kurapuh tanpa dia
Seperti kehilangan harap
Jikalau memang harus kualami duka
Kuatkan hati ini menerimanya

Sebab kusayang diaSebab kukasihi diaSebab kutak relaTak s'lalu bersamaKurapuh tanpa diaSeperti kehilangan harapJikalau memang harus kualami dukaKuatkan hati ini menerimanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ily memetik gitar di kamar. Ia bernyanyi dan meresapi setiap lirik yang terucap di bibir merahnya. Tetesan air bening mengiringi alunan musik yang keluar dari gitarnya. Suara sedikit bergetar sambil mengeluarkan nada-nada indah dari bibir. Usai dia berlagu, dia memuaskan diri menangis agar dadanya lega.

"Aku datang ke sini untuk kamu, King. Aku pengin kamu bangga melihatku, melihat hasil keras dan semangat yang sudah kamu beri padaku. Apakah aku akan kehilanganmu untuk kedua kalinya, Al? Aku belum sempat membuatmu bahagia, selalu kamu yang melakukan itu padaku. Aku sayang dan cinta sama kamu. Apa kamu tahu itu? Kalau memang perasaanku ini salah, biarkan saja aku mencinta tanpa balasan darimu."

Ily mengutarakan isi hatinya memeluk gitar yang sedari tadi menemaninya. Saat ia sedang sibuk dengan pikirannya, terdengar ketukan pintu. Dia lantas membukakannya. Seorang perwira berseragam lengkap berdiri di depannya.

"Ada apa, Third?" tanya Ily lemas.

"Chief, Anda dipanggil Kapten di anjungan," jawab mualim III.

"Iya, terima kasih," ucapnya lalu menutup pintu.

Ily segera membasuh wajahnya lalu memakai PDH dan menemui Al di anjungan. Entah haruskah bahagia atau sedih, ia sendiri saja bingung dengan perasaannya. Ily berjalan lemas ke anjungan, tidak bersemangat, sesampainya di sana terlihat kru yang sedang bertugas jaga hari itu. Al sibuk mengecek beberapa dokumen belum menyadari kedatangan Ily.

"Kapten Al mencari saya?" tanya Ily berdiri di belakang Al.

Tanpa menoleh Al menjawab, "Iya, Chief. Apa Anda sudah mengecek muatan dan mengatur arah navigasi?"

"Sudah Kap," jawab Ily menahan sesak di dada. Sikap Al jauh berbeda dengan yang dulu.

Sebenarnya dalam hati keduanya tersiksa dengan keadaan ini. Bahasa yang digunakan Al selalu formal sekalipun saat mereka sedang tidak bertugas. Al menahan mati-matian agar tidak melihat dan menatap hazel yang sudah menarik perhatiannya. Al mengira jika Ily mencintai Ali, padahal tanpa Al tahu, Ily selama ini mencintainya bukan Ali. Bersama Ali, Ily hanya menganggapnya seorang kakak, teman, dan sahabat berbagi keluh kesah. Tidak lebih dari itu!

"Setelah ini tolong Anda cek lagi muatannya. Soalnya kita akan mengisi air bersih untuk persediaan di negara berikutnya. Tolong juga cek air di balas kiri," perintah Al tanpa berbalik badan.

Al menyibukan diri membuka kertas yang ada di tangannya. Ily yang diperlakukan tak acuh seperti itu hatinya sakit, dia berjuang untuk tidak menitikan air matanya. Ily harus tegar dan kuat di depan Al. Padahal di dalam hatinya dia merasa rapuh dan menangis. Tidak pernah Al tak mengacuhkannya Ily dulu, rasanya ia tidak sanggup menjalani situasi seperti ini. Dia seperti kehilangan harapan dan semangat untuk hidup.

SESAKIT INIKAH MENCINTAIMU (Komplit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang