Bab. 19

16.6K 1.3K 19
                                    

Mikael Pov.

'Gue ada urusan mendadak, penting! Titip anak gue beberapa hari ya.. tar gue jemput kalo urusan gue dah kelar.. bye ^o^)/'

Dahiku mengerut lantaran membaca pesan singkat dari Alex, tadinya kami lagi makan di mall.. tapi mendadak cewe rese itu bilang mau ke toilet, udah 10 menit belum kembali, tiba-tiba mengirim pesan seperti ini. Dia kira anaknya itu barang apa, main nitip ajah! Aku mencoba menelponya, tapi no nya sudah tidak aktif, kenapa?

Sekarang aku benar-benar kebinggungan dibuatnya, setelah meletakan Lexie dari tadi ku gendong ke kereta bayi, aku berniat pergi ke rumah Fabian mengantarkan twins pulang ke ayahnya tapi langkah ku terhenti lantaran menabrak seorang pria bertubuh tinggi yang entah sejak kapan ada dibelakangku, aku mendongkakan kepalaku melihat siapa yang kutabrak.

Deg!! Pria brengsek itu! Melihatnya tanpa pikir lagi aku langsung saja berbalik arah mencoba menghindarinya, kenapa bisa bertemu disini sih! Tapi tanganku dicengkramnya, otomatis aku langsung memutar kepalaku untuk protes.

"Lepasin ga lo!" Bentakku pada pria itu.

"Tidak. Aku ada perlu denganmu."

"Cih.. gue ga ada urusan sama lo!" Kupasang muka sedatar mungkin, berusaha menyembunyikan sakit hatiku.

"Kemarikan mereka! Mereka milikku!" Tangan pria itu menunjuk kearah twins seraya memberi perintah.

"Enak ajah! Lo pikir twins itu barang! Mereka bersama gue, pergi lo sana! Sekalian lepasin tangan gue!" Aku mencoba meronta melepas cengkraman ditanganku walau tau usahaku bakal sia-sia, cengkraman tangan Vian sangat kuat.

Vian lalu melepaskan tanganya tapi kemudian ia mendorong tubuhku mendesak kearah dinding kaca di restoran ini dan mengunci pergerakanku hingga aku tidak bisa lari, aku meringis karena sikapnya yang kasar, kali ini aku sudah tidak lagi menahan diri.

"Apa mau lo!" Ucapku ketus sambil mendongkakan kepalaku menghadapnya, ya karena ia jauh lebih tinggi dariku.

"Adikku menitipkan mereka padaku, kamu pulanglah dan berikan mereka padaku" ia berkata dengan tenang sambil melirik kearah kereta bayi, tapi sorot matanya tidaklah setenang kata-katanya, bisa kulihat ada berbagai emosi yang tidak kupahami disana.

"Ngak! Gue ga mau dengarin perintah lo! Alex nitip mereka ke gue!" Protesku sambil mendorong Vian agar menjauh, tapi apa daya dia jelas lebih kuat dariku, bahkan ia tidak bergeser 1 cm pun T_T

"Mungkin kamu lupa Mika-chan.. mereka keponakanku, lebih baik kamu pergi dan tinggalkan mereka padaku" entah kesambet apa, mendadak pria itu menghela napas dan berbicara lembut padaku kontras sekali dengan sikap kasar yang sedari tadi ia tujukan padaku.

"Huh!? Lebih baik kata lo? Ngaco, emang orang kasar kayak lo bisa ngurus bayi, yang ada malah lo kelewat emosi dan menyakiti mereka!" aku tidak akan tertipu lagi dengan sikap sok lembutnya, palingan juga bertahan 5 menit doang.

"Kamu ini keras kepala ya.. baiklah jika itu yang kamu inginkan!!"bentaknya padaku. Tuh kan apa ku bilang sikap baiknya cuma bentaran doang.

"Engak ya engak! Gue bakal panggil satpam kalo lo tetep maksa" aku mulai sewot, sikapnya benar-benar seenaknya.

"Tidak akan ada yang mau menolongmu, sadarlah dan lihat sekeliling, setelah perlakuanku padamu apa pegawai restoran ini ada yang mencoba menolong? Ada yang datang menegur? Tidak ada bukan? Aku punya setengah dari saham mall ini" Vian tersenyum sinis sambil mengangkat alisnya. Ia tampak kelihatan sangat angkuh, ya aku baru sadar.. meski kami membuat keributan tidak ada yang berani protes. Huh!! Tuan besar dan kekuasaannya.. batinku.

"Sialan lo!" Umpatku lirih, sekarang aku tahu percuma melawannya, tapi aku juga tidak mungkin meninggalkan twins padanya, aku tahu mereka keponakanya. Tapi hey.. dia seorang yang tiran, kejam dan pemarah, siapa yang bisa menjamin kalo dia tidak kehilangan kesabaran dan menyakiti twins?

Aku mengepal tanganku erat-erat mengumpulkan keberanianku dan mempelototinya "Gue tetap ga bakal serahin ke lo! Apa jaminannya kalo lo ga bakal kehilangan kesabaran dan berbalik menyakiti mereka?" aku bersikap sesinis mungkin meminta penjelasan. Ia mengerutkan alisnya tampak berpikir sebentar.

"Baiklah kamu dan anak-anak itu ikut denganku." Mulutku mengangak lebar tak percaya, what? Aku ikut sama dia? Itu artinya aku bakalan nginap dirumahnya sampe Alex balik. Ngak.. ngak..

"Siapa sudi! Emang lo siapa gue? Gue ga mau ikut sama lo!" Pekik ku frustasi, dari tadi aku sudah menahan rasa sakit hatiku berada sedekat ini dengannya dan sekarang dengan mudahnya ia menyuruhku ikut dengannya setelah ia membuangku begitu saja.. dadaku sesak, mataku memanas.. bisa kurasakan air mataku mulai jatuh. Aku benci padanya, gara-gara dia aku menjadi begitu cengeng.

Tapi pria ini tidak pernah peduli dengan orang lain, ia mengangkatku seperti karung beras dan membawaku pergi bersamanya dan memerintah pelayan restoran itu membawa twins mengikutinya. Aku sudah tidak lagi melawan, rasa percuma berbicara dengan orang seegois Vian.

Mr. Sok Perfect Jatuh Cinta !? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang