Part 11

4.7K 347 39
                                    

Selamat malam semuanya...

Adakah yang masih menantikan kisah L&L ini? Semoga masih ya.

Sebelumnya maaf untuk semuanya karena updatenya lamaaaaa buanget ya? Maaf ya, karena saya sibuk dikehidupan nyata juga ide yang selalu datang disaat tidak tepat. Sekalinya saya punya waktu akhirnya ide malah menghilang entah kemana.

Makasih ya kepada semua pembaca yang sudah menyempatkan diri membaca dan memberikan commentnya. Saya sadar saya masih penulis amatir yang harus banyak memperbaiki diri. Maaf jika comment kalian tidak saya balas, namun saya selalu membacanya dan menjadi motivasi untuk melanjutkan cerita ini.

Akhir kata, saya mengucapkan selamat membaca ya. Untuk update selanjutnya, saya belum bisa memberikan janji.


Louise sadar dia sekali lagi berada didalam mimpinya. Mimpi yang sama dan setiap malam selalu datang menghiasi tidurnya. Dia bermimpi dikelilingi pintu-pintu yang berwarna warni. Ada 5 pintu namun anehnya semua pintu itu dirantai dan digembok dengan kuat seakan orang yang menguncinya tidak ingin membiarkan siapapun masuk kedalamnya. 

Namun, untuk pertama kalinya Louise berada dalam mimpi itu dengan sebuah anak kunci ditangannya. Entah kenapa, Louise mempunyai keyakinan kunci ini adalah kunci dari pintu paling pertama yang berwarna pastel. Ketakutan dan keraguan menyergap hati Louise yang merasa penasaran akan sesuatu dibalik pintu tersebut. Dia merasakan firasat yang kuat bahwa dia bisa mendapatkan ingatannya kembali jika mempunyai keberanian untuk memutar anak kunci tersebut dan membuka pintunya.

Sebuah suara penuh kecemasan memanggilnya, suara lembut  pria yang selama ini selalu menemaninya dan membuainya dengan segala perhatian dan kasih sayang yang membuatnya merasa nyaman. Tangannya yang gemetar sejak tadi turun dengan perlahan. Dilemparnya anak kunci tersebut entah kemana dan hanya terdengar suara berdenting .Tidak, dia tidak ingin mengingat masa lalunya, yang kemungkinan besar akan menghancurkan kebersamaannya dengan pria yang dicintainya.

Biarlah dia dikatakan pengecut, namun jika disuruh memilih antara Luke dan masa lalunya,dia akan menjawab tanpa ragu. Pilihannya adalah Luke sebab pria itu adalah masa sekarang dan masa depannya. Louise berbalik dan menjauhi pintu-pintu tersebut, berlari ke arah suara yang memanggilnya.

Biarlah pintu-pintu itu terkunci selamanya, ucap hati kecilnya .


Luke merasakan kecemasan luar biasa ketika mendapati kondisi Louise yang terbaring pingsan serta tulisan merah dilantai yang seolah mengejeknya. Wajahnya mengeras karena amarah ketika menyadari ada seseorang yang baru saja menyelinap ke dalam rumah kediamannya yang penjagaannya begitu ketat bahkan meninggalkan jejak disana.

Tulisan merah dilantai tersebut seolah ditinggalkan pelaku untuk mengejeknya dan seolah memberitahunya bahwa dia bisa melakukan lebih dari ini tanpa disadari siapapun.

Dengan sigap, digendongnya Louise yang masih belum sadar ke dalam kamarnya sambil memerintahkan orang-orangnya untuk melacak apakah ada jejak yang ditinggalkan pelaku. Namun, melihat kelihaian penyusup ini, Luke meragukan akan ada sesuatu yang bisa ditemukan nanti.

Louise terlihat sedikit gelisah dan bergumam kecil membuat Luke semakin cemas akan gangguan psikologi yang disebabkan penyusup tadi. Harusnya dia percaya dengan firasatnya dan tidak meninggalkan wanita itu di rumah. Luke terlalu menganggap remeh musuh mereka yang bergerak cepat serta licin.

Teringat kembali dengan perkataan Seth beberapa waktu lalu tentang Robert Adams. ''Pria itu belum mati dan satu hal yang pasti akan dilakukannya adalah membalas pengkhianatan Lou padanya. Sebab bagi pria itu, Lou lah yang menghancurkan semua rencananya.''

The Impossible DreamWhere stories live. Discover now