9 - Gosip

12K 1K 88
                                    

[edited]

ps : ini langsung copas dari ms word tanpa editing di wattpad, oleh karena itu tabulasi, cetak miring/ tebal... ilang semua.

**

"DEM... demi apa calon suami gue mau dateng ke Jakarta?!" Nadine memekik histeris. Matanya tertuju pada layar iPhone Felix yang ia pinjam. Bukan, lebih tepatnya pada postingan akun Miyuri(*❤∇❤*) yang lagi bahas AFA ID. Timeline lagi rame banget bahas itu.

Felix melirik putrinya melalui kaca yang tergantung di atas dashboard mobil, sementara Naren dengan terang-terangan memandang Nadine, wanita itu memutar tubuhnya ke belakang. Mereka berada di mobil, dalam perjalanan kembali menuju Jakarta.

"Calon suami?" sudut bibir Naren berkedut mengucap pertanyaan itu.

Nadine mengangguk yakin. "Mas Kanata bakal ada di AFA ID, Ma. Kyaa~~ Pokoknya Adek harus dateng!" Nadine cekikan nggak jelas. Naren dan Felix mengerutkan kening.

"Bukannya pacar kamu Iqbaal. Kok calon suaminya Kana? Eh, namanya kok kayak nama obat kaki pecah-pecah ya?"

"Bukan Kana, Ma. Kanata. Hongo Kanata! Dan.... Iqbaal itu bukan pacar Nadine! Kenapa sih bahas Iqbaal mulu?" Nadine mulai sewot.

"Jadi kamu pacaran sama Kanata?" Felix mencoba menarik kesimpulan. Meskipun kesimpulannya nggak nyambung, ini cukup membuat Nadine bersorak heboh.

"AMIN YA ALLAH, AMIN!" Nadine menelangkup tangannya dan mengusap wajahnya penuh syukur.

"Ingat lho, Dek. Pacaran boleh tapi jangan sampai bikin sekolah keteteran," pesan Felix.

Nadine nyengir. Dia kembali mengutak-atik iPhone Ayahnya. Nadine beralih menutup aplikasi Plurk di ponsel Papa-nya yang emang sengaja Nadine download untuk kepentingannya sendiri. Lagian mana ngerti Papa-nya sosmed macam Plurk.

Kini Nadine membuka twitter –pake hape Papa-nya, lagi. Nadine lagi seneng. Banget. Bisa liat Kanata secara langsung adalah impiannya. Nadine memang begitu 'menggilai' cowok kelahiran lima belas november itu. Apalagi setelah melihat acting-nya di film live action Attack On Titan.

Wanna to hug you so tight #kidding *ditendang* See ya ma future. Hongo-san. XOXO

Tweet

Nadine nyengir makin lebar. Baru saat matanya melirik notifikasi. Mata Nadine melotot. Ada 99 lebih pemberitahuan. Nadine baru sadar kalo punya notifikasi sebanyak itu.

Follback. Follback. Folback.

Mata Nadine jadi juling membaca kata-kata itu. Nggak Cuma banyak yang minta follback. Notifikasi pengikut baru juga bejibun. Dia juga disebut-sebut di tweet orang yang nggak Nadine kenal.

Kerutan di dahi Nadine makin dalam. Nama Iqbaal juga banyak muncul di tweet yang menyebut-nyebut dirinya. Jantung Nadine berdebar penuh antisipasi. Ia meng-klik salah satu tweet akun yang men-tag dirinya dan Iqbaal.

Rhea Andita

@Rherhea_

Baal, klarifikasi dong. Sebenernya kalian itu punya hubungan apa? @Iqbaale @BukanBetadine

Nadine melongo.

Jantungnya berdebar kencang.

Napasnya memburu.

Keringat dingin mulai keluar.

Nadine memutuskan untuk segera keluar. Belum sempat ia sign out dari akun twitter, notifikasi baru muncul.

Permen Bonbon

@Bonbon

Anjir,kemarennya difollback, sekarang di mention. ADEK KAPAN BAAANG! :"v @Iqbaale @BukanBetadine

Iqbaal Dhiafakhri-IDR

@Iqbaale

</3 "@BukanBetadine : Wanna to hug you so tight #kidding *ditendang* See ya ma future. Hongo-san"

Kue Cubit

@Cubitcubit

Kak, follback dong. @BukanBetadine

Cimol Tralala

@Tlaralalili

Sombong banget sih, udah berasa jadi artis ya? Ck. @BukanBetadine

Dava Mulawarman

@DavaComboys

Hai @BukanBetadine

Tangan Nadine gemeteran. Dia langsung menutup aplikasi twitter tanpa sign out terlebih dulu. Nadine mengembalikan iPhone itu pada Felix.

"Hape kamu mana, Dek? Dari kemaren Mama nggak liat kamu megang hape."

"Ngg, hapenya jatuh, Ma. Layarnya pecah." Meringis, Nadine berusaha memberi alasan semasuk akal mungkin.

"Pecah? Astagfirullah. Kamu ini ceroboh banget sih. Papa yang ngasih hape itu belum ada sebulan udah kamu rusakin?!"

"Udahlah, Ma. Hape masih bisa beli lagi."

Naren mendengus. "Kamu, sih, manjain Nadinenya kebangetan." Nadine yang mendengarnya mengerucutkan bibir.

"Terus sekarang Adek nggak pake hape?" tanya Felix mengabaikan protesan Naren.

"Pake kok. Adek pinjem hapenya Pak Tono yang nggak dipake."

"Hape yang mana?"

"Hape polyphonic."

Naren dan Felix tertawa.

"Ngejomplang banget kamu, Dek. Habis pake iPhone sekarang pakenya polyphonik."

Nadine bersidekap di depan dada, dengan bibir mencibik dia membalas ejekan Mama-nya. "Daripada minta dibeliin iPhone baru, pasti nggak dikasih sama Mama," sungut Nadine.

"Ya emang." Naren membenarkan.

**

Pagi harinya ketika Nadine sampai di kelas, kelas masih kosong. Mungkin karena ia datang terlalu pagi. Baru ada dua tas di sana. Itupun Cuma tas doang, nggak tahu pemiliknya pergi kemana. Mungkin ke kantin cari sarapan.

Ngomong-ngomong soal sarapan, tadi Nadine nggak sarapan. Di rumah Cuma ada roti sama susu, dan menurut Nadine, makan tanpa nasi itu sama aja kek belum makan. Jadi dia memutuskan untuk sarapan di sekolah saja. Nah, sekarang masalahnya dia nggak ada temen ke kantin. Nadine nggak biasa pergi ke kantin sendirian. Rasanya aneh aja kalau dia ke kantin sendiri. Lagian enakan makan bareng-bareng daripada sendirian.

"Vit, masa ya kemaren gue kan ke mall, terus gue dikasih selembaran sama mbak-mbak buat ikut casting." Itu suara Yasmin.

"Mbak-mbaknya sliwer kalik." Bersamaan dengan itu Vita muncul dari balik pintu.

Yasmin yang mengekori Vita memberengut. "Enak aja. Muka gue itu muka artis. Kece-kece imut gimana gitu," kata Yasmin penuh percaya diri.

"Najis lo. Sok cantik banget."

"Vit, Yas, kantin yu—

Ucapan Nadine tak terselesaikan. Vita menyela begitu pandangannya beradu dengan Nadine. "Yas, anterin gue ke kamar mandi dong. Nggak tahu kenapa perut gue tiba-tiba mual. Rasanya eneg banget pengen muntah."

Yasmin yang sempat memandang dan mendengarkan ajakan tak terselesaikan Nadine mengernyit bingung. Bukannya kemarin Clara udah ngomong sama Vita tentang alasan Nadine kenapa menolak memberi kontak Iqbaal. Bukankah seharusnya sekarang Nadine dan Vita baikan?

Yasmin membuka mulut, hendak bertanya, namun Vita sudah lebih dulu menariknya keluar meningalkan kelas.

Nadine termangu. Menatap kepergian Vita dan Yasmin dengan sorot mata sendu.

Our Distance After Backstreet (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang