BELIEVE ME

10K 679 0
                                    

Hari itu berlalu sangat lamban. Digo yang dari tadi ditinggalkan Sisi di ruang olahraga masih nampak heran dengan tuduhan Sisi terhadapnya. Digo berfikir untuk memberikan Sisi waktu menenangkan dirinya sebelum dia menjelaskan semua tentang kesalahpahaman ini.

Digo berjalan meninggalkan ruang olahraga dan menuju aula ingin melihat lagi penyebab kejadian tadi. Sesampainya di depan aula, Mila menghampirinya.

"Digo..." sapa Mila ketika Digo berjalan masuk didepan pintu aula.

Digo pun menghentikan langkahnya, memghadang Mila yang berjalan mendekat.
"Elu tau siapa orang yang ngelakuin ini sama Sisi?" tanya Mila serius.

"Enggak! Gue kesini mau nyari tau itu semua" terang Digo.

"Dan Sisi.... Sisi kira gue yang bikin dia kaya gini, dan sekarang dia marah beneran sama gue" tambah Digo yang masih menghawatirkan keadaan Sisi.

" Mmhhh.... Elu juga sih kebanyakan ngejahilin dia. Terang aja dia mikir salah elu " Mila menghela nafas panjang mengingat kelakuan Digo dan Sisi yang seperti Tom & Jerry.

" Sekarang Sisi dimana ?" tanya Digo karena sejak diruang olahraga Digo tidak lagi melihat keberadaan Sisi.

" Sisi udah pulang. Biarin aja deh dia tenang dulu. Gue juga pasti malu kalo diperlakuin kaya gitu dihadapan semua anak - anak " Mila menjelaskan sambil berjalan memasuki ruang Aula dengan Digo.

Mereka bergabung dengan anak - anak panitia lain yang sedang merapikan tempat tersebut. Digo berjalan kearah panggung yang tidak terlalu besar itu. Dia melihat sekeliling hingga mendapati sebuah ember berwarna biru masih tergantung diatas langit-langit panggung yang dibuat untuk menaruh lampu untuk tata cahaya itu.

Digo kemudian mencari sebuah tangga untuk mengambil ember tersebut dari belakang panggung.

"Berarti ada yang memang sengaja mau ngerjain Sisi dalam audisi ini " pikir Digo.

Digo menunjukkan apa yang ditemukannya kepada Mila yang dari tadi sedang melihatnya dari seberang tempatnya berada. Mila mengangguk paham dengan apa yang dimaksud Digo.

....

Saat mereka duduk untuk istirahat. Mila menghampiri Digo yang duduk tidak jauh darinya. Digo menceritakan kesimpulan - kesimpulan yang dipikirkannya tentang kejadian itu. Tidak berapa lama Tasya muncul dengan beberapa temannya dan langsung menghampiri Digo.

"Hai... Digo" sapa Tasya yang hanya dibalas dengan anggukan kepala oleh Digo dan melanjutkan percakapannya dengan Mila.

Tasya merasa diacuhkan oleh Digo karena adanya Mila. Tasya kemudian menarik tangan Digo yang dari tadi sama sekali tidak memperdulikannya.

" Digo.. aku haus nih. Kamu haus juga kan setelah ngerjain ini semua, kita kekantin yuk..." ucap Tasya mnggandeng tangan Digo.

" Maaf Sya, gue lagi sibuk " tolak Digo menarik tangannya dari gandengan Tasya.

"Ayo donk Digo, kan sebentar lagi aku jadi partner kamu dalam band sekolah " tambah Tasya lagi membujuk Digo.

Mila yang dari tadi melihat tingkah Tasya kepada Digo merasa risih dibuatnya.

" Ngarep banget sih lu bakal kepilih. jangan ke'PD'an dulu kali... " ucap Mila sambil berlalu meninggalkan Tasya dan Digo.

" Heh berisik lu ya... " teriak Tasya pada Mila yang tidak menghiraukannya lagi.

" Tasya, lu nggak liat gue masih banyak kerjaan, mending lu ke kantin sama temen - temen yang ada dibelakang lu aja tuh.. " Digo berlalu meninggalkan Tasya.

Tasya pun terlihat kesal dengan penolakan Digo. Dia pun bejalan keluar dari aula disusul teman - temannya. Sebenarnya saat ini pikiran Digo bukanlah tentang kerjaannya yang masih ada disekolah, melainkan tentang Sisi yang terlihat benar - benar marah kali ini.

FIRST ROMANCEWhere stories live. Discover now