Part 4 : Malam Pertama

100K 354 0
                                    

Resepsi pernikahan Ghiany dan Aditya berakhir pukul 22.00 WIB, keluarga Aditya sudah pulang duluan sekitar ba'da isya. Rasa lelahpun tak mereka hiraukan, meskipun lelah tapi senyum ramah nan manis itu masih tetap tersungging di bibirnya. Menyapa para tamu yang datang. Sepanjang hari kaki itu tetap kuat berdiri. Senyum itu tak pernah pudar dari wajah mereka. Tak terlihat wajah kecapean sedikitpun dari keduanya. Pernikahan memang hari yang sangat spesial bagi insan tuhan, untuk meyatukan cinta mereka tanpa menimbulkan dosa. Mungkin dari para tamu yang notabennya teman-teman Ghiany dan Aditya merasa kaget akan pernikahan yang mendadak ini bagi mereka, tanpa mengetahui hubungan Ghiany dan Aditya pada awalnya.

Rasa gugup ketika Ghiany akan memasuki kamarnya. Entah kenapa dia merasa gugup memasuki kamarnya sendiri, mungkin karena ini malam pertamanya. Aditya yang sudah masuk duluan ke kamarnya. "Bismillah" ucapnya lirih dan dengan tangan dingin membuka pintu kamrnya, dilihat suaminya sedang sibuk memainkan jarinya di atas PC kepunyaannya. Kaki ghiany seakan akan berat untuk di langkahkan masuk kedalam kamar. Ghiany hanya diam terpaku dan menundukan kepalanya. "Mau sampai kapan kamu disana terus de?" Goda suaminya "eeh" ucapnya kaget dengan senyuman kikuk. Ghiany mulai memberanikan diri masuk kemaranya dengan rasa gugup dan tegang. Ghiany segera duduk di depan cermin hias di samping tempat tidurnya, untuk mencabuti jarum pentul yang menguatkan hiasan hijabnya di resepsi tadi. Tak sengaja jari telunjuk ghiany tertusuk jarpen dan berdarah "aww" lirihnya kaget. Aditya yang sedang asik bermain dengan PCnya pun mendengarnya dan segera menghampiri istrinya. Dengan cepat tanggap aditya menghisap jari yang berdarah tadi dengan lembut, yang berhasil membuat Ghiany gugup. Melihat tingkah istrinya itu aditya ketawa geli "biasa aja de, ga usah tegang gitu kita ini udah sah menjadi suami istri, lain kali kamu hati-hati ya atau jangan sungkan minta bantuan sama mas, mas siap membantu kamu ko" ucapan itu membuat ghiany tambah kikuk dijhadapan suaminya "M-mas M-makasih yah" ucap ghiany saat melihat suaminya hendak kembali ke tempat tidur. Aditya hanya senyum melihat tingkah istrinya sampai-sampai jadi gagap. Ghiany mengambil bajunya dalam lemari, dan menuju handuknya yang tergantung untuk madi.

Sebenarnya Ghiany males mandi, apalagi ini udah malem, namun dia malu karena dia sekarang udah nikah. Dan itu artinya Ghiany tidak tidur sendiri di kasurnya yang empuk itu, jadi ghiany takut suaminya terganggu oleh aroma yang tidak sedap.

"Jangan lama-lama yah, udah malem. Inikan malam pertama kita" ucap aditya yang konstan membuat ghiany melotot. Ghiany segera masuk ke kamar mandi karena dia gak mau terlihat kikuk untuk kesekian kalinya lagi.

--- ----

"Jangan Lama-lama yah, udah malem. Inikan malam pertama kita" kata-kata itu terus terngiang di telinganya yang membuat ghiany menggeliat geli di belakang pintu kamr mandinya.

"Malam pertama?" Ghiany mendesis prustasi "jujur aku belum siap untuk itu mas, aku tau kamu pasti akan menagih hak kamu mas. Aku juga pasti memberikan apa yang harus kuberikan yang menjadi hak mu itu adalah kewajibanku. Tapi bukan malam ini." Batinya "kalau aku menolak, dosalah aku menolak keinginan suamiku. Sekarang surgaku ada padanya. Dialah jalan untukku mendapat Ridha-Nya untuk menuju surga-Nya. Tapiii aku belum siap" batinya terus bergerutu "apapun yang terjadi aku harus siap, siap ga siap aku juga harus siap" ucapnya dan segera mandi.

45 menit ghiany baru keluar dari kamar mandi. Ghiany keluar masih menggunakan hijab instannya. Dengan jantung berdegup kencang, kaki lemas, badan panas dingin ghiany memberanikan duduk di samping suaminya yang sekarang sudah tidak memainkan PC miliknya tetapi sekarang suaminya menyandarkan punggung dan kepalanya ke ranjang dengan mata yang terpejam. Sampai-sampai aditya tidak menyadari kehadiran istrinya. "Mas.. mas.. bangun mas, tidurnya jangan kaya gitu nanti lehernya sakit" ucap Ghiany membangunkan Aditya suaminya. Akhirnya aditya terbangun "abis kamu kamu lama sih de, mandinya jadi mas nungguin kamunya sampe-sampe ketiduran" jawab aditya yang di akhiri dengan ketawa kecil. "Maaf mas, aku udah buat mas nunggu lama. Padahal kalo mas ngantuk tidur duluan aja. Emang ada apa mas nungguin aku?" Ucapnya polos "ya takut ada apa-apa sama kamu de, yaudah tidur gih kamu pasti  capek banget kan?" Ucapnya. Ghiany segera merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk itu, sebelum aditya ikut tidur dia membacakan doa di ubun-ubun Ghiany.  Entah doa seperti apa. Dan mencium kening istrinya penuh kehangatan setelah itu Aditya segera membaringkan tubuhnya di samping istrinya dan mematikan lampu tidurnya.

--- ----

Malam ini adalah malam pertama, malam yang ditunggu-tunggu oleh semua pasangan pengantin baru, begitupula denganku. Melaksanakan sunnah rasul untuk menyempurnakan ibadahku untuk mencapai ridhanya.

Kumasuki kamar istriku yang mulai sekarang menjadi kamarku juga, kamarnya begitu rapi, wangi dan semua barang-barang istriku tertata dengan rapi. Kulihat kasur yang lumayan besar untuk tidur kami berdua dengan banyak taburan bunga. Kubayangkan pada malam ini aku dan istriku akan menyempurnakan ibadah kami malam ini, aku lupa bahwa aku dan istriku menikah karena di jodohkan.

Aku pribadi, aku merasakan the javu  saat melihat Ghiany di toko buku itu untuk yang pertamakalinya. Ku tahu nama lengkap istriku saat acara lamaran malam itu. Sejak malam itu aku selalu berusaha mencari informasi tentangnya. Mulai dair ngestalk Ghiany di media sosial. Sungguh pemikiran ukhwat ini sangatlah dewasa, ditambah mamah selalu menceritakannya. Aku sungguh dibuat jatuh cinta oleh nya. Mungkin aneh, gak kenal, baru ketemu sekali tapi udah jatuh cinta dan akhirnya menikah. Inilah bukti kekuasaan-Nya. Takdir sungguh tidak ada yang dapat mengetahuinya.Ghiany mungkin iya menerima pinanganku, tapi masalahnya apakah Ghiany juga punya cinta untukku?

Di malam pertama ini, ghiany memang tidur bersamaku. Tapi ghiany sepertinya masih canggung terhadapku. Istriku tidur dengan menggunakan hijab instannya. Mungkin dia butuh waktu. "Ya Allah terimakasih karena Engkau memberikanku instri yang begitu sempurna. Ya Allah meskipun ini hanya perjodohan tapi ku harap istrikupun akan menerimaku dan mencintaiku seperti aku padanya. Ya Allah ridhailah pernikahan kami ini. Kalaupun nanti akan ada permasalahan di dalam pernikahan ini kuharap semuanya akan baik-baik saja. Karuniailah kami putra-putri yang shaleh-shalehah  yang berguna untuk keluarga, bangsa, dan agama"

Surga Yang Kau BerikanWhere stories live. Discover now