Bab. 17

17.3K 1.3K 10
                                    

Mikael Pov.

Sekarang aku tengah merangkul seorang pria bernama Leon, seorang PNS Yang ku kencani selama 2 hari ini memasuki max bar yang menjadi tongkrongan favoritku akhir-akhir ini.. bareng Niko cs tentunya.. setelah malam panas bersama Niko waktu itu.. kami masih tetap berteman, dia tidak peduli jika aku bersama pria lain, ya teman-temannya juga tidak peduli.. malah aku juga berkencan dengan beberap teman mereka. Ya beginilah gaya hidup anak muda yang kami teliti sekaligus jalani di klub. But who care? Asal hepi biar ajah mau kayak apa juga aku tidak mau tau lagi.

Sesampai di dalam kami langsung berhamburan duduk dimeja tengah yang selalu kami duduki waktu kesini.. memesan minum dan cewek-cewek berpenampilan kurang bahan datang mendekat, duduk di pangkuan kami, selain aku tentunya. Ga doyan cewek soalnya.

Karena teman-temanku udah pada sibuk ngegrepein cewek-cewek itu, aku pun menyuruh Leon duduk dipangkuanku dan mulai mengrepe cowok yang 7 tahun lebih tua dariku ini..

BRAKK!!

Mendadak meja tempat kami duduk di gebrak begitu saja.. orang-orang berhenti menari, suara musik tak lagi terdengar. Aku langsung berdiri dari tempat duduk ku menjatuhkan Leon yang dari tadi kupangku.

"Apa maksud lo Lex!!" Bentak ku ke Alex, ya dia yang mengebrak meja tadi.

Tapi cewek itu malah menatapku dengan datar.. mengabaikan teman-temanku yang juga mulai protes dengan kelakuannya. Ia malah mengambil mic kecil yang disodorkan oleh pemilik bar ini. Kenapa?

"Perhatian semua.. gue bakal kasi liat tontonan menarik, jadi guys.. lo semua tenang ajah dan minggir dikit ke pinggir beri gue tempat di dance floor" setelah ia berbicara gitu pemilik bar menepuk tangannya sekali.. pengunjung bar menepi dan keamanan bar menarik teman-temanku ke dance floor dan seorang dari mereka mengunci lenganku membiarkanku berdiri disamping gadis pemilik bar.

"Alex jelaskan!! Apa mau lo!!" Bentakku sekali lagi tapi ia malah terkekeh.

"Gue mau memberi peringatan ke orang-orang brengsek yang udah ngerusak lo, gue ga terima sahabat gue berubah kayak gini. Lo diam ajah disini Mikael.." Alex menepuk pipiku pelan sambil menyeringai mengerikan, kata-katanya tenang tapi sorot matanya tampak sangat dingin dipenuhi oleh kemarahan. Dia terlihat seperti Vian.. kaki ku gemetaran, ya Tuhan.. jadi ini Alex yang sebenarnya..

Cewek itu mendekati Niko cs yang marah, tapi ia tetap mempertahankan senyumannya. Tak lama Alex mulai memukuli Niko, tentu ajah Niko cs ga tinggal diam, mereka ada 14 orang mengeroyok Alex.. tapi cewek itu ga kelihatan takut sama sekali, keamanan bar hanya berjaga menjauhkan pengunjung dari perkelahian itu.

Aku lalu melirik kearah pemilik bar, cewek cantik disampingku lalu tersenyum "lo liat ajah, klo Alex udah serius dia bisa jadi kayak hewan buas!" setelah ia berkata seperti itu aku kembali memalingkan muka melihat perkelahian itu. Yang benar ajah? Mataku membelalak kaget melihatnya.. Alex dengan gesit menghindari pukulan mereka dan membalas memukuli mereka sambil tetap terkekeh, napasnya masih teratur seolah ia sedang bermain bukannya berantem 14 lawan 1.

Sorak sorai penonton jadi tambah ricuh, termasuk cewek pemilik bar yang lagi teriak-teriak mendukung Alex, aku hanya diam sesekali meringis melihat perkelahian mereka.. saat ini hanya tinggal 5 orang yang masih bisa berdiri.. 9 orang lainnya udah jatuh merintih di lantai menahan sakit, wajah mereka penuh darah akibat pukulan Alex, tak lama kemudian Niko cs sudah meringkuk kesakitan di lantai semua, sedangkan Alex hanya mendapat satu pukulan di pipi. Satu hal yang ada di otakku, mengerikan.. apakah semua keluarga Angelo seperti itu?

Tapi seolah belum puas, Alex kembali menginjak tangan kanan Niko. "Arh.. sakit!! Hentikan!! Gue mohon hentikan.." membuat Niko memekik keras sambil memohon dan Alex kembali tersenyum manis..

"Gue hanya akan bilang sekali.. jauhi Mikael.. kalian semua ga boleh mendekatinya untuk alasan apapun, telp dan sosial media juga di larang. Jangan coba-coba membujuknya atau menyakitinya.. truz mulai hari ini dia keluar dari klub kalian. Sekali saja gue dengar kalian ada didekatnya.. bukan hanya ini yang kalian dapat.. ingat ini hanya peringatan. Berani menentang gue.. maka siap-siaplah memesan tanah kuburan."

Ucap Alex dengan tenang sambil tersenyum seolah-olah tengah mengobrol.. tapi tatapan dinginnya memancarkan aura mengintimidasinya sangat kuat.. sontak membuat orang-orang di bar ini terdiam menahan napas. Dia jelas serius dan bukan hanya mengancam.. itulah yang terlihat dimata kami semua.. Niko cs hanya bisa gemetaran menundukan kepala dihadapan cewek bongsor itu.

"Jawab!" Bentak Alex yang membuat Nico cs tambah ketakuatan dan serentak menjawab.

"Kami janji akan menjauhi Mikael"

"Bagus! Sekarang pergi dari hadapan gue"

Setelah itu Niko cs segera pergi dari situ sambil tertatih-tatih.. aktivitas bar kembali ke semula.. para keamanan kembali ke pos masing-masing.. aku hanya bisa terduduk gemetaran. Bisa kurasakan tanganku ditarik seseorang. Kudongkakan kepala melihat siapa yang menarik.. itu Alex.

Aku terus diseret kearah berlawanan arah dari pintu masuk.. hingga tiba di lift, Alex menekan tombol 5, mau apa dia mambawaku ke Lt.5? Begitu lift berhenti aku kembali diseret paksa hingga tiba disebuah pintu, ia mengesek kartu anggota bertuliskan VVIP berwarna gold. Sejak kapan Alex jadi member bar ini?

Betapa terkejutnya aku.. ini kamar hotel? Dengan panik aku bertanya.. "Lex.. apa maksud lo bawa gue kesini?" Dia menatapku tajam dan mehempaskan tubuhku keatas kasur..

"Jangan takut, gue hanya mau bicara.. "

"Lo ga usah dekat-dekat gue!" Aku tambah takut, ia begitu mengerikan, aku bahkan tak lagi yakin siapa Alex yang selama ini kukenal.

"Huf..uh.. ha..ha..ha.." tiba-tiba saja Alex tertawa terbahak-bahak.. raut wajahnya kembali sumrigah kayak Alex yang kukenal.

"Duh sorry Mikael.. gue..aduk ngakak!! Wkwkwk.. reaksi lo.." ia tertawa makin keras guling-guling diatas kasur sambil memeganggi perutnya.

Aku langsung geram.. dan memiting lehernya.. "Alex!! Lo ngerjaiin gue!"

Akhirnya kami saling bergulat, memiting dan menjitak kepala satu sama lain, lalu terbaring diatas kasur, dengan napas tak teratur..

"Ha..ha..ha.." kami pun tertawa terbahak-bahak bersama.. entah apa yang lucu tapi perasaanku saat ini benar-benar terasa lega.. aku pun bangun dan mengambil 2 kaleng bir yang tersimpan dilemari es kecil dalam rungan ini..

"Nih Lex!" Kulemparkan satu ke Alex, ia mengambil dan meminumnya, aku pun meminum bir milikku.. kemudian kami mulai berbicara.. aku menceritakan semua yang terjadi begitu pun cewek ini.. dia menceritakan soal pembicaraannya dengan mamaku.

Rasa bersalah mengerogoti hatiku.. "Apa yang udah gue lakukin selama ini?" Tanyaku pada Alex.

"Kebodohan yang wajar, kalo patah hati wajarlah lo agak eror gitu.. gue ngerti perasaan lo koq! Everything will be alright" ucap Alex sambil menepuk pundakku.

"Tapi Lex.. gue udah bikin mama kecewa dan sakit hati.." aku menundukan kepalaku.

"Truz napa? Itu gunanya meminta maaf. Lo cowok! Jangan jadi pengecut gitu. Mereka bakalan maafin lo koq, asal lo janji ga bakal melakukan hal bodoh lagi"

Aku mematap Alex, cewek itu hanya memutar matanya malas menatapku balik. Aku menghela napas dan berpikir sebentar.
"Oke. Gue bakal balik dan minta maaf ke mama, ga bakal kayak gini lagi.."

"Bagus. Yok gue antarin lo balik.."

Setelah itu kami pulang kerumahku bersama-sama, Alex menemaniku meminta maaf ke orang rumah setelah itu ia pulang di jemput suaminya, sebelum pulang dia berkata akan membahas masalah Vian besok. Untuk yang satu ini aku masih binggung.. entah apakah aku masih menginginkan kembali dengan Vian atau tidak, tapi yang jelas aku masih begitu mencintai pria itu.

Mr. Sok Perfect Jatuh Cinta !? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang