[DUA]

7.4K 588 3
                                    

Pagi hari telah tiba, kini sosok bulan terganti sudah dengan matahari.

(Namakamu) kini sudah terbangun dan sekarang tengah membantu bunda Rike memasak untuk sarapan.

"Bunda.. Aku boleh kan bangunin kak Iqbaal? " Tanya (Namakamu) ragu ragu.

"Boleh ko, yaudah sana," Balas bunda Rike tersenyum.

Setelah mendapat izin dari bunda Rike, (Namakamu) langsung melangkahkan
kakinya menuju kamar Iqbaal.

"Ketuk gak ya, hmm ketuk aja deh," Ucap (Namakamu).

'Tokk..'

Hening tak ada balasan.

'Tokk.. Tokk'

'Tokk... Tokk'

Untuk kedua kalinya, (Namakamu) kembali
mengetuk pintu kamar Iqbaal namun tidak
juga ada balasan dari kamar Iqbaal, akhirnya (Namakamu) memutuskan untuk masuk ke kamar Iqbaal. Perlahan tangan (Namakamu) bergerak menyentuh engsel pintu, menekan ke bawah agar terbuka.

'Cklekk...'

"Gak dikunci, hahaha.. "Desis (Namakamu), selanjutnya melangkah menghampiri ranjang Iqbaal.

"Eumm, kak Iqbaal bangun udah siang" Ucap (Namakamu) menepuk pipi Iqbaal secara perlahan, setelah beberapa kali (Namakamu) melakukan
itu, akhirnya ia melihat Iqbaal terusik
perlahan juga matanya mulai terbuka.

"Enghhh.. " Desis Iqbaal, mengucek perlahan matanya mencoba melihat siapa yang membangunkannya hingga tiba tiba.

"Huaaaaaaaaa.."

"Pagi kak Iqbaal"

"Ngapain loh disini cewek aneh..?" Tanya Iqbaal, (Namakamu) tak membalas ucapan Iqbaal, ia malah tersenyum kemudian berlari ke bawah.

"DASAR CEWEK ANNEH"

Iqbaal mendengus ketika tadi bundanya menjelaskan sesuatu yang saat ini membuat Iqbaal down. Bundanya menjelaskan jika mulai hari ini sampai beberapa minggu (Namakamu) gadis aneh itu akan tinggak di rumah ini. Oh astaga, jika tidak ada bunda dan ayahnya
saat ini Iqbaal ingin sekali berteriak.

"Yaudah bund, Iqbaal berangkat sekolah dulu, assalamualaikum," Pamit Iqbaal, menyalimi punggung tangan sang bunda, ayahnya sudah lebih dulu berangkat kerja.

"(Namakamu) juga berangkat ya bun" Pamit (Namakamu) tersenyum sama hal nya dengan Iqbaal menyalimi punggung tangan bunda Rike.

"Oh ya, bunda titip (Namakamu) sama kamu ya Baal.. " Ucap bunda Rike tersenyum.

"Bunda apaan sih Iqbaal nggak mau, lagian kenapa tadi dia gak berangkat sama ayah aja" Protes Iqbaal, tak mau mengajak (Namakamu) untuk berangkat bersama ke sekolahnya.

"Bunda nggak terima penolakan ya" Balas bunda Rike.

"Yaudah ayo" Ajak Iqbaal, lebih dulu melangkah menuju garasi untuk mengambil motornya.

Setelah sampai di sekolah

"Turun lo!" Ucap Iqbaal.

"Aku gak bisa kak, lagian motornya tinggi
banget.. " Balas (Namakamu) tersenyum.

"Gue heran sama lo, tadi naik bisa sekarang turun gak bisa, emang dasar lo tuh CEWE ANEH " Jelas Iqbaal sedikit menekan kata cewek aneh, (Namakamu) malah tertawa memperhatikan ekspresi wajah Iqbaal saat ini, di tambah sesekali (Namakamu) melihat Iqbaal melumat bibir nya
sendiri mungkin saat ini bibir Iqbaal cepat kering.

"Aneh aneh, tapi CANTIK kan kak?" Tanya (Namakamu)tersenyum.

"Iya, lo itu cantik, imut, manis tapi.." Jelas Iqbaal sukses membuat pipi (Namakamu) merah merona bak kepiting yang sudah siap disantap.

YUPI KAK IQBAALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang