Bab. 7

20.9K 1.7K 55
                                    

Sulvian Pov.

"Lupakan yang tadi!" Kataku setelah kesadaranku kembali karena mendengar teriakan adik kecilku, aku tidak tahu apa yang merasukiku.. ketika tatapan kami saling bertemu, seolah tersengat listrik.. dengan sendirinya tubuhku bergerak mendekat dan mencium bocah berambut merah dihadapanku. Ada apa denganku? Meski jujur bocah laki-laki ini sangat cantik melebihi seorang wanita, tapi lepas kontrol dan menciumnya ditempat umum seperti ini? Kurasa aku benar-benar harus menemui psikiaterku!

Bocah itu langsung bangkit berdiri, menatapaku penuh kemarahan dan kemudian berteriak "Enak ajah lo ngomong gitu! Udah seenaknya lo nyium gue, truz lo suruh lupakan? Sialan lo!" Wow.. jelas ia tidak terima dengan tindakanku tadi, ya.. itu wajar saja, laki-laki mana yang akan terima bila dicium laki-laki lain ditempat umum? Jelas tidak ada, kecuali dia memang gay seperti para sepupuku.

Aku tidak takut dengan kemarahanmu bocah, coba lihat apa yang bisa kamu katakan sekarang "Lalu apa mau anda? Ingin saya bertanggung jawab menjadi kekasih anda?" Balasku dengan tenang dan datar, dia pasti tidak akan bisa berkutik.

"Klo iya kenapa? Lo cuma bisa ngomong doang? Coba buktikan!" Apa katanya? Dia malah menantangku? Beraninya.. lihat saja bocah kurang ajar! Tidak ada yang boleh meremehkanku!

"Baiklah Mika-chan, saya selalu memegang ucapan saya, mulai sekarang kita adalah sepasang kekasih!" Kataku dengan raut wajar serius, bocah itu terlihat sangat shock, wajahnya langsung memucat. Ia kemudian mengambil tasnya dan berlari menjauh dariku.

See.. rasakan! mulai saat ini kamu adalah mainanku Mika-chan.. aku terkekeh sendiri membayangkan muka pucat terkejutnya, ia menarik.. aku tidak akan mudah bosan bermain dengannya.. setelah itu dengan mengabaikan berbagai pertanyaan dan sumpah serapah dari adik kecilku, aku pergi meninggalkan kampus ini.

Well, jika kalian berpikir kalau aku adalah gay, kalian salah! Ini hanya main-main, tidak lebih dan jelas aku tidak mencintai bocah berambut merah itu, aku hanya akan mempermainkannya. Membuatnya bertekuk lutut di kakiku, lalu ku buang dia.

●●●

Seminggu berlalu sejak pertemuan terakhirku dengan bocah laki-laki berambut merah itu, ditanganku sudah ada data lengkapnya, setelah pergi meninggalkan kampus saat itu, aku segera menyewa orang untuk mendapatkan info tentangnya. Ini kedengarnya licik, tapi jelas aku tidak peduli, informasi adalah sesuatu yang sangat penting, jauh lebih mudah menjinakan mangsamu bila kamu mengetahui banyak hal tentangnya.

Betapa terkejutnya aku, Mikael Roug, dia seorang gay, disini jelas tertulis ia pernah berkencan dengan beberapa pria sebelumnya, bahkan ada lumayan banyak foto mesranya bersama mantan kekasihnya.
Aku mengusap wajahku kasar, ada sedikit rasa sesak saat melihat foto mesranya. Perasaanku menjadi aneh, bisa kurasakan kemarahan menyelimutiku, tapi kenapa? Jelas aku tidak berbagi, aku tidak pernah menyukai siapa pun yang mencoba menyentuh milikku. Tapi apakah bocah itu adalah milikku? Aku menjadikanya kekasihku hanya karena iseng, bukan karena aku menyukainya. Sial! Hatiku panas, saat ini aku tidak ingin mempedulikan apa pun. Aku hanya ingin menemuinya dan memilikinya.

Segera kukendarai mobilku melaju kerumahnya, ya.. tentu alamatnya juga tertera difile tadi. Dengan seenaknya kulangkahkan kakiku memasuki rumah Mikael segera setelah pengurus rumahnya membukakan pintu untukku, mataku bertemu pandang dengan sepasang suami istri paruh baya, mereka adalah Mr. dan Mrs. Roug, orang tua Mikael. Bisa kulihat mereka sangat terkejut mengetahui kehadiranku, ya kami sudah saling mengenal.

Pasangan Roug adalah salah satu rekan bisnisku, perusahaan mereka tidak terlalu besar namun cukup stabil. Ini menguntungkanku.

"Selamat siang Mr Roug, Mrs Roug." Sapaku seraya mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan Mr. Roug.

"Selamat siang Sir Juan, apa yang membuat anda sampai harus mendatangi rumah saya? Apa ada masalah?" Tanya Mr. Roug dengan nada bicara tenang, tapi bisa kulihat ia mulai gugup, bahkan Mrs. Roug tampak pucat dan tak bersuara disamping suaminya. Tentu wajar bila mereka takut padaku, mudah bagiku untuk menghancurkan hidup mereka, jika mereka mencoba mengusikku.

"Saya menjalin hubungan dengan putra bungsu anda, Mikael. Saya harap anda berdua bersedia mendukung hubungan kami!" Kataku tegas, jelas aku tidak menerima bantahan. "Dan.. saya ingin mulai sekarang mikael tinggal bersama saya, tentu saja segala urusannya menjadi tanggungan saya" lanjutku yang membuat pasangan Roug tampak sangat terkejut.

Segera setelah Mr. Roug menenangkan diri, ia bertanya dengan ragu-ragu "Tapi Sir Juan, anda dan Mikael sesama lelaki, bagaimana mungkin? Bukankah anda adalah kepala keluarga Angelo? Tidakkah anda membutuhkan penerus? Jelas itu bukan sesuatu yang bisa diberikan oleh putraku." Aku tersenyum tipis mendengar pertanyaan pria setengah baya dihadapanku ini.

"Tidakkah anda mendengar rumor bahwa semua anak lelaki Angelo adalah gay Mr. Roug? Jelas saya juga termasuk, saya menginginkan putra anda. Bukankah kita partner? Saya harap anda tidak menolak niat baik saya karena Mikael juga sama seperti saya, ia hanya tertarik kepada pria." Mr. Roug jelas kembali terkejut mendengar perkataanku, sepertinya dia tidak tahu menahu tentang kehidupan asmara putranya. Aku bahkan sampai harus berpura-pura menjadi gay demi agar bisa memiliki bocah itu.

"Baiklah jika demikian, saya hanya bisa bilang tolong jaga putra saya." Pria itu memberiku persetujuannya sambil sedikit membungkukkan badan. Bagus! Pilihan tepat Mr. Roug.

Setelah itu kami berbincang-bincang hingga Mikael pulang, begitu ketemu tanpa basa basi mengabaikan teriakan dan protes yang dilontarkan bocah itu, setelah berpamitan dengan pasangan Roug, aku pun menyeret paksa Mikael ke apartmenku. Tidak sulit menyeretnya karena dia memiliki tubuh yang jauh lebih kecil dariku.

Mr. Sok Perfect Jatuh Cinta !? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang